07

844 102 31
                                    

Hari ini hari minggu, yang mana berarti sekolah libur.

Tapi geng android abal-abal ini tetep gamau terpisahkan barang sehari. Mereka pun memutuskan utk hang out. Hang outnya di rumah Markus :v

"Aku merasa terpanggil..." Gumam papah Hank sembari melirik sinis ke Author.

Hang out, pah. Bukan Hank out :'v

Oke lupakan...

"Kita jadi kan main monopolinya?" Tanya Luther.

Iya. Mereka rela jauh2 datang ke rumah Markus cuma buat maen monopoli :')

.

Sejam berlalu. Mereka masih asyik main. Markus yang menunggu giliran pun memutuskan untuk mengecek Instangarem.

"Astaghfirullah..." Gumamnya kemudian. Entah apa yang telah ia lihat. Gumamannya mengundang sedikit perhatian teman-temannya namun mereka kembali lanjut main.

"MasyaAllah..." Gumamnya lagi namun kini agak nyaring.

"Apa si?" Tanya Kara yang penasaran.

"Ga... Gua cuma... Aduh... CPU gua blank!" Markus pun nonaktif dengan sendirinya. Tapi, emang mereka pake CPU ya? Au ah.

North pun panik dan segera menolong yayangnya. Sementara Josh, ia mengambil smartphone milik Markus, bermaksud ingin melihat apa yang membuat Markus mati eh nonaktif.

"Allahu akbar!" Pekik Josh setelah melihat apa yang terpampang di smartphone Markus.

Yang lainnya menjadi penasaran dan langsung menoleh, lalu rusuh ingin melihat apa yang telah dilihat oleh Markus dan Josh juga.

Mereka pun akhirnya melihat sang biang kelabang eh keladi.

Yaitu video seorang botjah dengan tampang imoet nan gemeshhinn sedang bergaya-gaya dengan aplikasi yang pernah membuat North hampir kehilangan kewarasannya.

"Ini gua boleh ganti mata gak sih? Rasanya mata gua jadi berat gara-gara barusan ngeliat sesuatu yang tak seharusnya diliat." Ucap Simon yang kini ingin sekali mencopot matanya lalu membuangnya.

"Eh gila anjir! Ni bocah fansnya ngeri amat! Sampe-sampe nganggep dia Tuhan!" Ucap North yang miris melihat komenan para kids nowadays untuk botjah itu.

"Duh, miris gua bacanya..." Ucap Kara.

"Rasanya pengen musnahin aplikasinya, tapi aplikasinya gak salah apa-apa. Kalo musnahin orangnya ntar gua masuk neraka..." Gumam Luther yang dilema.

"Ralph kasian sama ortu mereka..." Ucap Ralph yang kini juga sedih.

"Hah... Ngefans boleh. Tapi gausah sampe lu jadi kek budaknya gitu... Bahkan nganggep dia sebagai derajat yang lebih tinggi dari manusia."

Tumben nak Connor ngomongnya bener :')

.

.

Oke... Ini chapter ku ketik baru tengah malem tadi.

Soalnya ku udah ga tahan sama kelakuan 'beberapa' kids nowadays :'(

Kadang miris liatnya....

Detroit: Become Kidz Jaman NowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang