[42] Strategi #Pengamat

14.7K 590 45
                                    

Hai👋 pertama tama. Author kesal sekali dengan sider. Lagi lagi dan lagi. Author kesal apa salahnya untuk vote :( pembaca 1K lebih yanh vote kuranh dari setengahnya ;(

apa ceritaku buruk rupa?

Jika iya. Kalian para sider bisa komen di kolom komentar, dan author pun bisa memperbaikinya bukan hanya baca.

Vote dan kritik memberi author motivasi :"( kenapa kalian susah sekali? Kenapa author harus mengemis ngemis seperti ini dulu :') author mohon banget buat kalian yang tangannya ringan.

"Pahala buat orang senang"

Vote kritik, itu ga susah kan? Jika ini terulang lagi terpaksa sangat terpaksa aku harus menamatkannya dalam keadaan gantung :(

#authorsedihbanget
..

Joy masuk ke dalam lemari rahasia lagi kemudian meletakkan anak kelinci di atas meja beserta tas kecilnya.

Joy mengambil jarum suntik lalu mengambil sekitar 1,5 cc cairan pada botol pertama lalu menyuntikkannya pada anak kelinci pertama dan begitu selanjutnya hingga botol yang terakhir.

Joy memperhatikan dengan seksama anak anak kelinci itu dan beberapa menit kemudian dua diantaranya kejang kejang dan yang lainnya masih tetap hidup.

"Coba bagaimana jika aku gabungkan semuanya," ujar Joy lalu menyuntikkan ke kelinci itu dari masing-masing botol kemudian dia takjub dengan hasilnya. Kelinci itu bergoyang seperti kejang selanjutnya batuk batuk dan mengeluarkan darah.

Joy tersenyum. Lalu ia menuangkan campuran itu kedalam satu botol dan botol yang tidak mengeluarkan reaksi apapun ia masukkan ke dalam jarum suntik.

"Aku akan memanipulasi dengan jarum suntik ini," ucapnya.
..

Jonathan terus berjalan untuk menuju rumahnya yang hanya ditinggali dua manusia. Dirinya dan David.

Sesampainya ia di kediamannya. Ia melihat seorang pria gendut tengah memegang segelas bir.

Kebiasaanya sejak kecil, bahkan sejak ia belum bisa berjalan adalah bukan dia atau ayahnya menghampiri dirinya dan menanyakan 'bagaimana harimu indah?' Itu tidak akan terlontar dari mulut ayahnya. Jonathan terus berjalan menuju parkiran.

"Akan kemana kau?" tanya David. Jonathan menghentikan langkahnya. Ia mendudukkan meja makan.

"Bukan urusanmu."

Prangg David memecahkan gelas yang berisi bir itu dengan menggenggam gelas itu dengan kekuatan penuh dan berkata "Masih menjadi urusanku."

"Hmm."

"Kenapa kau ledakkan Hotel itu?"

"Aku suka."

"Aku tidak suka Nathan."

"Hei pak tua! Apakah kali ini saja aku tidak boleh melakukan apa yang ku suka?"

"Anak kurang ajar!"

"No no no David. Pertama, aku bukan anakmu. Kedua, kita orang asing yang hanya tinggal di dalam satu rumah yang sama. Ketiga, aku melakukannya karena aku ingin."

"Kau menghancurkan bisnisku! Anak sialan!"

"Kau bisa mencarinya lagi, sial pak tua."

"Kau pikir mudah? Kau tidak tau diuntung. Sudah ku ambil dari ibumu."

"Aku tidak menginginkan kau mengambilku dari ibuku. Aku tidak ingin dan tidak berharap kepadamu."

"Tau begini ku lupakan saja, menyusahkan saja. Tch."

She's my slave Where stories live. Discover now