9. Benar-benar Honey Moon

4.2K 572 203
                                    

Kangen acu nda? Ehehe
Maaf ya menunggu lama:"))
So LEZGETIHT!






Seongwu yang masih belum sadarkan diri, digendong Daniel menuju resort mereka. Daniel masih kepikiran, gimana kalau tadi dia nggak dateng? Gimana kalau tadi Seongwu nggak ada yang nolongin? Tapi, untungnya aja Tuhan masih kasih jalan agar dia bisa bertemu Seongwu dan memastikan Seongwu baik-baik aja walaupun yang baik cuma fisiknya aja, tapi kalau psikisnya Daniel nggak yakin.

Sampai resort, Daniel langsung merebahkan tubuh Seongwu ke ranjang dan melepas sepatu yang dikenakan Seongwu. Sesudah itu Daniel melangkahkan kaki menuju dapur dan kembali membawa baskom berisi air hangat dan handuk kecil lalu mulai membasuh tubuh berkeringat Seongwu. Lelaki itu juga mengganti baju yang dikenakan Seongwu menjadi piyama agar Seongwu bisa nyaman dalam tidurnya.

Setelah itu, Daniel gantian membersihkan tubuhnya dan sesudahnya merebahkan dirinya di samping tubuh Seongwu.

Dalam tidurnya Seongwu gelisah dan hal itu membuat Daniel duduk di ranjang mengulurkan tangannya untuk menyentuh kening Seongwu yang berkerut lalu mengelusnya pelan. Berharap tidur Seongwu kembali tenang. Bukan hanya kening, Daniel berganti mengusap surai lembut Seongwu dan mencoba menyingkirkan poni Seongwu yang mulai memanjang sampai hampir menyentuh mata yang berbentuk seperti mata kucing. Ok, ingatkan Daniel untuk menyuruh Seongwu memotong poninya.

Entah Daniel kerasukan apa, tapi wajah Daniel makin lama makin mendekat ke wajah Seongwu. Tau-tau saja bibirnya sudah menyentuh kening Seongwu dengan lembut. Sambil memejamkan mata Daniel mengecup pelan kening Seongwu. Ia hanya mengikuti apa kata otak dan hatinya untuk memberikan kecupan kepada lelaki yang selalu membuat Daniel khawatir setengah mati.







"Jangan terluka lagi, Seongwu.."
















Sudah sejak dari pagi saat Seongwu dan Daniel membuka matanya, Hua Hin dilanda hujan deras yang membuat mereka tidak bisa kemana - mana. Hal itu membuat Seongwu bete setengah mati.

"Niel, kemana gitu yuk! Bisa mati bosen nih gue ngendep aja di sini." Seongwu merengut dan itu membuat Daniel mengalihkan perhatian dari ponselnya.

"Hujan diluar, lo juga masih sakit. Nggak usah aneh - aneh lah!" Perkataan Daniel bikin Seongwu mencebik lucu dan menatap tajam kearah Daniel.

"Gue baik - baik aja kok nggak kenapa-napa, lo nya aja tuh yang lebay!"

Daniel kembali berkutat dengan ponselnya dan mengabaikan perkataan Seongwu. Tak lama dari itu ponselnya berbunyi dan ternyata ada sambungan videocall dari Papa Daniel.

"Halo Pa.."

Bukan cuma Papa Daniel yang ada dilayar itu tapi ada Ayah, Bunda bahkan Bang Jae juga ada. Mereka umpel-umpelan menuhin layar hp Daniel.

"Hai Daniell! Aduh anak Papa apa kabar disana? Mentang-mentang lagi honeymoon gak pernah hubungin Papa, asik banget ya disana berduaan dengan dirimu Seongwuuu~" Jiah si Papa malah nyanyi syantik yang bikin Daniel menaikkan sebelah alisnya dan Ayah, Bunda serta Bang Jae udah ngakak di seberang sana.

"Emang lagi syantik tapi bukan sok cantik. Cantik-cantik gini hanya untung dirimu~ pantura di goyang~" Bang jae malah sekarang udah nyanyi sambil asik goyang bikin semua geleng-geleng kepala liat kelakuan si sulung Adhikari.

"Hush.. Hush.. udah-udah kok jadi pada goyang. Nak Daniel gimana tempatnya suka?" Bunda menengahi kelakuan absurd si sulung dan menanyakan tujuan awal mereka telpon Daniel.

"Iya Bun.. suka." Daniel balas dengan memberikan senyuman kecil.

"Yaiyalah Ayah gitu yang ngerekomendasiin" Ayah Seongwu berucap bangga.

Kawin Kontrak? •OngNiel•Where stories live. Discover now