ILWD | 3. Kebun Binatang

53.1K 2K 5
                                    

Kanaya nampak begitu cantik dengan balutan gaun berwarna biru navy sepanjang lututnya dipadu padankan dengan flat shoes berwarna putih tulang yang makin memancarkan kecantikannya, tak lupa rambutnya yang di kepang satu.

Adrian yang melihat pemandangan wanita cantik didepannya ini yang lebih cocok di sebut sebagai bidadari hanya mampu menutupi rasa memujanya dengan wajah datarnya yang fleksibel, ya bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja apalagi disaat ia harus menutupi gengsinya untuk mengakui bahwa sekarang Kanaya terlihat begitu cantik.

"Lama sekali"ucap Adrian dingin, shit, dasar dramaking, maki batinnya.

"Lama? Aku hanya menghabiskan lima belas menit untuk mandi dan bersiap siap"jawab Kanaya tak ingin disalahkan bahkan Kanaya tidak berdandan, ia hanya sempat menggunakan bedak bayi dan liptint agar bibirnya tak terlihat pucat. Kanaya terima saja jika ia disalahkan karena kelamaan buat alis badai yang lagi zaman zamannya katanya mah kalau alisnya gak badai apalagi yang alisnya tipis itu gak cantik, tapi buat Kanaya, bodo amat.

"Tak ada bedanya dengan wanita lain"celetuk Adrian begitu saja. Double shit, sungguh Adrian tak niat menjadi munafik.

"Daddy! Ayo kita pergi" renggek Cecil tak sabaran menunggu perdebatan antara Adrian dan Kanaya yang tidak akan berujung jika Cecil tidak ambil bagian untuk melerai.

"Sorry, my little angel"gemas Adrian membawa Cecil kedalam gendongannya, Kanaya yang melihat pemandangan indah itu perlahan emosinya terhadap Adrian mulai mereda.

"Aku juga minta maaf ya Cecil"ucap Kanaya menunjukkan senyum lembut pada ayah dan anak itu-- oh, perlu dikoreksi, senyum lembut itu hanya ditunjukkan pada gadis manis itu tidak pada Ayahnya.

"Tidak apa Mom"ucap Cecil dengan suara yang teramat imut pada pendengaran milik Kanaya.

"Ounch, menggemaskannya"gemas Kanaya mencubit pelan pipi chubby Cecil.

"Daddy ayo pergi ke kebun binatang"

"Oke! Let's go to the zoo!"pekik Kanaya girang, berlari menuju mobil sambil menjulurkan lidahnya pada anak dan ayah itu betmaksud menantang.

"Daddy! Ayo kejar mommy!"pekik Cecil kegirangan.

"Pegangan"perintah Adrian sedetik kemudian ia berlari dengan langkah kakinya yang panjang berusaha mengejar Kanaya yang sudah berada jauh didepan sana.

"Haha, aku menang"Kanaya melompat kegirangan sambil menjulurkan lidahnya mengejek anak dan ayah yang menujukkan wajah cemberutnya.

"Mommy curang"protes Cecil mengembungkan pipinya yang makin membuat Kanaya gemas.

"Um, sorry"ucap Kanaya mengambil alih Cecil dari gendongan Adrian.

Adrian membukakan pintu penumpang untuk memudahkan Kanaya yang sedang sibuk menggendong Cecil masuk kedalam mobilnya.

"Makasih"ucap Kanaya tulus dengan senyum manisnya yang membuat Adrian terpaku.

'Sok manis' ucap setan yang membisik di telinga kirinya yang diiyakan Adrian begitu saja.

'Munafik' ucap Malaikat yang berbisik pada telingan kanannya membuat Adrian mendelik tajam entah pada siapa.

"Aku tidak munafik"ucap Adrian tiba tiba membuat Kanaya menatapnya penuh tanya.

"Kau berbicara padaku?"tanya Kanaya polos sambil menujukkan jari telunjuknya pada dirinya sendiri.

"Tidak"ucap Adrian dingin.

Kanaya hanya mampu ber'oh'ria saja menanggapi ucapan Adrian yang terlampau singkat padat namun tak jelas.

~ ~ ~

Kanaya keluar dari mobil mewah Adrian sambil menggenggam tangan mungil Cecil yang sendari tadi tak bisa diam, menggoceh tentang hal yang akan ia lakukan dikebun binatang nantinya.

"Mommy! Cecil pengen liat Elephant"oceh Cecil dengan riangnya membuat hati Kanaya menghangat.

"Iya"

"Daddy daddy, nanti Cecil juga pengen liat monkey, terus Cecil kasih pisang banyak banyak biar monkeynya cepat gede"ocehan polos itu meluncur begitu saja dari mulut Cecil membuat Adrian terkekeh geli.

"Iya sayang"gemas Adrian mengacak acak rambut halus Cecil yang terurai indah.

"Aku akan membeli tiket masuknya terlebih dahulu"ucap Kanaya yang tertuju pada Adrian yang hanya diam.

"Jangan" Kanaya kembali membalikkan tubuhnya yang tadi ingin pergi menuju kasir.

"Biar aku saja"lanjut Adrian menahan tangan Kanaya mbuat Kanaya menatap tangan Adrian bingung.

"Ups, sorry" oh God! Tripple shit untuk hari ini.

"Tak masalah"ucap Kanaya sesantai mungkin lalu menggenggam lengan Cecil dan membawanya berkeliling sambil menunggu Adrian selesai membelikan tiket masuk.

In Love With Duda ( END )Kde žijí příběhy. Začni objevovat