BAB 13

529 45 0
                                    

Caren masuk kedalam ruangan Daniel dengan perasaan was-was.

"Bapak manggil saya?" tanya Caren tiba-tiba dengan sopan.

"Duduklah dan kemarikan laporanmu."

Caren kini merasa sedikit lega. Hari ini Daniel bersikap biasa-biasa saja.

Caren duduk diam, menunggu Daniel memeriksa laporannya dan setelah dirasa pria itu tidak ada masalah, Daniel menanda tanganinya. Daniel menyerahkan laporan itu kembali pada Caren. Pria itu hanya diam saja dan Caren mengasumsikan tidak ada yang mau di sampaikan oleh pria itu.

Tepat ketika Caren menyetuh ganggang pintu, Daniel bersuara. "Em...nanti malam makan malam denganku. Aku jemput pukul 8." Ucapnya tegas.

"Baik." Dan Caren harus memberi kabar pada teman-temannya untuk menunda acara makan malam bersama.

****

Sesampainya di rumah, Caren langusung pergi menuju kamarnya untuk mandi dan bersiap-siap dengan makan malamnya bersama Daniel.

Mandi, menyegarkan diri dan mempercantik diri serta membutuhkan waktu cukup lama untuk memilih pakaian. Tidak terasa sudah hampir pukul 8.

Tidak seperti Caren yang biasanya. Setiap kencan dan makan malam Caren tidak pernah kesulitan dalam memilih pakaian, tapi entah kenapa hari ini ia merasa semua pakaiannya tidak ada yang terlihat cocok.

Problem sebagian wanita. Memiliki pakaian banyak tapi selalu merasa bajunya tidak ada yang cocok atau terkadang merasa jelek. Entah terlihat gendut, kuno, kurang ini kurang itu dan merasa bingung mau pilih yang mana, merasa terlalu heboh, terlalu simple, terlalu terbuka dan sebagainya.

"Sayang, ada tamu yang cari kamu. Namanya Daniel." Caren mendengar suara Ibunya dari balik pintu.

"Iya, sebentar." Caren mengerutu. "Cepat sekali. Padahal masih ada waktu lima belas menit lagi."

Akhirnya Caren asal memilih pakaiannya. Setidaknya saat berdiri di depan cermin besar ia merasa pakaian yang kini di kenakannya terasa pas.

Caren keluar dari kamar dan mendapati Daniel sedang duduk santai, sedang berbicang asik dengan ibunya di ruang tamu.

"Itu dia." Ucap ibunya begitu melihat Caren keluar dari kamar.

Daniel menoleh dan terkejut. Malam ini Caren terlihat sangat cantik. Gadis itu tidak berpakaian secara berlebihan. Sederhana tapi terlihat sangat cantik di matanya. Hanya melihatnya dalam balutan baju sederhana saja sudah mampu membuatnya berdebar.

Selama beberapa detik Daniel tidak dapat mengalihkan pandangannya maupun berkedip. Bahkan Daniel tidak sadar bahwa ia menahan napasnya.

"Putri tante cantik, kan?" bisik Linda, Ibunya Caren.

Daniel menoleh menatap Ibu Caren dan tersenyum. "Banget." Balas Daniel sambil berbisik juga. Ibunya cekikikan tidak jelas.

Caren tidak dapat mendengar apa yang mereka berdua bicarakan. Semoga saja tidak mengomentari penampilannya buruk.

"Jagain anak tante ya, pulangnya jangan malam-malam."

"Siap tante. Kami Cuma mau makan malam."

"Hati-hati di jalan ya, Sayang." Linda memeluk Caren dan mengantar sampai ke depan pintu. Menunggu di sana sampai mobil Daniel pergi dari pekarangan rumahnya.

****

"Sepertinya berlebihan deh. Kamu serius ngajak aku makan di sini?"

Malam ini Daniel mengajak Caren makan di salah satu restoran favorit pria itu sejak ia kembali ke Indonesia.

When We Meet AgainWhere stories live. Discover now