[8] Sakit

119 22 1
                                    

Ini sudah tengah malam dan Shelda terbangun. Tenggorokannya perih bukan main. Dia mengedarkan pandangan, mencari sebotol air yang biasanya selalu ada di atas meja tepat di sebelah ranjang.

Dia merubah posisi menjadi duduk di atas kasur lalu meraih botol minuman itu, meneguknya seteguk demi seteguk tapi tak juga meringankan perih di tenggorokannya.

Kakinya meraba-raba lantai, mencari sepasang sendal bulunya yang hangat. Dia berniat untuk merebus air, tenggorokannya butuh sesuatu yang hangat untuk meredakan perihnya.

"Shel, ngapain?"

"Astaga," Shelda memekik tertahan, terkejut mendengar suara Karina yang ternyata belum terlelap.

"Minum," Karina paham begitu mendengar suara serak Shelda. Gadis itu hendak memasak air hangat.

"Mau minum teh juga nggak?" tawar Karina dari kasur atas. Dia punya beberapa teh herbal yang bisa dia bagi kalau Shelda mau.

Shelda hanya menggeleng lemah lalu duduk pada kursi di hadapan meja belajar, menunggu air hingga mendidih.

"Oh iya Shel, sepatu lo markir di depan 822 tuh." Shelda mendadak panik mendengarnya.

"Kayaknya ke sapu sama Ayi deh." imbuh Karina. Shelda hanya mengangkat bahu, pura-pura tidak tahu. Jangan sampai Karina tahu kalau tadi dia masuk ke kamar sebelah.

Biarkan saja Karina berpikiran kalau itu semua karena ulah Ayi, bibi-bibi yang biasa membersihkan lorong asrama. Wanita tua yang selalu asal dalam menyapu lorong, hingga memporak-porandakan alas kaki yang tertinggal di depan pintu kamar.

Shelda menarik kabel panci listrik begitu air telah mendidih. Dia menarik gelas kesayangannya lalu menuangkan air itu ke dalamnya hingga sebatas separuh lalu mencampurnya dengan air biasa. Supaya tidak terlalu panas ketika diminum.

Dia meneguk air itu perlahan, terasa betul perih di tenggorokannya mulai mereda. Ingatannya tentang kejadian beberapa jam tadi berkelebat di ingatannya.

Dia tidak habis pikir kalau tetangga sebelahnya, si lelaki brengsek itu berasal dari negara yang sama dengan dirinya.

Jadi selama ini, cowok itu mendengar semua umpatan Karina juga dirinya. Cowok itu pasti tahu ketika Karina dan juga Shelda menggunjingnya sejak kejadian suara desahan malam itu.

Shelda menggelengkan kepala, menolak percaya.

Dia melirik layar ponselnya, pukul tiga dini hari. Lebih baik kembali melanjutkan tidur agar besok pagi dia benar-benar dalam kondisi yang fit ketika mengikuti kelas.

Nih, aku bagi visualisasi huang men ji

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Nih, aku bagi visualisasi huang men ji. Semacam olahan ayam pakai kuah dan beberapa buah. Rasanya mantulsss. Paling enak dimakan pas winter. Selalu antri deh klo mau makan ini setiap bubaran kelas jam makan siang.

 Selalu antri deh klo mau makan ini setiap bubaran kelas jam makan siang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Sweet Sour SyrupWhere stories live. Discover now