16 : Barriers

1.7K 281 21
                                    

Ssssssurprise :'

Focus; otherside

Notes; sorry for typo and drama, alurnya campuran, ada 2 part buat judul ini.

T E R R O R

Kim Mingyu atau sebut saja Mingyu, Aming, Item, atau apalah itu. Remaja laki-laki ini baru saja menginjakkan kakinya kembali ke tempat yang pernah ia tinggalkan.

Langkah kaki membawanya menuju gedung administrasi untuk mendaftarkan ulang dirinya sebagai siswa di sekolah ini lagi. Mingyu tersenyum mengingat rencananya untuk memberi kejutan kepada teman-temannya.

Memang dulu Mingyu pergi tanpa pamit, teman-temannya tahu saat keesokan harinya mereka tidak mendapati keberadaan Mingyu di setiap sudut sekolah. Berbeda dengan Yuju, ia berpamitan terlebih dahulu baru pergi dan teman-temannya pun sempat mengantarkan walau hanya sampai loby.

Jadi dapat disimpulkan, Mingyu pulang tak diantar. Datangpun tak diundang. Seperti sekarang ini.

Membayangkannya pun Mingyu sudah merinding. Ia jadi mengingat sebuah mainan khas Indonesia yang sering dikaitkan dengan hal mistis.

Jailangkung.

Mingyu bergidik ngeri.

Setelah menyelesaikan administrasinya, Mingyu segera menuju ke dorm siswa. Ia sengaja meminta kamar sementara untuk beberapa hari kedepan sebelum ia benar-benar menampakkan diri dihadapan teman-temannya.

Jika kalian pikir kembalinya Mingyu ke sekolah ini semata-mata hanya karena ingin kembali berkumpul dengan ceesnya, kalian salah. Banyak hal yang harus Mingyu selesaikan di sini. Terlalu banyak benang kusut yang sudah berteriak meminta diluruskan.

Hari mulai petang, Mingyu melangkahkan kakinya keluar dari dorm hendak mencari udara segar. Namun langkah kakinya terhenti ketika mendengar pengumuman yang dikumandangkan melalui pengeras suara yang ada di setiap sudut gedung.

Bunyi sirine samar-samar mulai terdengar. Beberapa saat kemudian halaman sekolahnya yang sepi kini menjadi lautan manusia dengan seragam khas kepolisian dan petugas dari ambulan.

Rahangnya mengeras, sedetik kemudian wajahnya dihiasi senyum sinis yang terlihat menyeramkan sekaligus menawan.

"Gue bakal bikin kalian menyesal atas apa yang udah kalian lakuin."

Mingyu memutar balik tujuannya dari yang semula hendak ke coffee shop menjadi ke gedung B sekolah.

Sekolah terlihat sepi, mengingat pengumuman tadi yang menghimbau siswa agar tidak berkeliaran di luar dorm.

Mingyu berjalan seorang diri menyusuri koridor yang tampak tak menyeramkan sama sekali. Tidak seperti di film-film horror yang menggambar koridor sekolah akan terlihat sangat seram di malam hari.

Pencahayaan yang sempurna mengawal langkah Mingyu menuju ruang admin club renang di sekolahnya yang sering ia jadikan markas untuknya ketika malas mengikuti kelas kimia.

Benar, Mingyu sama sekali tidak tertarik dengan pelajaran aneh tersebut. Atom yang kecil dan tidak terlihat untuk apa di cari? Untuk apa dihitung? Lebih baik menghitung berapa kali Eunwoo marah dalam sebulan. Karena jawabannya pasti tidak pernah.

Sesampainya di persimpangan yang akan membawanya ke perpustakaan jika belok kanan an membawanya ke ruang club renang jika belok ke kiri, Mingyu berhenti. Matanya menelisik ke arah pintu perpustakaan.

Menemukan dua orang yang dikenalnya sudah cukup lama.




"Gimana? Udah lo kirim?"

Terror - 99 line's ft. 97 line's [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang