||MC|| Bab 12(a). Back To The Village

20.1K 638 6
                                    

17 Agustus 2018...

Udara bersih, suasana tenang...
Aku tidak menyangka, aku harus menunggu hingga sepuluh tahun, untuk kembali bisa merasakan hal ini.

Abigail

Aku Update Lagi...
Happy Reading & Sorry For Typo....

Abigail mulai melakukan panggilan video call pada ayahnya. Ia menunggu panggilan itu tersambung. Berapa saat kemudian, wajah ayahnya muncul di layar laptop menandakan, kalau panggilan itu sudah tersambung.
"Selamat malam Dad," ucap Abigail, yang tanpa sadar mengatakan selamat malam. Karena sekarang di Indonesia sudah malam. Tapi di Amerika masih pagi. Karena itulah, ayahnya menatapnya dengan bingung.

"Abigail... Ini masih pagi. Bukan malam. Apa semalam kau lembur, sehinga bangun pagi ini dan menyapa Dad dengan sapaan selamat malam," ucap Ayahnya, mengoreksi sapaan Abigail. Ucapan ayahnya itulah, yang membuat Abigail tersadar kalau ia sudah melakukan kesalahan.
"Bukan itu maksudku Dad. Begini... Aku mendapat tugas dari kantor untuk ke Indonesia. Jadi sekarang aku berada di Indonesia."

"Oh ya... Jadi sekarang kau ada di Indonesia...?"
"Iya Dad... Maaf, aku baru memberitahu Dad sekarang," ucap Abigail berbohong. Ya... Terpaksa ia berbohong pada ayahnya. Karena, ia tidak mungkin mengatakan, kalau ia datang ke Indonesia karena ajakan bosnya, yang sekarang ini berstatus sebagai suaminya untuk berlibur. Iya kan?

"Tidak apa-apa Bi... Dad senang kau berada di Indonesia. Dengan begitu, kau bisa berkunjung ke makam Mommy-mu. Sejak Kau datang ke Amerika, belum sekalipun kau kembali ke Indonesia dan itu berarti kau juga tidak melihat makam Mommy-mu selama ini.
"Iya Dad... Aku mengerti. Aku sudah berencana, besok aku akan pergi bersama Hermin, mengunjungi Mom."

"Hermin juga ikut ke Indonesia...?"
"Iya Dad... Dad bisa lihat sendiri. Saat ini ia sedang makan," ujar Abigail sambil membalikan laptopnya, ke arah Hermin.
"Hallo Uncle," sapa Hermin saat Laptop itu berhadapan dengannya.
"Hallo juga Hermin... Apa makanannya sangat enak, sehingga kau makan dengan lahap seperti itu?"
"Sangat enak Uncle... Apalagi aku makan sendiri, karena Abigail tidak ikut makan. Karena itulah, aku senang sekali." Abigail melotot ke arah Hermin, saat gadis itu mengucapkan kalimat tersebut.

Abigail langsung mengambil laptop dan kembali menghadap ke arahnya. Hermin menatap Abigail dengan tatapan bersalah dan penuh permintaan maaf, karena ia tidak sadar mengatakan sesuatu yang bisa membuat ayah Abigail curiga.
"Bi... Kau sakit?"
"Tidak Dad..."
"Lalu, kenapa kau tidak makan."
"Entahla Dad... Mungkin aku masuk angin, sehingga aku merasa enek saat ingin makan."

"Tapi kau harus makan Bi..."
"Dad tidak usah khawatir. Aku sudah makan buah dan minum susu," ucap Abigail. Kali ini ia berkata jujur, kalau Ia minum susu dan makan buah. Hanya saja, Abigail tidak mengatakan susunya adalah susu ibu hamil.
"Tapi... Apa kau tidak merasa enek saat minum susu?"
"Tidak Dad... Aku malah merasa senang."
"Baguslah... Setidaknya ada yang bisa masuk ke dalam perut mu. Tapi ingat, kau tidak boleh terlalu fokus bekerja dan lupa makan."
"Iya Dad... Aku akan mengingat pesan Dad..."

Abigail dan ayahnya terus berbincang, hingga Abigail merasa mengantuk. Saat Abigail selesai video call dengan ayahnya, Hermin sudah tidak ada lagi, di tempat itu. Abigail berpikir ia mungkin sudah terbang ke alam mimpi. Karena itulah Abigail pun memutuskan untuk tidur juga.

Pagi-pagi sekali, Abigail sudah bangun. Ia pergi ke kamar Hermin dan membangunkan gadis itu, untuk bersiap-siap, agar mereka bisa pergi sarapan di rumah Melati.
Seperti kebiasaan Hermin, Gadis itu memang masih tidur. Ia tidak habis pikir, padahal semalam Gadis itu lebih dulu tidur. Tapi Saat bangun, ia harus dibangunkan dulu baru bisa bangun.

Marriage Contractحيث تعيش القصص. اكتشف الآن