11

7.2K 1.1K 149
                                    

felix dan jeno masih menungggu diluar. changbin bilang ada sesuatu yang harus ia bicarakan dengan hyunjin.

changbin menceritakan apa yag terjadi antara jaemin dan jeno. dan tentu saja hal itu membuat hyunjin sebal.

"panggilin jeno bin"

changbin pun membuka pintu dan menyuruh jeno masuk. dan ia sendiri memilih untuk keluar menemani felix nya.

"hai--cantik" sapa jeno canggung.

"jeno, deketan coba sini kepala nya" pinta hyunjin. jeno pun menundukkan kepalanya.

dan , 'tak

satu jitakan keras jeno dapatkan di kepalanya.

"gue marah. kan udah gue bilang berkali kali jen. jangan prioritasin gue. kok lo bandel banget sih. gue ga mau tau. lo harus baikan sama nana."ucap hyunjin. ia mati matian menahan sakit diperutnya hanya untuk mengomeli jeno.

jeno mengambil tangan hyunjin untuk dienggam nya "tapi gue sayang nya sama lo hyun"

"jeno, please--jangan egois. nana nunggu lo--" hyunjin mengangkat tangan kiri nya dan menunjukkan pada jeno bahwa dijari manisnya kini tersemat sebuah cincin.

"-gue juga udah nikah"

"tapikan kalian nikah tanpa cinta hyun. gue bisa dong--"

hyunjin menyela, "kita emang nikah tanpa cinta. tapi kita nikahnya beneran, kita janji nya sama tuhan. dan itu bukan sesuatu yang bisa dimainin seenaknya. lo ngerti kan jen, sekalipun gue suka sama lo. gue ga bakal ngelepas pernikahan gue gitu aja"

"hyun apa ga ada kesempatan buat gue?" tanya jeno.

hyunjin melirik kearah pintu. dari kaca kecil disana ia dapat melihat bangchan sedang mengintip mereka.

hyunjin menggeleng, "nana jauh lebih baik dari gue jen. gue mati matian bikin kalian jadian itu karena apa coba? karena gue bisa rasain dia yang paling tulus cinta sama lo dibandingin mantan mantan lo dulu" ucapnya.

jeno mengehela napasnya, susah untuk meluluhkan hati hyunjin.

jeno pun menyibak poni hyunjin dan mengecup kening hyunjin lama, "anggap aja itu hadiah buat gue karena nyoba buat ikhlasin lo, gue pulang dulu."

•••

bangchan benar benar sibuk saat hyunjin menelpon nya dengan nomor asing. dia ada janji bertemu dengan orang yang akan membantu menyelesaikan masalah perusahaannya.

saat itu,tinggal satu langkah lagi ia masuk ke ruang pertemuan.

"aku keguguran,maaf" suara pelan dari sebrang telpon membuat bangchan dengan reflek mengubah arah langkah nya. setelah mengetahui dimana letak rumah sakit, bangchan mengirim pesan pada orang kepercayaan nya,jaebum, yang sudah masuk terlebih dahulu untuk menghandle semuanya.

bangchan panik sungguhan. dia kalut. dia takut, sungguh.

masih ingat dengan jelas dibayangannya bagaimana dulu narin mengerang kesakitan karena keguguran.

terlebih, itu anak pertama mereka. bangchan tau bagaiman hancur nya narin saat itu.

dan kini terulang lagi. anak pertamanya dan hyunjin.

bangchan sadar, dia bisa saja jadi alasan mengapa hyunjin bisa sampai kehilangan bayi nya.

meski memang nyata nya begitu.

setibanya bangchan diruang rawat hyunjin , changbin menahan nya agar tidak masuk terlebih dahulu. pemuda Seo itu bilang bahwa hyunjin dan jeno sedang bicara penting.

bangchan tak tau menahu tentang teman teman hyunjin, oleh karena nya ia sempat mengira bahwa jeno adalah kekasih hyunjin.

"maaf anda siapa?" tanya changbin.

mereka memang tak saing mengenal. hyunjin pun tidak pernah menunjukkan wajah bangchan pada dua sahabatnya.

"aku suaminya" jawab bangchan.

matanya kini beralih menatap hyunjin dan jeno didalam. tangan nya seketika mengepal ketika dilihat nya jeno mencium kening hyunjin.

bangchan mundur satu langkah ketika jeno jalan mendekati pintu, jeno keluar dan melihat nya penuh penilaian.

"yah kalau saingannya gini mah nyerah gue" batin jeno saat melihat bangchan mengenakan barang barang mahal yang tak mampu ia beli.

sebelum masuk, bangchan menyempat kan diri untuk berterima kasih pada tiga orang didepannya ini.

"kalian bisa pulang. terimakasih udah nolongin hyunjin" ucapnya.

"hm, kita titip hyunjin ya."

bangchan pun masuk kedalam ruangan dan mendapati tubuh hyunjin yang lemah.

"aku minta maaf" cicit hyunjin.

"gapapa. kita bisa bikin lagi" sahutan bangchan membuat pipi hyunjin memanas.

"janin nya harus diangkat kan? kapan?" tanya bangchan. ia mendudukkan dirinya di sebuah kursi.

"aku minta besok. kalau hari ini, ga siap rasanya"

"hm..." setelah gumaman bangchan hanya keheningan yang terjadi selama beberapa menit.

"tadi--katanya sibuk" ujar hyunjin tiba tiba. dia bukan lah orang yang suka keheningan.

"emang sibuk. lihat kamu bentar, nanti balik lagi" jawab nya

hyunjin hanya ber-oh ria dan lagi lagi hening.

"hyunjin--"

"iya?"

"aku mau hapus rules-nya"

"ha!?"

"uang kuliah dan biaya hidup kamu dan bunda tetap aku penuhi--hanya--" bangchan menggantungkan kalimat nya membuat hyunjin menunggu.

"hanya??" ulang hyunjin, ia bingung.

"hanya--ayo mulai menjadi pasangan suami istri yang sesungguhnya"

🌸🌸


:)

RULES ● [Chan × Hyunjin] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang