08 - Masih Belum Berkompetisi

1.4K 239 18
                                    




"Kak? Serius?"

Jadi, entah bagaimana Jisung berhasil mendudukkan dirinya di bangku taman tempat anak-anak NCT biasa bersantai. Renjun hanya menghela napas, mengetahui Jisung pasti akan menanyakan keabsenannya dari tim. Terlebih, ia sudah mendapatkan pengumuman lolosnya ke tim inti jadi tidak mungkin dancer lain tidak memberitahukannya.

"Kalau serius, kenapa?"

"Tapi, Kak. Masa gara-gara kakak sakit sebelum lomba lalu sekarang kakak tidak diikutkan? Lagipula aku lihat kakak sehat-sehat saja sekarang."

"Sekarang memang, tetapi mungkin nanti tidak."

"Ya tetap saja, itu bukan alasan untuk mengeluarkan kakak dari tim inti, kan?"

"Kekalahan tahun kemarin adalah kesalahanku. Seandainya aku tidak sakit, tim tidak akan mengubah koreo dan membuat sinkronisasi tim jadi hancur."

"Itu maksudku, Kak. Masa lalu adalah masa lalu. Bukankah setiap orang punya kesempatan kedua? Lagipula biasanya orang yang pernah mengalami kekalahan akan menjadi lebih kuat."

"Sung, kamu terlalu banyak nonton anime."

"Aku tidak nonton anime."

"Baiklah, kamu terlalu banyak main game dan percaya dengan pemeran utama yang dulunya lemah lalu menjadi yang terkuat. Hidup tidak sesederhana itu."

"Lalu kenapa tidak dibuat sederhana aja, Kak? Jisung tidak mengerti."

"Haha," Renjun tertawa kecil. 

"Aku sudah bilang kan? Kalau aku tidak sakit, tim tidak akan mengalami kekalahan yang telak. Sebelum kamu bertanya kenapa Runner Up Kedua adalah kekalahan telak, biar kuberi tahu sejarah dancer NCT. Dancer NCT sejak didirikan selalu menjadi pemenang High School Dancer di bidang performance, tetapi tiga tahun yang lalu adalah kemenangan terakhir kami. Sejak itu, kami selalu menjadi runner up pertama, di belakang Big Seven, tim dari School of Modern Arts. Pelatih bahkan memilih mengundurkan diri setelah tim kalah lagi. Tahun kemarin, kami mencoba merebut tahta. Kami berlatih keras dan aku sadar aku kelemahan tim. Jadi, aku melakukan latihan tambahan di tempat lain. Awalnya aku tidak sadar kalau aku sakit sampai akhirnya aku pingsan saat gladi kotor berlangsung. Dokter mendiagnosa tifus danhari itu juga aku langsung diopname."

Renjun kembali menghela napasnya.

"Kamu tahu, Sung. Saat itu sebenarnya aku menggantikan Nana yang harus operasi punggung, tetapi akhirnya aku malah mencederai diriku sendiri. Saat itu, tim tidak menyiapkan pengganti karena mereka sangat percaya padaku. Aku merasa mengkhianati kepercayaan mereka. Karena itu, aku meminta Haechan untuk mengeluarkanku dari tim inti. Toh, sejak awal aku memang bukan bagian dari tim inti."

"Renjun..."

"Hm?"

"Kamu yakin?"

Renjun mengangguk, lalu memegang pundak Jisung, bermaksud menenangkannya sebelum ia terkejut merasakan tulang-tulang yang menonjol di balik seragam yang Jisung pakai.

"Yak! Kamu makan apaan? Kurus gini?"

"Ku...kurus?" Jisung terbata, tidak menyadari maksud Renjun.

"Astaga. Harusnya aku sudah sadar sewaktu mengukur berat badan dan tinggimu ya. Aku tahu kamu suka popping tapi tidak harus jadi skeleton berjalan juga."

"Tu..tunggu Kak! Aku tidak seperti itu."

"Coba jelaskan dalam satu kalimat kenapa kamu sekurus ini kalau bukan karena kurang makan," Renjun menyela galak.

BABY O CHICK!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang