ILWD | 5. Luka Lama

44.4K 1.8K 35
                                    

Flo Come Back!

Happy Reading!

Kanaya beberapa kali menghela nafasnya berat, tak lama lagi mungkin Ia akan gila karena harus berada ditengah tengah Ayah dan anak yang selalu mengganggu kehidupannya yang begitu tenang. Kanaya rasanya ingin pulang kerumahnya karena sekarang tubuhnya yang terasa remuk ini sangat merindukan kasur kesayangannya dan terjun indah kealam mimpi namun sepertinya untuk sementara waktu ini Ia harus mengubur dalam dalam keinginnya itu karena sekarang ini tubuhnya dipeluk erat oleh seorang gadis imut yang lebih cocok dipanggil setan kecil, beberapa kali Kanaya mencoba melepaskan pelukan Cecil pada dirinya dan beberapa kali juga Kanaya hampir membangunkan tidur nyenyak putri dari moster kutub yang tak lain dan tak bukan adalah si Adrian.

"Adrian"panggil Kanaya dengan suara kecil seperti bisikkan. Adrian hanya menaikkan sebelah alisnya bertanaya tanpa mau repot repot membuka suara.

"aku ingin pulang"desis Kanaya memohon.

"Mau pulang? Ya pulang saja"Ucap Adrian dingin sama sekali tak perduli atas derita yang dialami Kanaya yang malang ini.

"Shit! Lepaskan dulu pelukkan anakmu dari tubuhku, apakah kau buta sampai tak melihat betapa eratnya anakmu ini memeluk tubuhku?"Kesabaran Kanaya rasanya makin menipis hingga tak sadar bahwa suaranya mulai mengeras hingga membuat tidur Cecil sedikit terganggu.

Beberapa detik Kanaya menunggu dengan jantung yang berpacu tak normal bagai terjadi konser didalam sana sambil memohon dalam hati agar Cecil tak terbangun dari tidurnya dan semakin membuat Kanaya menjadi ribet sendiri akhirnya Cecil kembali tidur dengan nyenyak membuat Kanaya bisa bernafas lega apalagi saat Cecil melepaskan pelukkannya begitu saja tanpa diminta sedikitpun.

"Huft, akhirnya"cicit Kanaya menghembuskan nafas lega yang membuat Adrian tanpa sadar tersenyum kecil menatap Kanaya dari ekor matanya.

"Selamat malam, aku pulang dulu ya kalau sempat besok aku akan mampir lagi"pamit Kanaya yang tak ditanggapi sedikitpun dan itu selalu saja membuat Kanaya rasanya kesal sendiri tapi untuk kali ini Kanaya sama sekali tak merasa kesal karena perasaan bahagia yang mendominasikan moodnya pada hari ini dan entah sampai kapan.

Kanay melangkahkan kalinya keluar dari dalam kamar Cecil namun belum saja Ia berada didepan pintu tiba tiba Adrian berdehem membuat Kanaya menghentikan langkahnya kemudian membalikkan tubuhnya menghadap adrian dengan tatapan bertanya.

"Biar aku antar, tak baik wanita keluar sendirian pada malam hari"Ucap Adrian tersenyum lembut membuat Kanaya membeku selama beberapa detik kemudian tubuhnya bergetar merinding atas sikap Adrian yang kelewatan abstrak alias gak jelas banget.

"tak perlu, itu akan merepotkan dirimu"tolak Kanaya lembut.

"tidak repot"Ucap Adrian singkat.

"lalu, bagaimana dengan Cecil? Apakah kau akan meninggalkannya sendirian dirumah seluas ini?"tanya Kanaya polos membuat Adrian terkekeh geli mendengar ucapan polos dari Kanaya yang terdengar menggelitik pada pendengarannya.

"Untuk apa aku memiliki rumah sebesar ini tapi sama sekali tak memiliki pembantu"Ucap Adrian acuh kemudian mengambil jaket levisnya dari kursi belajar Cecil.

"Untuk apa menggunakan jaket?"tanya Kanaya.

"dingin, aku ingin naik motor"Ucap Adrian singkat kemudian dengan acuh melangkahkan kakinaya keluar kamar Cecil meninggalkan Kanay yang tercengang atas tingkah Adrian yang benar benat tak dapat ditebak.

Kanaya berlari kecil berusaha mengimbangi langkah kaki lebar Adrian kemudian Kanaya menghentikan langkahnya saat melihat Adrian yang berhenti didepan garase sedetik kemudian Kanaya melebarkan matanya kagum saat pandangannya terjatuh pada beberap motor sport yang diduga melebihi seluruh gajinya dalam setahun. Adrian menaiki sebuah notor sport berwarna hitam sambil menggunakkan helm facefullnya membuat dirinya terlihat seperti pembalap motor GP.

"Helmku?"beo Kanaya membuat Adrian menyodorkan sebuah helm bermerkkan NHK berwarna hitam kemudian dengan cepat Kanaya mengambilnya dan kemudian ia kenakkan.

"naik"ucap Adrian dengan nada bicara datar yang terdengar kentara pada pendengaran Kanaya.

Kanaya berdiam diri sementara waktu sambil menatap motor yang dinaiki Adrian dari atas sampai baawah lalu berkata,"bagaimana caraku naik?"

Terdengar Adrian menghela nafas berat kemudian diulurkannya tangannya kearah Kanaya lalu berkata,"pegangan dan tumpukkan kakimu pada tempat yang tersedia disitu"

Akhirnya dengan susah payah Kanaya dapat duduk dengan tenang diatas motor sport Adrian. Adrian menstater motornya kemudian dengan santai mengendarai motor sportnya itu membelah jalan raya menuju rumah Kanaya yang terpaut jarak yang cukup jauh dari rumahnya. Makin lama Adrian mengendarai motornya makin cepat membuat mau tak mau Kanaya harus menggenggam erat jaket yang dikenakan oleh Adrian atau nyawanya lah yang akan menjadi taruhannya.

"Ad"panggil Kanaya memecah keheningan yang terjadi diantara mereka sendari tadi.

"Hm"hanya sebuah gumaman yang menjadi respon dari panggilan Kanaya tadi.

"Ibu kandung Cecil ada dimana?"tanya Kanaya ragu ragu membuat tubuh Adrian seketika menegang.

In Love With Duda ( END )Where stories live. Discover now