[23] Dia. Budak. Ku

39.1K 1.5K 56
                                    

Author mau curhar bentar :))

Bahasa author gak sopan. Maaf maaf :))
..

Terkadang jadi penulis itu ada yang enak dan gak enak. Kenapa Author bilang gitu. Author entah kenapa rasanya kesal dengan pembaca diam alias sider. Why? Apa susahnya buat mencet bintang. Kalau baca offline trus pencet bintang trus online lagi juga bakal masuk kok.

Hmm rasanya kemarin Author lelah dengan sider. Author iri sama penulis penulis lain yang votenya bisa dibilang bolehlah sebanding dengan viewnya. Author coba liat Eps 1, View 14K Vote 400an bukannya gak brsykur tapi Author ngerasa 'apa cerita yang gue buat kurang menarik yaa?' ' apa covernya kurang bagus? Rasanya gue bikin cover sama orang yang pas' 'apa alur gua monoton aja?' 'Apa karya gue jelek ya' 'apa semuanya gak niat baca yaa' 'apa gue' 'apa gue..' semuanya berenang renang di kepala Author :'(

): Ingin banget Author unUp semua cerita Author lalu delete wattpad but I can't. Author terlalu bermimpi untuk jadi penulis, novelis. Impian Author dari kecil.

Jadi Author minta aja keikhlasannya buat mencet bintang walaupun offline :) Author jg mau blng makasih buat yang udah vote sebelum-sebelumnya :)) love you all my readerous♡
..

Lain dengan Joy yang masih belum goyah untuk memindahkan kakinya ketempat yang di suruh Alex.

"Kapan kau tiba Bianca?" tanya Alex.

"Hmm aku baru saja tiba dan langsung menemuimu." Sosok wanita di samping Alex bergeliat dan menghirup hirup aroma Alex.

"Aku rindu kau Alan."

"Hum."

Bianca memeluk tubuh Alan dan menggesekkan kedua payudaranya ke dada bidang Alex berharap menaikkan rangsang Alex tapi entah sesexy apapun wanita di depannya ini tetap membuat adik kecilnya tak bangun. Pernah sekali bangun juniornya alias adik kecilny saat ia mengecup bibir ranum Joy. Entahlah kenapa sudah bangun saja karena hal spele. Mengecup.

"Boleh aku menjambak rambutnya?" tanya Joy dalam hati.

Ada apa ini? Joy merasakan emosi yang cukup tinggi saat melihat Alex lembut kepada wanita sexy di depannya. Wanita itu memakai drees maroon yang sangat pas di tubuhnya sehingga memperlihatkan dan menonjolkan bagian bagian yang membuat hawa nafsu para pria melonjak naik.

Joy memperhatikan kedua insan di depannya ini "Wanita itu tak lebih dari sebuah sampah. Mereka lebih rela menjajakan kehormatannya demi uang, dan bodohnya demi orang yang mereka anggap 'sayang'. Padahal rasa 'sayang' itu tiba saat kita saling nyaman dan sebuah rasa itu bisa saja sirna. Namanya manusia mudah jatuh hati dan mudah jatuh sakit," ucap Joy dalam hatinya.

"Siapa kau? Berani sekali melihati kami seperti itu, hmm?" tanya Bianca.

Alex menoleh ke arah sampingnya dan mendapati Joy yang masih berdiri dan setia menontonnya dengan Bianca.

"Ada apa? kau masih disini Fio? Kau belum mengerjakan apa yang kusuruh?"

"Alan.. apa dia pembantumu?" Bianca berucap sedijit manja di intonasi kalimatnya.

"Hum.." Alex menjawabnya sembari menganggukkan kepalanya tapi tanpa melihat ke arah Joy.

"Teganya.." ucap Joy. Joy membalikkan badannya kemudian berjalan menuju tamu tamu Alex yang lainnya.

"Istirahatkan dirimu dikamar tamu dan jangan masuk ke kamar seberang kamarku," ucap Alex kembali dingin kemudian menjauh dari Bianca.

"Ck. Pria itu tak sama sekali berubah."

She's my slave Where stories live. Discover now