BAB 6

585 53 0
                                    

Daniel sedang bersiap-siap untuk menjemput Anna. Sesuai janjinya yang sempat ia ingkari, malam ini ia akan membawa Anna makan malam dan jalan-jalan.

30 menit setelahnya Daniel sudah berada di lobi hotel menunggu kedatangan gadis itu. Daniel melihat Anna yang keluar dari lift, begitu tatapan mereka bertemu senyum Anna mengembang lebar.

Anna berjalan cepat mendekati Daniel dan dengan santainya melingkarkan tangannya di lengan Daniel.

"Ayo kita segera makan, kau sudah bekerja bagaikan kerbau dan harus istirahat." Omel Anna.

Daniel terkekeh geli. "Sepertinya kau akan menjadi istri yang cerewet."

Mendengar kata istri membuat wajah Anna seketika memerah malu. Ia memang sudah lama membayangkan Daniel yang nantinya menjadi suaminya.

"Ayo, makan." Anna menarik lengan Daniel dan pria itu mengikutinya dengan pasrah,

"Kamu mau makan dimana?" tanya Daniel.

"Ada rekomendasi?" Anna balas bertanya.

Daniel mengetuk-ketuk setirnya. "Hmm, Aku tahu restoran yang menyajikan makanan Italia yang lumayan enak." Daniel tahu bahwa Anna sangat suka dengan makanan Italia dan ia berencana membawa gadis itu kesana.

Anna memandang Daniel dengan mata berbinar-binar layaknya anak kecil yang mendapatkan permen. "Berangkattt..." ucap Anna semangatnya.

Daniel tertawa geli melihat tingkah gadis di sebelahnya itu.

****

Restoran tempat pilihan Daniel berada di salah satu hotel bintang 5. Tidak banyak pengunjung, hanya ada beberapa meja saja yang terisi. Tapi salah satu pengunjung yang dilihatnya membuat Daniel mengerutkan kening dalam-dalam.

Pria yang duduk di dekat jendela besar dengan duduk pas menghadap pintu masuk, sehingga Daniel dapat dengan jelas melihat wajahnya. Meski baru dua kali bertemu tapi Daniel tidak akan salah, itu adalah Nando. Pacar Caren.

Nando tidak datang sendiri, pria itu duduk bersama dengan perempuan lain yang ia yakin bukan Caren, karena rambut gadis itu diwarnai merah tembaga. Siapa gadis itu?

Pikiran Daniel mulai menjadi jelek, Daniel berpikiran bahwa Nando berselingkuh. Seharusnya ia tidak boleh berpikiran seperti itu. Dari sudut pandang Daniel, Nando menyentuh tangan gadis itu dengan intim.

"Daniel?" Suara Anna menyadarkannya, "melamunkan apa?" Tanya Anna penasaran.

Daniel menggeleng, tidak mau menjawab dia menggandeng tangan Anna dan sengaja memilih duduk di dekat meja Nando agar ia bisa mencuri dengar.

Memang tidak sopan, tapi ia ingin tahu kenapa di malam Minggu ini Nando lebih memilih menghabiskan waktu dan makan malam mewah dengan wanita lain dibandingkan dengan Caren.

Daniel memesan makanan dan minuman yang sama dengan Anna. Ia sama sekali tidak fokus dengan acara makan malam ini karena Nando dan gadis yang bersama pria itu telah mencuri perhatiannya.

****

"Nando, aku hamil." Ucap wanita yang duduk di hadapan Nando.

Nando terkekeh, merasa wanita itu sedang bercanda dengannya. "Jangan bercanda, Sayang. Kau tahu aku selalu menggunakan pengaman." Balas Nando.

"Tapi waktu itu kita sama-sama mabuk dan kau tidak menggunakan pengaman. Aku juga tidak meminum pil." Senyum di wajah Nando menghilang ketika ia tahu bahwa wanita di hadapannya itu berbicara serius.

Nando kembali teringat malam dimana mereka mabuk, ia memang tidak menggunakan pengaman, tapi dirinya tidak kepikiran sampai sejauh ini.

Nando mengepalkan tangannya. "Jangan mempermainkanku, Helen. Aku tidak yakin dia anakku." Nando bersikap skeptis pada pernyataan Helen.

When We Meet AgainWhere stories live. Discover now