"Tal, jawab cepat. Ayam atau bebek?""...."
"Ayo jawab." Kai menggoyangkan lengan gue yang lagi ngurusin nota-nota buat ngecekin pengeluaran bulanan. Mumpung Srestha udah tidur jadi gue bisa kerja.
"Kamu tuh ngapain sih?" Gue menoleh singkat dan melihat Kai yang sekarang udah duduk di sebelah gue.
"Ayam atau bebek?" Kai mengambil pulpen gue dan menyodorkannya ke depan mulut gue kayak wartawan yang lagi ngewawancara orang.
Ini si bapak kenapa?
"Ayam."
"Sayur atau daging?"
"Sayur."
"Bali atau Lombok?"
"Lombok."
Gue nggak ngerti tapi masih gue jawab-jawabin aja pertanyaan dari Kai.
"Siap-siap nih soal terakhir yang paling sulit. Nilainya 100 poin. Siap ya?" Kai kembali menyodorkan pulpen di depan mulut gue.
"Hmm."
"Kai atau Srestha?"
"Ya Kai lah." Tanpa ragu gue menjawab.
Kai kemudian tersenyum setelah mendengar jawaban gue. Dia meletakkan pulpen kemudian menopang dagu menggunakan sikunya untuk menatap gue. "Sama dong. Aku juga kalau ditanya Mama Zibel atau Ta ya jelas Mama Zibel."
"Mama Zibel mulu ih kamu tuh." Gue melirik sebal pada Kai, seneng banget manggil gue Mama Zibel. Dan gara-gara itu juga Srestha makin susah nyebut nama gue Krystal.
"Ya udah Mama Ital tercinta." Kai tertawa ringan kemudian mengecup pipi gue sekilas. Membuat gue langsung menoleh lagi.
Aneh banget.
"Kamu kenapa sih? Salah makan?"
"Nggak." Kai menggelengkan kepalanya ringan. Bikin gue makin khawatir, ini orang kayaknya salah makan beneran.
"Terus?"
"Terus apa?"
"Aneh aja tiba-tiba nanya kayak gitu."
"Gini ya, dua hal yang paling penting dalam hidup aku, kamu sama Srestha. Kalau dipaksa harus milih, aku milih kamu. Apalagi cuma soal kuliah, yang." Kai menegakkan badannya sambil menatap gue lagi, membuat kening gue berkerut.
"Hah?"
"Kamu tuh coba ya overthinking-nya dikurangin dikit. Semalem kamu ngigau, tidur sambil megangin bajuku kenceng banget terus bilang "maaf ya Kai kamu nggak jadi ke Jepang." Kai menjelaskan ke gue kalau semalem gue ngigau.
Penjelasan dari Kai barusan membuat gue menunduk. Padahal udah seminggu berlalu tapi gue emang masih kepikiran. Dan ternyata semalem gue sampai ngigau. Dan lebih buruknya, kedengeran sama Kai.
"Setiap orang itu kan punya prioritas masing-masing. Kalau ditanya pengen nggak kuliah di Jepang ya jelas pengen. Tapi aku lebih butuh deket sama kamu sama Srestha sama keluarga di sini." Kai mengelus rambut gue pelan.
"Kamu kenapa nggak pernah cerita. Kan bisa kita omongin dulu?" Gue juga bertanya sama Kai. Karena dia juga nggak pernah cerita. Misalnya dia mau kuliah di Jepang kan gue bisa mikir lagi buat ke depannya.
"Udah aku pikirin duluan sebelum cerita ke kamu. Pilihannya cuma dua, kita pindah ke Jepang sementara, sedangkan kamu masih harus ngurusin bisnis kamu jelas bakalan susah. Yang kedua kita LDR, dan jelas aku nggak sanggup kalau tiga tahun harus pisah sama kamu sama Srestha. Udah aku pikirin baik-baik, sayang. Kamu jangan ngerasa bersalah ya? Maaf kalau aku nggak cerita."

YOU ARE READING
Ad Astra Per Aspera
RomanceCerita sederhana kehidupan rumah tangga Kai dan Krystal *private for mature content