04

424 52 1
                                    

"Rembulan kembali menemani malam yang sunyi, di iringi ribuan bintang yang menari-nari di angkasa. Sang rembulan bertanya, Irene.."

Cerita Kai terhenti saat melihat sosok wanita yang Ia bacakan cerita itu telah tertidur lelap menjemput mimpi.

"Tidur yang nyenyak, peri pohonku," ujar Kai sambil mengelus puncak kepala Irene.

Kai pun segera meninggalkan kamarnya, "Hyung, aku akan tidur denganmu lagi," bisik Kai.

"Apa Irene tidur di kamarmu lagi?" tanya Suho dengan nada yang pelan. Kai pun membalasnya dengan anggukan pelan.

"Kau tidur di kamar tamu saja, kalau kau tudur denganku yang ada malah kamarku habis berantakan," omel Suho. Suho pun mulai berjalan meninggalkan Kai.

"Yak hyung... di kamar tamu gelap, aku takut sendiri..." rengeknya sambil terus mengejar Suho.

"Kalau begitu di ruang tamu,"

"Hyung!"

"Di dapur aja sono!"

"Hyung jeballl.."

"Di tempat sampah aja sono!"

"Yak! Hyung! Sebegitu teganya kah kau dengan adikmu ini? Hyung yang kamu lakuin ke aku itu jahad!"

Suho pun menatap Kai dengan malas. "Ikut!"

Sesuai permintaan Kai pun mengekori Suho keluar rumah.
"Ngapain di luar hyung?"

Tak ada balasan,

Akhirnya...

Duak!

"Hyung! Ya! Disini dingin!" pekik Kai sambil menggedor-gedor pintu rumahnya.

"Dari pada berisik, mending sekalian kau tidur di luar!" sahut Suho dari dalam rumah.

"SUHO HYUNG!!!"

Hari berganti menjadi pagi, Irene terbangun dari alam mimpinya. Ia segera pergi ke dapur saat indra penciumannya menangkap bau-bau harummya masakan, hingga...

"Hatchi!"

"Jongitem?! Kau kenapa?" Irene pun segera mendekati sahabatnya yang tengah menggigil di atas sofa ruang tamu.

"Astaga, kau panas sekali!" ujarnya setelah meletakkan punggung tangannya di dahi Kai.

"Tuan muda terkunci luar," jelas bibi sambil membawa baskom berisi air hangat dan sebuah handuk kecil.

"Biar aku aja, bi!" Irene pun segera mengompres dahi Kai dengan handuk kecil yang sudah ia basahi tadi.
"Kenapa bisa terkunci sih?"

"Aku baru sakit nih, main diomelin aja! Omelin Suho hyung sana! Dia yang ngunci aku diluar!"

"Ya maaf, jangan marah-marah dong. Tidur lagi gih!" Kai pun menurut dan segera menidurkan tubuhnya kembali.

"Sudah puas campingnya?" suara itu berhasil membuat Kai terbangun lagi.

"Gimana campingnya? Lancar?" ejek Suho sambil duduk bersebrangan dengan Kai dan Irene.

Tak ada jawaban dari mereka berdua, hanya saja..

Duakh

Sebuah bantal mendarat tepat di depan muka mulus Suho.
"Berani beraninya kau!!" pekik suho nyaring.

"Apa?!" teriak kai tak kalah nyaringnya.

"Hyung pikir aku takut?!"

"Oh mulai berani sama hyung ya?!" Suho pun mengeluarkan sebuah black card.

"Ya jelas, takut lah!" jawab kai cepat sambil mengambil kartu itu dari tangan Suho.
"Dasar misqueen lemah,"

"Bodo! Irene-ah besok kita belanja!"

Mendengar hal itu Irene pun hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Tuan muda ini supnya!" ujar Bibi sambil menaruh semangkuk sup rumput laut di meja.

"Makan gih!"

"Kan aku sakit, suapin dong!" pinta Kai sambil menunjukkan puppy eyesnya.
"Eiyy, jijik!"

Mendengar itu Kai pun segera mengerucutkan bibirnya. Mau tidak mau Irene pun harus menyuapi Kai sebelum matanya muntah dengan wajah Kai yang 'menjijikkan' baginya itu.

Hari menjelanh siang, keadaan Kai pun sudah mulai membaik.

"Bagaimana keadaanmu?" tanya Suho yang membuat Kai menautkan alisnya heran.

"Tumbeen" cibir Kai.

Suho pun menempelkan tangannya di kening sang adik sambil mengangguk-angguk layaknya seorang dokter yang sedang memeriksa pasiennya.

Irene yang melihat itu pun terkejut, "mereka bisa akur juga" gumam Irene.

Tatapan takjub yang sebelumnya Kai tujukan pada Suho pun berubah menjadi tatapan tajam tatkala Suho meletakkan kembali tangannya di pantatnya sendiri.

"Suhunya normal, sama kaya pantatku," ujar Suho enteng. "Apaan sih hyung?!"

Irene pun menuju ke arah dua bersaudara yang tengah bertengkar itu.

"Udah mendingan?" tanya Irene kemudian dianggukki oleh Kai.

"Hyung! Kau tidak minta maaf padaku?" tanya Kai berusaha lembut. "Untuk apa? Aku tidak salah,"

"Terserah!"

"Sudah lah, jangan bertengkar lagi!" ujar Irene. Kai pun kembali ke posisi tidurnya.

"Gak tau diuntung itu anak, padahal kemaren udah dapet black card,"

"Aku masih mendengarmu hyung!" Kai yang belum tertidur itu pun membuka mulutnya hendak memarahi Suho lagi.

"Sudahlah, ngga cape apa berantem?" tanya Irene berusaha mencairkan suasana.

"Pokoknya besok kita belanja menghabiskan uang yang ada di black card ini!" ujar Kai licik.

"Heleh_-"

Love and Hate | BaekReneWhere stories live. Discover now