[1] Suara-Suara Malam

490 39 14
                                    

"Shel," panggil Karina dari kasur atas. Kamar 823 ini memang difasilitasi ranjang susun.

"Hnng." Shelda menyahut sekenanya. Ia masih merenggangkan otot-ototnya setelah sedetik lalu dirinya baru terbangun oleh bunyi alarm pagi.

"Lo semalem denger suara nggak?" tanya Karina yang masih enggan turun dari kasur atas.

"Suara apa?" Shelda balik bertanya.

"Suara dari sebelah." ujar Karin.

Shelda yang masih sibuk memeriksa notifikasi ponselnya akhirnya berhenti sejenak, dia memiliki firasat buruk.

"Lo kalo ngomong jangan setengah-setengah dong, Rin." protes Shelda pada Karina yang dari tadi berbelit-belit, membuatnya jadi memikirkan hal-hal mistis yang paling dia benci.

"Gue dengar suara orang lagi begituan," lirih Karina.

"Gituan gimana?" tanya Shelda yang kini sudah mengadahkan kepala ke atas demi melihat teman sekamarnya itu.

"Ya gituan." Karina juga melongok ke kasur bawah demi menatap Shelda.
Gadis itu sedang menatapnya tak percaya.

"Beneran tahu, masa gue denger suara desahan gitu." Karina memperjelas ceritanya.

"Abis makan samyang kali." Shelda berkata asal. Padahal dirinya sendiri juga tidak mendengar suara yang dimaksud Karina semalam.

"Lo dibilangin kok nggak percaya sih, Shel."

"Nanti kalo gue denger sendiri baru deh percaya." Balas Shelda sambil berlalu ke kamar mandi untuk cuci muka.

"Heh! Ngawur!" Omel Karina yang akhirnya melipat selimut sebelum benar-benar turun dari ranjang.

"Lagian lo semalem tidur jam berapa sih?" tanya Shelda pada Karina yang sedang berdiri di ambang pintu kamar mandi. Dia mundur selangkah demi memberi ruang bagi Karina untuk cuci muka.

"Gue tidur jam empat, beres nugas langsung merem." jawab Karina begitu selesai mencuci wajahnya pagi ini.

"Lo gue panggil-panggil tahunya udah tidur," imbuhnya sambil menaruh pasta gigi pada sikat giginya.

"Iya, semalem pusing banget. Kayaknya mau pilek nih." Shelda menjawab—masih dengan busa pasta gigi di mulutnya. Karina minggir ke kanan, kembali berdiri di ambang pintu kamar mandi demi memberikan ruang bagi Shelda untuk berkumur.

Usai menyelesaikan kegiatannya di kamar mandi, Shelda kembali ke ranjangnya, melipat selimut tebalnya serta merapikan bantal juga sprei.

"Eh Shel, galon abis tuh." Karina memberi tahu.

"Iya, entar gue turun sekalian beli deh." balas Shelda sambil merapikan ranjangnya.

"Mau ke mana lo?" tanya Karina. Tumben si Shelda mau keluar kamar padahal hari ini hari Minggu. Biasanya gadis itu lebih memilih kelaparan di kamar sambil menonton acara idola kesayangannya.

"Mau beli telor. Stok telor ama sayur menipis." Shelda sudah beralih ke depan lemari pakaian, menarik jaket abu-abu dari dalam sana.

"Nitip nggak lo?" tawarnya pada Karin.

"Nitip roti yang di bawah ya." pinta gadis itu. Shelda mengiyakan, tidak lupa pula untuk membawa galon kosong ke bawah.

"Jangan ditutup rapet, gue nggak bawa kunci." Kata Shelda sebelum melangkah keluar kamar. Dia berjalan menuju lift sambil menenteng galon air minum yang sudah kosong. Sembari menunggu lift terbuka, dia mengecek ponselnya.

Fokusnya pada layar ponsel pun segera teralihkan begitu sepasang pemuda-pemudi nampak bergabung bersamanya untuk menunggu lift.

Dia bisa mengetahui bahwa pemuda di belakangnya itu adalah penghuni kamar 822, tetangganya. Penghuni dari kamar yang menjadi sumber suara yang dimaksud Karina tadi.
Ketiga orang itu masuk ke dalam lift, sama-sama turun ke lantai satu.

Selama di dalam lift, Shelda hanya menatap ke layar ponselnya, dia sibuk membalas pesan yang masuk dari semalam. Karena kemarin dia tidur lebih awal, banyak pesan masuk yang terabaikan, termasuk dari Danish, seorang kawan semasa di sekolah menengah atas.

Danish Nyebelin:
Shel
Udah bobo ya?
22.00

Danish Nyebelin:
Tumben
22.05

Shelda:
Sorry baru baca, hehe
Iya semalem ketiduran

Karena Shelda terlalu larut chatting dengan Danish, dia sampai-sampai tidak sadar ketika dua manusia di belakangnya itu nyaris bercumbu. Namun dentingan pintu lift yang terbuka berhasil menggagalkan aksi sepasang sejoli itu.

 Namun dentingan pintu lift yang terbuka berhasil menggagalkan aksi sepasang sejoli itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai teman-teman 🙋

Aku kembali dengan buku baru, kali ini bukan fanfiction seperti biasanya. Tapi aku harap kalian berkenan baca dan semoga suka yaaa 🙆
Jangan lupa untuk vote dan komentar ya man temanku sayang 😁
Kiss kiss dari jauhhh 💋

Sweet Sour SyrupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang