06 - Pra-Kompetisi

1.7K 282 27
                                    


"Jisung lolos? Tim inti? Demi apa?"

Chenle nyerocos lebar setelah ia mendengar kabar itu dari kakak sepupunya.

"Iya, kata Hyuck, dia bisa jadi main dancer."

"Wah, hebat ya."

"Ya, aku agak gak nyangka sih..."

"Loh, bukannya kalau udah direkomen sama Pak Yunho udah pasti masuk"

"Masalahnya, Pak Yunho itu ngerekomendasi banyak orang. Kata Bapaknya, orang yang tidak punya talent pun bisa sukses karena kerja keras."

"Trus, menurut Kakak, Jisung nggak punya talent gitu? Dia juara lomba dance loh, di luar negeri juga dia main sama anak-anak dancer."

"Justru karena dia punya talent, Le."

Renjun menghela napas. Mereka saat ini sedang bersantai di ruang tengah setelah sarapan berdua. Jadi wajar saja seleksi kemarin menjadi topik pembuka di hari libur yang tenang.  Jadi menjelaskan kekhawatirannya pada Chenle yang tampak tidak paham dengan situasinya.

"Karena dia punya talent dan hebat pula, aku takut dia bakal sombong dan nggak mau kerja keras nantinya. Menghafal koreo dengan cepat aja sudah membuatku iri. Apalagi dengan dia membuat koreo. Kemampuannya sekarang sudah seperti monster, menakutkan tapi juga menyedihkan. Aku saja yang kenal Jisung bisa iri, apalagi yang lain yang sudah lama berlatih di klub tapi tidak terpilih. Kalau dia sampai..."

Chenle tersenyum menatap kakak sepupunya itu menghela napas kembali. Dibanding khawatir dengan talentnya, Chenle merasa kakaknya lebih mengkhawatirkan Jisung sendiri.

"Ternyata kakak peduli ya."

"Hah?"

"Nope."





------------------------------------

Suara bel rumah membuat Jisung dengan malas membuka pintu. Ia mematung melihat pelaku yang mengusik hari minggunya yang tenang.

"Kak Nana."

"Lama tidak berjumpa, Jisung."

"Ah iya."

"Kau tidak mau memelukku? Kita tidak bertemu lama dan kau sudah berubah dingin sekali. Bukankah aku ini kakak kesayanganmu?"

Jaemin yang merentangkan tangan, membuka pelukan. Jisung mau tidak mau menyambutnya, memeluk satu-satunya orang yang ia kenal di Korea.

"Kau tidak mengabariku kalau pindah ke sini. Kalau aku tidak ke klub kemarin, aku tidak akan benar-benar tahu."

"Aku juga tidak tahu kalau Kak Nana ada di NCT."

"Ya sudah, kita impas."

"Kakak harus cerita."

"Aku bisa saja cerita, tapi kamu yakin mau membiarkan tamu berada di luar pintu seperti ini? Kamu benar-benar tidak menginginkanku, ya?"

Jisung tersenyum, lalu memberi jalan masuk.

"Kakak bukan tamu."







--------------------------------

Di hari yang sama dengan Jisung yang kedatangan Jaemin, Renjun memutar musik di kamarnya. Alunan ringan dari salah satu lagu latar opera ballet The Sleeping Beauty itu membuatnya ingin menari. Dulu, ia pernah belajar tarian untuk opera ini, sebagai laki-laki. Meski tidak terpilih karena ia memilih mengikuti High School Dancer tetapi ia cukup mahir menghafalkan gerakannya. Jujur saja, rekan wanitanya saat itu tidak menarik. Ia akui gerakannya bagus dan anggun, tetapi Renjun tidak bisa merasakan ketulusannya memerankan sang tokoh. Makanya, kali ini ia melangkahkan kakinya sambil membayangkan bahwa dirinya adalah sang perempuan. Renjun tidak pernah mengambil peran yang berbeda sebelumnya tetapi kali ini entah kenapa ia ingin sekali menarikannya.

BABY O CHICK!Where stories live. Discover now