Chap. 8

196 18 1
                                    

.
.
Pintu rumah berwarna coklat muda itu diketuk beberapa kali dari luar. Berharap agar penghalang ini cepat dibuka.

Tangannya bergerak gusar, dan mengetuk kembali pintu yang masih tertutup. Bahu sebelah kirinya ditepuk dua kali, untuk menenangkannya. Ia menghembuskan napas.

Chanyeol datang berkunjung, Kris serta Lay juga ikut menemani. Ditangannya ada beberapa buah kesukaan Baekhyun.

Pintu rumah terbuka, dan Chanyeol bisa bernapas dengan lega sekarang. Sang Ibu tersenyum lembut saat mengetahui teman-teman putranya datang berkunjung.

Dengan senyum ramah, sang Ibu mempersilahkan tamu untuk masuk. Diantarkannya mereka kekamar Baekhyun.

Sang Ibu membuka pintu kamar Baekhyun, "Kak, ada teman-teman kamu datang" kata sang Ibu dan mempersilahkan teman-teman Baekhyun untuk bergabung dengan Baekhyun didalam kamar.

Chanyeol masuk pertama kali -setelah mengucapkan kata terima kasih- diikuti Lay juga Kris dibelakangnya. Baekhyun yang tengah berbaring diatas tempat tidurnya juga ikut bangkit berdiri dan mempersilahkan mereka masuk.

"Ibu kebelakang dulu, kalian disini saja menemani Jiwoon. Anggap saja rumah sendiri" setelah berkata seperti itu, Ibu pergi. Tidak lupa menutup kembali pintu kamar anaknya.

"Chanyeol sama Kris-hyung ikut juga ternyata. Aku kira hanya Lay-hyung saja yang datang" kata Baekhyun pertama kali.

"Tadi Lay-hyung mengabariku katanya kamu sakit. Makanya aku cepat-cepat kesini. Kris-hyung saja tadi sampai aku seret" jelas Chanyeol. Dan dihadiahi tatapan tajam oleh Kris.

"Mana mungkin aku nggak ngasih tau Chanyeol, kan?" Baekhyun mengangguk.

"Lagipula, kenapa bisa sakit?" Chanyeol bertanya khawatir. Setahunya, tadi malam Baekhyun baik-baik saja.

"Aku nggak tau, tadi malam setelah pulang badanku terasa nggak enak. Kepalaku juga pusing" cerita Baekhyun.

Diam-diam Chanyeol melirik kearah Kris dengan diam. Seakan keduanya bisa berkomunikasi hanya dengan tatapan mata.

"Lalu... apa ada sesuatu yang kamu ingat?" Kris akhirnya buka suara, setelah sedari tadi berdiam diri.

Baekhyun menundukkan kepalanya, mencoba mengingat sesuatu. Lalu menggelengkan kepala. "Memangnya ada apa? Apa ada yang aku lupakan?" Baekhyun bertanya dengan heran.

Kepalanya terangkat, mata cerahnya memandang Kris penasaran. "Nggak ada"

"Ah, tadi kami mampir beli buah. Ada buah kesukaanmu" Chanyeol menyerahkan kantong berisi buah itu kepada Baekhyun. Dan diterimanya dengan senang.

Ia membuka bingkisan tersebut dan melihat buah kesukaannya didalam sana. "Wah! Ada stroberi" senangnya. Chanyeol tersenyum, melihat Baekhyun yang tertawa seperti ini adalah kebahagiaan tersendiri untuknya.

"Buah kesukaanmu kan?" Baekhyun mengangguk. Dan mengambil satu bungkus stroberi dari dalam kantong.

"Boleh aku pinjam kamar mandi?" Kris bertanya, sambil sesekali melirik Lay.

"Ada di samping dapur hyung. Mau aku antar?" Tawar Baekhyun. "Nggak usah. Lay, ayo" dan ia lebih memilih Lay untuk menemaninya.

"Ah, baiklah" Kris bangkit berdiri setelah itu, diikuti Lay dan keluar dari kamar. Sengaja memberikan ruang untuk Chanyeol agar bisa bercengkrama dengan Baekhyun lebih privat. Meski mereka hanya membicarakan hal yang tidak terlalu penting, biasanya.

"Hyung sengaja kan?" Tanya Lay saat mereka sudah sampai didapur rumah Baekhyun. Ibu tidak ada, kemana?

"Aku sengaja memberi mereka ruang untuk ngobrol lebih banyak. Aku tahu, Chanyeol sangat menderita saat ini" Lay hanya mengangguk setuju. Iya, Chanyeol sangat menderita saat ini. Kasihan bukan? Saat kekasih kita yang sangat kita sayangi melupakan tentang kita.

"Kalian... tahu sesuatu tentang Jiwoon?" Sang Ibu tiba-tiba muncul dari balik pintu -yang entah pintu tersebut menuju kemana, halaman belakang, mungkin-.

Mereka berdua tersentak kaget, terkejut karena kehadiran Ibu yang tiba-tiba. "Ibu tidak sengaja mendengar percakapan kalian, Ibu minta maaf. Tapi, apa kalian tahu sesuatu tentang Jiwoon?"

"Tante, duduklah dulu" Kris memberi saran, sekaligus mempersilahkan Ibu untuk duduk. Sang Ibu menurut, dan duduk di salah satu kursi yang ada diruang makan sekaligus dapur ini.

Kris ikut duduk, didepan Ibu dan Lay yang duduk di samping Kris. "Sebenarnya aku tidak berhak untuk menceritakan ini, aku ingin Chanyeol sendiri yang mengatakannya. Maaf, tante" Kris menjawab dengan sopan. Ia tahu, ini bukan bagiannya. Ia takut salah langkah dan menghancurkan Chanyeol nantinya. Meski itu tidak akan terjadi.

.
.

"Tidurlah, Jiwoon-ah" Chanyeol membantu Baekhyun untuk berbaring di ranjangnya. Ia mengeluh sakit kepala lagi. Setelah minum air putih ia memutuskan untuk berbaring.

"Maaf, Chanyeol" Baekhyun merasa bersalah, meski itu bukan kesalahannya.

"Kamu memang harusnya lebih banyak istirahat. Aku akan pulang saat kamu sudah tidur" Chanyeol duduk dipinggir tempat tidur, disamping Baekhyun yang tengah berbaring dan memejamkan matanya.

Chanyeol memberanikan diri mengelus kepala Baekhyun dengan lembut. Penuh dengan kasih sayang. "Cepatlah sembuh. Aku menunggumu untuk sehat kembali" Chanyeol berbisik masih dengan mengelus surai lembut Baekhyun.

Nafas Baekhyun pelan beraturan, dan tenang. Kali ini Baekhyun sungguh-sungguh sudah tertidur pulas. Chanyeol memasangkan selimut Baekhyun sampai dengan dadanya.

Terakhir sebelum ia pergi, Chanyeol mengusap pelan pipi Baekhyun. Mengusapnya dengan perlahan dan tenang, takut membangunkan Baekhyun.

"Cepatlah ingat semuanya, Baekhyun-ah" Bisik Chanyeol dan mengecup kening Baekhyun cukup lama.

Chanyeol bangkit berdiri, berjalan dengan perlahan kearah pintu kamar Baekhyun. Membuka dan menutupnya kembali dengan pelan. Ia takut suara sekecil apapun akan membangunkan Baekhyun.

Berhasil keluar dari kamar Baekhyun, ia memutuskan untuk menghampiri Kris dan Lay. Ia menuju kearah dapur dan menemukan mereka disana. Tengah duduk bertiga dengan Ibu Baekhyun yang duduk didepan Kris.

Chanyeol memutuskan untuk menghampiri mereka. "Tante. Kami permisi mau pulang" kata Chanyeol saat sudah ada didekat mereka.

"Kamu, Chanyeol kan?"

"Iya, tante. Ada apa, ya?"

"Sini duduk dulu, nak" Chanyeol mengangguk dan duduk disamping Ibu Baekhyun.

"Tante..." Chanyeol menunduk lesu.

"Ibu mau tanya sesuatu sama kamu, boleh?"

"Iya, tante"

"Ibu ingin tau siapa Jiwoon yang sebenarnya. Dan Ibu yakin, nak Chanyeol tau semuanya"

Chanyeol memberanikan diri untuk menatap kedua mata Ibu Baekhyun. "Baekhyun. Byun Baekhyun. Dia.. pacar saya, tante"

Kedua mata Ibu menatap kasihan kearah Chanyeol. "Nama yang indah. Seperti orangnya. Maaf ibu memberinya nama lain"

Chanyeol mengangguk, "gak apa-apa, tante"

"Tante"

"Ya, nak Chanyeol"

"Saya boleh minta tolong?" Ibu mengangguk. "Tolong rawat Baekhyun sebentar lagi. Sampai Baekhyun ingat semuanya" Chanyeol memohon.

"Ibu akan merawatnya. Jiwoon sudah Ibu anggap anak ibu sendiri"

"Terima kasih, tante."

"Kalau begitu, kami pamit pulang dulu, tante" sela Kris.

***

Bersambung...

Remember ? 🐾 ChanBaekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang