ILWD | 2. Monster Kutub

61.1K 2.3K 8
                                    

Kanaya berdiri di balkon rumah yang ia beli dari hasil keringatnya sendiri, rumah minimalis yang memiliki dua tingkat yang sederhana tapi membuat Kanaya sedikit merasa bangga.

Kanaya menghembuskan nafas karas saat tak sengaja teringat kejadian tadi siang yang membuatnya terjebak dengan seorang gadis kecil dan ayahnya yang lebih cocok dikatakan beruang kutub daripada manusia.

"Oh, apa salahku sehingga harus bertemu dengan gadis yang memintanya secara paksa untuk berpacaran dengan sang ayah yang notabenya seorang duda tampan"gumam Kanaya tak sadar.

"Tidak mungkin! Mungkin otakku sedang oleng hingga berfikir pria menyebalkan itu tampan"elak Kanaya bergumam pada dirinya sendiri.

Kanaya berjalan masuk kedalam kamarnya namun saat ia belum benar benar masuk ia bergumam menatap ribuan bintang di langit.

"Dre, aku merindukanmu andai kau tau perasaanku tetap sama seperti pada delapan tahun yang lalu"

Kanaya menutup pintu kamarnya yang terhubung dengan balkon lalu menghempaskan tubuhnya ke sebuah kasur berukuran Queen zise yang terasa sangat empuk.

Drrrtt. Handphone yang berada di atas nakas bergetar sehingga dengan cekatan Kanaya mengambil handphone itu.

Unknown number
Kanaya?

Me
Ya dengan saya sendiri

Unknown number
Msh sndri aj, ngnes bngt

"Bangke ni orang! Belum pernah kena santet online ni ya"geram Kanaya memandang handphonenya sinis.

Me

Saya tidak memiliki banyak waktu untuk meladeni orang aneh seperti anda!

Unknown number
Glk bngt. Ini saya Adrian

Me

Oh_-

Kanaya membuang hanphonenya kasar keatas tempat tidur, jika ia tak ingat bila handphone itu ia dapat dengan susah payah maka Kanaya tak tau akan berbentuk apakah handphonenya itu sekarang.

Selang beberapa menit handphone milik Kanaya kembali bergetar membuatnya menghembuskan nafas kasar untuk menambah pasokan kesabaran.

"Hallo"

"Hm"

"Besok saya jemput"

"Ogah!"

"Hm.. gitu ya? Tapi jangan salahkan saya jika anda saya laporkan atas pembunuhan putri saya."

"Argh, whatever"

"Jadi?"

"Jadi apa?"

"Mau saya jemput atau saya laporkan."

"Ya ya ya, saya bersedia dijemput oleh pria dingin macam anda."

"Good girl, good night and have a nice dream."

"Idih."

Tut tut..

Kanaya menatap geram handphonenya menggenggam benda itu hingga buku buku jarinya memutih, andai ia tak ingat bahwa yang ia genggam adalah barang berharga mungkin benda itu sudah hancur tak berbentuk.

" bullshit!"gumam Kanaya menahan geram, entah kenapa semua kesabarannya lenyap negitu saja saat berada didekat monster kutub itu.

"Lebih baik aku tidur daripada berlarut larut memikirkan monster kutub tak berguna itu"Kanaya mematikan lampu kamarnya menunggu Alam mimpi menjemputnya.

~ ~ ~

Kanaya menggeliat dalam tidurnya tak sadar dua orang manusia menatapnya dengan tatapan berbeda, yang satu dengan wajah datar dengan tatapan dingin yang menusuk sedangkan yang satu menatap dengan penuh binar bagai melihat tumpukan emas.

"Mom masih tidur?"Cecil menatap ayahnya dengan tatapan bertanya.

"As you see"ucap Adrian datar.

"Mom?"gumam Cecil menggoyang goyangkan tubuh Kanaya.

"Egh"desah Kanaya merasa tidak nyaman.

"Heh kebo bangun!"ucap Andrian lantang dengan wajahnya yang berada tepat didepan wajah Kanaya.

"Huaa! Aaaaa tydak!"teriak Kanaya terdengar melengking oleh Adrian dan Cecil.

"Jangan berisik!"desis Adrian dingin.

"Kamu!"geram Kanaya mengepalkan tangannya yang terasa sangat gatal untuk menonjok wajah sok cool milik Adrian.

"Bagaimana kamu memasuki rumahku! Dan perlu kau ingat ini termasuk bentuk pelecehan"geram Kanaya mengomel panjang lebar.

"Ooh"Adrian hanya menanggapi perkataan Kanaya hanya dengan ber oh ria saja mebuat Kanaya makin geram.

"Jadi apa kepentingan kalian datang kerumahku ini, gadis manis?"tanya Kanaya ramah dengan senyum dipaksakan agar tak menyinggung hati anak kecil ini yang lebih pantas disebut setan kecil.

"Aku ingin ke kebun binatang bersama mom"ucap cecil dengan wajah polosnya membuat kekesalan Kanaya meluap entah kemana.

"Tapi mom bilang kita pergi kekebun binatang saat akhir pekan"ucap Kanaya berusaha memberi pengertian pada gadis manis itu.

"Tapikan ini hari minggu"ucap cecil polos membuat Kanaya melongo.

"Ah masasih?"tanya Kanaya syok.

"Liat ini"ucap Adrian dingin menunjukkan jam tangan bermerekkan apple tepat didepan wajah cantik Kanaya.

"Ck. Tak usah sombong, mentang mentang jam tangan mahal"sinis Kanaya sedangkan Adrian hanya mengangkat alisnya tinggi.

"Sana cepat mandi, kami menunggu"perintah Adrian dengan nada bicara sangat datar.

"Ish.. bawel"desis Kanaya pelan agar tak terdengar oleh monster kutub dan setan kecil nan manis itu.

In Love With Duda ( END )Where stories live. Discover now