07 - Pra-kompetisi 2

1.5K 255 11
                                    




"Nggak berubah ya. Masih bayi."

"Kalau kakak dateng ke sini cuma mau bilang itu, nonsense."

"Kejamnya. Padahal aku masih sayang lo."

"Jangan ngegombal kalau kakak nggak serius."

"Serius kok, atau tidak?"

Jaemin terkekeh melihat Jisung yang kerepotan membuat teh untuk tamu bukan tamunya. Ia berulang kali menuangkan gula, berpikir masih belum cukup hingga Jaemin menghentikan tangannya.

"Kenapa? Kakak suka yang manis kan?"

"Aku memang suka yang manis, tapi tidak sebanyak ini. Lagian, kenapa teh coba? Kamu kan tahu kalau aku sukanya kopi."

"Masih ngopi, Kak? Bukannya kakak udah diopname beberapa kali? Masih berani ngopi juga?"

"Wah, aku tersanjung kamu tahu aku diopname, dari mana?"

"Dari papa, dan papa tahunya dari Tante, siapa lagi."

"Tante? Nggak berniat memanggilnya Mama? Mereka akan menikah lo."

"Kak..."

Sangat panjang jika ia ceritakan tentang bagaimana silsilah hubungan mereka. Awalnya Jaemin hanya seorang kakak kelas kelewat tampan yang menghampirinya ketika ia baru masuk SMP. Sebagai siswa baru, Jisung hanya bisa menurut saat kakak kelas yang menggunakan emblem osis itu menyuruhnya memberikan informasi detail dirinya termasuk biodata dan alamat lengkapnya. Jaemin yang memang menjadi wakil ketua saat itu memberikannya beberapa amanat yang dengan polosnya Jisung ikuti seperti anak ayam kepada induknya. Entah itu membawakan buku, memfotokopikan catatan, menghitung tugas matematikanya dengan kalkulator, membantunya mencatat siswa yang telat, menemani makan siang, atau menemaninya nonton di ruang osis yang berakhir dengan memeluknya; mengatakan bahwa itu film tersedih yang ia tonton.

Baru beberapa minggu kemudian, setelah ia membaca artikel pembullyan, Jisung menyadari bahwa ia mungkin dipermainkan. Ia marah tetapi Jaemin bilang ia hanya ingin berteman dengan adik kelas imut sepertinya. Jisung, sekali lagi karena saat itu ia polos, mengangguk paham. Mereka pun kembali bermain bersama. Saat itu, Jaemin mulai memberikan banyak perhatian untuknya seperti mengajarinya, membantu tugas, membelikan makanan hingga menyuapinya yang membuat Jisung merasakan bagaimana rasanya jatuh cinta di masa SMP. Jisung menyadari Jaemin menyayanginya, meski entah sebagai apa. Sayang, sebelum Jisung sempat bertanya, Jaemin mulai sibuk dengan persiapan ujian akhirnya dan kebersamaan mereka berakhir perlahan. Ia kecewa, tentu saja. Namun, Jaemin selalu menyempatkan diri membalas pesan darinya, meski cuma sekali dalam seminggu.

Dan entah bagaimana ceritanya mereka bertemu lagi di tempat makan. Bedanya, bersama ayahnya dan wanita lain yang ternyata ibu Jaemin. Dengan berbagai kesepakatan, mereka akhirnya menyetujui untuk menjalin pernikahan, hanya setelah kontrak kerja sang ayah selesai. Itulah salah satu alasan kenapa ia pindah lagi ke Korea setelah dua tahun lebih melanglang buana.

"Jisung, aku buat kopi aja ya."

Agak lucu mengetahui bahwa orang di depannya ini akan segera menjadi kakak tirinya. Berpisah setelah pertemuan keluarga, sekian tahun tidak bertemu,  kini bertemu lagi tidak sengaja karena masuk di sekolah yang sama, dan mungkin nanti bertemu di pernikahan orang tuanya.

"Kak, aku nggak mau dimarahi Tante."

Jisung merasa hal ini tidak terlalu buruk. Setidaknya Jisung sudah mengakhiri cinta monyetnya sebelum merambat menjadi sinetron "Aku Mencintai Calon Kakak Tiriku yang Terpisah Dua Tahun dan Ingin Menikah Dengannya".

BABY O CHICK!Where stories live. Discover now