||MC|| Bab 11(b) Unexpected Vacation

20.3K 635 17
                                    

14 Agustus 2018...

Hari ini aku sangat bahagia. Akhirnya aku bertemu lagi dengan wanita lembut tapi tanggu itu...

Dominic

Aku Update Lagi...
Happy Reading & Sorry For Typo...

"Abigail bangun...!" Suara Hermin bergemah di telinga Abigail dan membangunkan wanita itu dari tidurnya. Abigail juga merasakan guncangan pada tubuhnya dan juga suara yang terus memangil namanya, membuat ia terbangun lalu menatap wajah Hermin, yang juga sedang menatapnya.
"Ada apa?" tanya Abigail dengan suara serak, khas orang baru bangun tidur.
"Kita sudah sampai," Jawab Hermin singkat.
"Benarkah?" tanya Abigail sedikit antusi.

"Iya. Karena itulah, Dominic menyuruhku untuk membangunkanmu. Bersiaplah, karena Sebentar lagi kita akan mendarat."
Mendengar kata mendarat, membuat Abigail Langsung Melompat turun dari ranjang.
"Hati-hati Abigail. Saat ini kau sedang hamil. Apa kau lupa?"
"Ah iya... Sekarang aku ingat. Tapi, kadang-kadang aku lupa tentang hal itu."

            Setelah turun dari ranjang, Abigail langsung berjalan menuju jendela untuk melihat, di negara mana pesawat ini akan mendarat. Tapi, karena yang dilihatnya hanyalah awan putih di kejauhan, Abigail pun melangkah mundur menjauhi jendela.

"Waktumu terbatas Abigail. 45 menit lagi pesawat ini akan mendarat. karena itu, gunakan waktu sebaik mungkin untuk bersiap-siap, agar saat sampai di bandara nanti wajahmu tidak terlihat seperti wajah orang yang baru bangun tidur."
"Iya. Aku rasa kau benar. Aku tidak mungkin keluar dari pesawat dengan muka bantal kan? Baiklah keluarlah, karena aku akan bersiap-siap sekarang," ujar Abigail seraya mendorong Hermin keluar dari kamar.

       Abigail langsung masuk ke dalam kamar mandi. badannya sedikit lengket dan ia ingin sekali berendam di Bathube. Tapi, karena waktu sangat terbatas, ia pun memilih untuk menguyurkan tubuhnya di bawah shower. Selesai mandi, Abigail keluar lalu mengambil pakaian dan memakainya. Abigail menyisir rambut, lalu bermakeup sebentar. Setelah itu, iapun keluar dari kamar dengan wajah segar. Abigail langsung duduk di kursi, tepat di samping Dominic, kemudian memasang sabuk pengaman.

"Kita mau mendarat, Apa kau tidak akan memberitahukan padaku, kita akan mendarat di mana?" tuntut Abigail.
"Tidak! Aku sudah bilang, ini adalah kejutan. Karena itu, kau tidak akan tahu sampai kita mendarat di bandara," Balas Dominic cuek.
"Baiklah terserah kau saja." Abigail mendengus kesal. Ia kemudian memalingkan wajahnya ke arah jendela.

        Beberapa saat kemudian, pesawat itu benar-benar mendarat di sebuah bandara. Lebih tepatnya, private airport milik keluarga Williams yang cukup besar untuk memuat beberapa pesawat pribadi. Setelah mendarat, Dominic menginstruksikan agar mereka tetap duduk hingga pesawat itu diparkir di tempat parkiran pesawat. Karena, ada pesawat yang akan mendarat setelah pesawat Dominic mendarat. Pilot pun memarkirkan pesawat itu di tempat parkir, dan pintu pesawat pun terbuka.

           Abigail menggandeng tangan Hermin lalu mereka berjalan beriringan keluar dari pesawat. Kemudian melangkah menuruni tangga pesawat dan akhirnya menginjakkan kakinya di lantai bandara. Abigail merasa sangat asing dengan airport itu.
"Abigail..." panggilan gabe yang entah sejak kapan tiba-tiba muncul dihadapan Abigail.
"Kak Gabe, kau membuatku terkejut!" seru Abigail kesal.
"Sorry... Baiklah, aku akan mengucapkan padamu, Welcome to Indonesia," ujar Gabe dengan antusias.

"Apa....???" Sekarang kita ada di in--"
"Daddy...!!!"
Abigail tidak jadi menyelesaikan kalimatnya, karena kalimatnya langsung terpotong oleh sebuah suara anak kecil  yang memanggil seseorang. Abigail menoleh mencari suara anak kecil itu dan menemukan, seorang anak kecil berlari melewati celah antara dirinya dengan Gabe.

Marriage ContractWhere stories live. Discover now