BAB 4

657 48 4
                                    

Daniel mencari keberadaan Caren yang tidak ada di mejanya. "Kalian tahu dimana Caren?"

"Tadi dapat telepon dari pacarnya, katanya mau makan siang bersama di kantin." Jawab Tomi.

Mendengar kata pacar membuat hati Daniel memanas. Ia sempat lupa bahwa Caren sudah memiliki kekasih.

Penasaran Daniel menyusul mereka. Begitu sampai kantin, Daniel mengedarkan padangannya mencari sosok Caren di antara ratusan karyawan.

Tidak butuh waktu lama, Daniel langsung dapat menemukan sosok Caren yang sedang duduk menghadap ke pintu masuk. Di depannya ada seorang pria, Daniel tebak itu adalah pacar Caren.

Daniel melangkah masuk dan memilih duduk di dekat meja Caren. Daniel duduk dengan posisi mengahadap gadis itu dan sesekali menutupi diri dengan tubuh pacarnya Caren supaya tidak ketahuan.

Pandangan Caren tanpa sengaja tertuju pada Daniel yang duduk di belakang pacar gadis itu.

Daniel tersenyum, dan Caren membalasnya dengan senyum juga. Melihat Caren yang tersenyum membuat pacar gadis itu menoleh dan seketika senyum Daniel menghilang.

Pacar Caren tersenyum ramah, mau tidak mau Daniel membalasnya. Mereka berdua kembali berbincang tanpa melibatkan Daniel.

Di perhatikannya Caren yang menyimak pacarnya bercerita. Sesekali gadis itu tersenyum lembut. Daniel belum pernah melihat Caren tersenyum seperti itu.

Mendengar gurauan pacar Caren, membuat gadis itu sesekali tertawa. Daniel juga belum pernah melihat Caren tertawa bebas seperti itu.

Daniel suka senyum Caren. Daniel hanya tidak suka bahwa yang membuat gadis itu tersenyum bukanlah dirinya.

Apakah suatu saat nanti senyum itu bisa menjadi miliknya? Bisakah suatu saat nanti Caren akan tersenyum padanya, hanya padanya seorang? Daniel hanya bisa menatap Caren dengan mendamba.

Tidak tahan melihat kebersamaan mereka lebih lama lagi, Daniel pergi. kepergian Daniel tidak luput dari pandangan Caren.

Caren menatap Daniel dari atas bahu Nando. Daniel kelihatan tidak bersemangat. Apa penyebab pria itu tidak bersemangat?

****

Caren sedang menunggu Bus, sebuah mobil SUV lewat di depannya. Mobil itu tiba-tiba berhenti beberapa meter dari tempatnya berdiri, lalu mobil itu mundur.

Pengemudinya menurunkan kaca mobil dan Caren dapat melihat siapa pengemudinya.

"Mau ke Kantor, kan?" tanya Daniel.

"Tidak perlu, Pak. Sebentar lagi Busnya juga datang." Tolak Caren.

"Sudah masuk saja ikut sama saya, lagipula kita satu tujuan. Ayo."

Caren melirik ke kanan dan ke kiri merasa malu karena menjadi pusat perhatian. Akhirnya Caren menuruti kemauan Daniel dan masuk ke dalam mobil.

"Apa susahnya sih ikut sama saya. Kita kan satu tujuan. Takut kalau saya akan melakukan sesuatu?"

"Bukan begitu, Pak. Saya hanya merasa tidak enak nantinya jadi bahan gosip di kantor kalau sampai karyawan kantor melihat saya turun dari mobil bapak." Jelas Caren.

Hubungan antar karyawan memang diperbolehkan tapi Caren sedari dulu selalu menghindari yang namanya hubungan percintaan dengan teman kantor.

Selain menganggu kerjanya, jika putus juga mereka bisa bersikap tidak profesional di tempat kerja.

"Ya sudah, saya turunkan kamu sebelum sampai gerbang kantor." Daniel akhirnya mengalah karena ia merasakan Caren yang begitu khawatir.

Daniel juga merasa Caren ada benarnya, ia juga tidak mau dijadikan bahan gosip oleh orang kantor. Kehidupan pribadinya bukanlah untuk konsumsi publik seperti artis.

When We Meet AgainKde žijí příběhy. Začni objevovat