14

301 34 4
                                    

Suho memegang ujung dari kedua alisnya, kepalanya terasa pening ketika memikirkan ulah dari sang adik.

"Beruntung tadi semua orang menganggap itu hanya lelucon, walau ada beberapa yang kecewa, lain kali jaga bicaramu itu bodoh!" maki Suho pada sang adik.

"Maaf hyung," kepala kai tertunduk dalam. Suho lebih seperti seorang Ibu yang sedang mengomeli anaknya.

"Kau kira semua uang kita hanya untuk bersenang-senang hah?" Emosi Suho masih belum mereda.

"Sudahlah oppa,"

"Sudahlah hyung,"

Ucap Irene dan Baekhyun bersamaan. "A.. oppa jangan memarahi jongin lagi, dia sudah minta maaf, kau tahu sendiri kan jongin terkadang mudah terbawa suasana?"

"Huh, baiklah. Omong-omong Irene, kenapa kau tiba-tiba mau mentraktir Jongin?" Irene pun mendongak, menatap Suho dan Baekhyun secara bergantian. "Anu..."

Kai pun mengerti bahwa sahabatnya itu sedang kebingungan akhirnya ikut membuka suara. "Memangnya tidak boleh jika Irene mau mentraktir sahabat baiknya?"

"Kalian masih sahabat baik? Aku kira kalian sudah berpacaran. Oh iya, kau sedang mengejar-ngejar mantan pacar kakakmu kan, Bae Irene?" keheningan terjadi setelah Baekhyun melontarkan kata-kata pedasnya.

"Kenapa kalian diam? Bukankah itu benar?" Tangan Kai terkepal sangat kuat, rasanya ia benar-benar ingin menghajar pria itu habis-habisan. "Kau!.."

"Iya oppa benar, bukankah itu memalukan?" Ucap Irene dengan senyum palsunya. Semua orang terkejut kecuali Baekhyun.

"Kalau kau tahu memalukan kenapa kau masih melakukannya?"

Irene menarik nafasnya dalam. Berusaha mengumpulkan keberaniannya untuk menjawab pertanyaan yang terlontar dari Baekhyun.

"Karena aku menyukai... bukan, aku mencintai Baekhyun oppa."

Aura yang ada disana semakin canggung, hati kai terasa perih, ia memilih membuang mukanya. Walau sudah sedikit terbiasa dengan kenyataan Irene menyukai Baekhyun, tapi untuk kali ini rasanya kenyataan itu lebih menyakitkan. Suho sendiri tidak tahu harus berbuat apa.

"Hah? Hahahahaha, kau kira dengan berkata seperti itu aku akan luluh padamu? Bermimpilah selamanya." Baekhyun pun beranjak dari tempat duduknya.

"Hyung, aku akan mentraktirmu kapan-kapan saja." Suho pun mengangguk, dia tak mau membuat suasana jadi semakin kacau.

Setelah kepergian Baekhyun, baik Irene, Kai, maupun Suho. Tidak ada yang membuka percakapan diantara mereka. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing.

"Aku.." ucap Irene terdengar ragu. Suho pun membuka suara. "Sudahlah, jangan terlalu dipikirkan. Kita pesan makanan untuk dibawa pulang saja. Kau mau kan Irene?"

Irene hanya mengangguk pasrah. Ia menatap Kai yang masih membuang mukanya. Ia tahu pasti bagaimana perasaan sahabatnya, Ia tahu kalau Kai menyukainya. Bukankah dia sangat jahat?

Sepanjang perjalanan mereka hanya diam. Tidak ada candaan yang keluar dari mulut Kai maupun Irene. Sopir pribadi keluarga Kim pun mengetahui ada sesuatu yang janggal disana.

"Apa tuan muda dan nona irene baik-baik saja?" Bisik sang sopir pada Suho yang ada disebelahnya. Suho pun tak menjawabnya, hanya helaan nafas yang keluar dari mulut suho.

"Kai?" Panggil Irene lirih, "maaf."

"Tidak perlu, kau tidak perlu meminta maaf," jawab Kai dingin. "Aku tahu kau pasti..."

"JIKA KAU TAHU KENAPA KAU MELAKUKANNYA?!" pertama kali, pertama kali dalam hidup Irene seorang Kim Kai membentaknya.

"Maaf," Irene menunduk dalam. Berusaha menyembunyikan air matanya.

"Kemarilah!" Kai pun memeluk tubuh irene. Mengusap kepalanya perlahan. "Aku tidak apa, jangan menangis. Jangan sia-siakan air matamu. Mencintai seseorang bukanlah sebuah kesalahan."

Hai!
Maaf sekali aku kembali menggantungkan cerita ini. Benar-benar ada banyak hal yang terjadi akhir-akhir ini. Terima kasih untuk kalian yang masih setia membaca karya absurdku ini. Terima kasih atas dukungan yang telah kalian berikan untuk Love and Hate.

Aiwufyuall

Love and Hate | BaekReneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang