BAB 5

584 53 0
                                    

"Pak, ini sepertinya bukan arah jalan pulang rumah saya." Caren menatap ke luar jendela, "Bukannya bapak sudah saya kasih tahu arahnya? Kalau kurang jelas bapak bisa tanya lagi." Protes Caren.

"Memang bukan, saya dan Anna mau makan malam kamu juga sekalian ikut." Jawab Daniel.

Anna dan Caren kompak menatap Daniel. Caren merasa tidak enak karena mengganggu acara mereka dan Anna yang merasa sebal dengan keputusan sepihak yang dibuat Daniel.

Bagaimana bisa Daniel bersikap seenaknya, secara tidak langsung pria itu sedikit memaksanya karena tidak bertanya lebih dulu.

Caren menoleh ke belakang dan mendapati Anna melototinya. "Saya turunkan di pinggir jalan saja, Pak. Saya tidak bisa ikut makan malam bersama."

Lampu lalulintas berubah merah, Daniel menghentikan mobilnya dan menoleh. "Kenapa?"

"Saya tidak enak badan, Pak. Saya mau pulang saja."

Daniel tanpa pikir panjang menyentuhkan tangannya ke dahi dan leher Caren.

"Kamu demam? Masuk angin? Mau ke dokter saja?"

Caren melirik ke arah Anna dan semakin merasa tidak enak pada Anna, ia sendiri juga merasa risih dengan perhatian Daniel.

Caren menepis pelan tangan Daniel di lehernya. "Saya tidak apa-apa, Pak. Saya mau pulang saja."

Daniel memicingkan matanya. "Tidak sedang beralasan, kan? Kalau merasa tidak enak dengan saya atau Anna, lupakan. Kami tidak keberatan, ya kan?" Daniel menatap Anna melalui kaca spion, meminta persetujuan gadis itu.

Anna melotot ke arah Daniel dengan sebal. Bagaimana bisa Daniel seenaknya berkata seperti itu tanpa mempertimbangkan perasaannya? Tadi bukannya Daniel bilang akan mengantarkan gadis itu lalu pergi berdua dengannya? Anna bersedekap, menatap ke jendela dengan bibir mengerucut sebal.

Caren terdiam, dalam sunyi samar-samar Daniel mendengar suara perut yang berbunyi. "Kau lapar?"

"Saya makan di rumah saja." Caren berbohong.

Ada apa dengan Daniel yang begitu ngotot untuk mengajaknya ikut pergi bersama. Ia ingin pulang, ingin mandi dan bersantai di ranjangnya yang empuk.

Ia tidak nyaman dengan tatapan Anna, dan juga situasi canggung ini. Dirinya saat ini bagaikan nyamuk.

"Kita pokoknya makan dulu, dan setelahnya saya janji akan langsung mengantarkanmu pulang." Janji Daniel. Caren hanya bisa mendesah pasrah.

****

Mereka bertiga masuk ke dalam restoran dengan ekspresi yang berbeda. Anna yang cemberut karena kesal dengan kehadiran Caren. Caren yang merasa tidak enak dengan Anna, dan Daniel dengan senyum yang mengembang lebar di wajahnya.

Caren merasa heran dengan sikap Daniel. Seharusnya pria itu memperdulikan Anna, tapi Daniel lebih sering biara dan menatapnya. Terkadang Caren merasa bahwa Daniel mengacuhkan Anna.

"Kamu mau makan apa? Aku ada rekomendasi menarik." Daniel menyodorkan buku menu yang dipegangnya dan menunjuk salah satu menu pada Caren.

Caren terdiam. Biasanya Daniel menggunakan kata saya dan kamu. Tapi barusan saja pria itu bersikap santai menggunakan aku kamu.

"Caren?"

"Hm? Saya ikut rekomendasi dari bapak saja." Jawab Caren cepat.

"Daniel aku mau ini." Anna menunjuk salah satu menu, ia berusaha menarik perhatian Daniel.

Daniel sendiri hanya tersenyum. "Sepertinya enak. Kau bisa langsung menyebutkan pesananmu pada pramusaji."

Anna mengertakkan giginya. Anna tahu saat ini Daniel begitu senang bisa makan malam bersama Caren. Anna tahu karena Daniel pernah menceritakan soal Caren padanya.

When We Meet AgainWhere stories live. Discover now