Him, Her

4.3K 504 9
                                    

“ Aku tidak menyangka, waktu berjalan secepat ini. ”

Setelah kurang lebih 2 jam mereka saling terdiam di ruang rawat Hana. Akhirnya Yoongi membuka suara, Hana yang sedari tadi menatap keluar jendela akhirnya menatap Yoongi. Dia mengangguk pelan.

“ Ya, semuanya terlalu cepat berlalu. Semuanya berubah, Taemin, Yoonji, kau, Irene, Hyera, bahkan Taehyung. Hanya aku yang tetap sama. Aku tetap mencintai orang yang sama, berpijak di tempat yang sama, dan masih melihat orang yang sama. ” Hana menekuk kedua lututnya dan memeluknya.

“ Lupakan saja. Dia sudah bahagia disana. ” Kata Yoongi.

“ Aku sudah kucoba puluhan bahkan jutaan kali. Tapi kau tau? Tidak ada yang berhasil, jadi aku memutuskan untuk menyimpannya di dalam sini. Untuk diriku sendiri. ” Kata Hana sambil memegang bagian jantungnya.

Dan tidak lama, mata Hana menatap keberadaan seseorang di luar pintu, matanya menangis, Hana tau betul itu.

“ Ji, kaukah itu? Masuklah. ” Panggil Hana.

Dan benar, itu Jihyun. Dia masuk dengan mata memerah seperti orang yang habis menangis. Dia mendekat pada Hana, mengambil jarak sedekat mungkin.

“ Kau menangis? Ada apa? Kau ada— ”

Perkataan Hana terhenti seketika. Saat secara tiba-tiba, Jihyun memeluknya, erat. Percayalah kalau Hana merasa ini bukan Jihyun tapi Jimin. Park Jimin miliknya, tengah memeluknya. Awalnya Hana ragu, tapi kali ini hatinya yang menang. Dia membalas pelukan Jihyun dan bersandar di pundak itu. Aroma lemon ini adalah milik Jimin.

“ Terimakasih, Ji. ” Kata Hana.

“ Terimakasih kembali. ” Jawab Jihyun lalu melepaskan pelukannya.

“ Oh iya, kenalkan. Ini Yoongi, temanku. Dan Yoongi, ini Jung Jihyun, tetangga sekaligus markering manager di kantorku. Aku tau, dia memang sangat mirip dengan Jimin. ” Hana mempeekenalkan Jihyun pada Yoongi begitu juga sebaliknya.

“ Senang bertemu denganmu. ” Jihyun tersenyum dan mengulurkan tangan.

Sementara Yoongi sedang terpaku, dia diam sejenak mengamati Jihyun sebelum beeujar mantap.

“ Tidak Hana. Bukan mirip. Mereka orang yang sama. ” Ucap Yoongi serius.

Ah, aku lupa Hana. Aku ada janji dengan Saeron, aku akan kembali nanti. ” Pamit Jihyun yang segera melangkahkan kakinya menuju pintu.

Tapi dia tidak berhasil keluar karena Irene juga tengah terpaku di depan pintu, dan Jihyun berhasil membuat Irene menjatuhkan 2 cup hot coffe miliknya.

“ K... Kau? ” Gagap Irene.

“ H... Hai. ” Satu kata, setelah itu Jihyun segera pergi.

“ Dia aneh. ” Kata Hana, sementara Irene dan Yoongi masih terpaku dan hanya saling bertukar pandang.

Hanya mereka yang tau, sebenarnya apa yang terjadi?

°
°
°

12 jam berlalu sejak Hana sadar, tapi Taehyung masih belum menemuinya. Sementara saat ini jam dinding menunjukkan pukul 10 malam. Hana mendesah pelan sebelum membalik badannya menghadap ke jendela, dia bisa melihat langit malam yang cerah. Malam ini, semua bintang dan bulan bernyanyi untuknya. Satu hal lagi, Hana tidak bersedih karena kehilangan janinnya. Bukan karena dia tidak menyayangi bayinya tapi karena Hana tau. Di sana, bayinya pasti sudah bersama Jimin. Jimin pasti sedang menggendongnya.

Happy birthday to you.... Happy birthday to you... Happy birthday... Happy birthday... Happy birthday to you... ” Hana tersentak, dia bangkit dari tidurnya dan menghadap ke pintu.

Taehyung datang, dengan sebuah cup cake dengan satu lilin kecil di atasnya. Juga sebuah buket bunga mawar merah dan balon berbentuk ♥. Taehyung mendekat, mengambil jarak sedekat mungkin dengan istrinya.

“ Selamat ulang tahun pernikahan, sayang. ” Ucap Taehyung yang berhasil membuat Hana meneteskan air matanya.

Hana bahkan lupa kalau sekarang adalah ulang tahun pernikahannya yang ke 6. Dia menangis haru sambil menatap Taehyung.

Hehe... Maaf, seharian ini aku mengurus Yoonji jadi aku tidak sempat ke toko kue, aku mampir ke toko kue saat kemari tapi yang tersisa hanya ini. Aku tau, mungkin ini adalah ulang tahun pernikahan terburuk tapi percayalah, aku sudah melakukan yang terbaik. Apa kau menyukainya? ” Tanya Taehyung sambil tersenyum ragu.

Hana masih menangis dan menatap wajah suaminya.

“ Aku menyukainya. ” Kata Hana sambil menghapus air matanya.

Make a wish? ” Kata Taehyung.

“ Kau juga. ” Jawab Hana.

Dan mereka berdua mulai memejamkan mata dan berdoa untuk kehidupan pernikahan mereka.

Tuhan, kalau Kau memang izinkan dia menjadi pendamping hidupku yang terakhir. Aku ingin Kau jaga hubungan kami, tapi kalau dia masih bukan orang yang tepat. Aku ingin Kau jauhkan aku darinya, secara perlahan. Karena aku tau, Kau akan memberikan aku pria terbaik. ”— Hana.

Tuhan, aku tidak ingin meminta sesuatu yang rumit. Aku hanya ingin Kau berikan satu hal untukku. Aku ingin Kau berikan setiap kebahagiaan untuk Hana. ”— Taehyung.

Setelah mereka membuka mata bersama, selanjutnya mereka meniup lilin. Taehyung memberikan buket bunga itu pada istrinya, meletakkan kue di meja dan memeluk Hana erat.

“ Maafkan aku karena terlambat. Maaf karena tidak ada untukmu. Maaf karena membuat bayi kita pergi. ”

“ Dia tidak pernah pergi, Tae. Dia... Dia ada di sini. ” Hana menunjuk tepat di bagian jantung Taehyung.

“ Dan maaf untuk kejadian malam itu. Aku benar-benar tidak sadar, aku tidak tau kalau ternyata kami— ”

“ Jangan lanjutkan, aku tidak ingin membahasnya. Diam saja, aku ingin memelukmu. Aku tidak perduli apa yang akan kau lakukan selanjutnya. Karena aku sendiri tidak tau. Akan sampai kapan kita terikat dengan pernikahan ini? ” Kata Hana.

“ Apa maksudmu? ” Taehyung mengernyit dan Hana hanya menggeleng pelan.

“ Aku punya sesuatu untukmu. Tunggu. ” Taehyung melepaskan pelukannya dan merogoh saku kemejanya dan mengambil sebuah kotak kecil berwarna biru.

Taehyung membuka kotak itu, menampilkan sebuah kalung emas putih berliontin kata ‘ Tae ’ dalam hangul. Dengan mata berlian putih di setiap sudut hurufnya, kalung itu terlihat sangat indah yang mampu membuat para wanita bertekuk lutut pada Taehyung hanya untuk mendapatkan kalung itu.

“ Kenapa liontinnya harus nama depanmu? ” Heran Hana.

“ Mungkin kau lupa kalau putra kita, juga memiliki nama depan ‘ Tae ’. ” Jawab Taehyung yang dibalas senyuman oleh Hana.

“ Kau suka? ” Tanya Taehyung sambil memakaikan kalung itu di leher istrinya.

“ Sangat. Dengan begini, di manapun aku berada. Aku akan selalu mengingat putra kita. ” Kata Hana lalu memeluk Taehyung erat.

“ Terimakasih. ”

“ Tidak sayang. Terimakasih. ” Taehyung mengecup puncak kepala istrinya.

Tanpa mereka tau, seseorang tengah memperhatikan mereka dari luar pintu. Dia tersenyum lalu berujar dengan pelan.

“ Kupastikan kau tidak akan menangis lagi, Hana. ” Ujarnya lalu pergi begitu saja.




To Be Continue...

Hai guys
Stay tuned ya
Bye ♥❤😻

Hiraeth ; PJMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang