#Diarasa-3

22 0 0
                                    

"Jara,"

"Hmm."

"Sebenarnya, kita ini apa?"

"Maksudmu?"

"Status, mungkin?"

"Kau bahkan ragu, Sa."

"Oke. Sebutan kalau begitu,"

"Teman?"

"Kita terlalu dekat untuk disebut teman, Jara,"

"Lalu apa?"

"Kan, aku yang bertanya,"

"Sahabat?"
"Rasanya tidak tepat, yang lain?"

"Hubungan baik?"

"Itu sebutan?"

"Menurutku begitu."

"Lebih spesifik!"

"Dua manusia yang saling menerima?"

"Kepanjangan!"

"Aku menyerah. Kau banyak maunya, Sa."
"Aku hanya ingin memastikan. Kita bahkan tidak pernah membicarakannya, Jara."

"Kau saja yang memaknainya,Sa,"

"Bagaimana kalau friendzone?"

"K-kau menyukaiku?"

"Memang kau tidak menyukaiku?"

"Definisi suka kita berbeda, Sa."

"Apa definisi sukamu?"

"Suka perihal rasa, Sa. Dan suka beraneka ragam. Saat kau melihat baju lucu, kau menyukainya. Saat kau mencoba makanan sesuai seleramu, kau menyukainya. Saat kau melihat sosok hebat, kau menyukainya. Saat ada seseorang yang membuatmu nyaman, kau menyukainya. Seperti semesta yang tak pernah bercanda, rasa suka juga seperti itu."

"Jadi sukamu padaku seperti apa?"

"Mungkin.. yang terakhir,"

"Nada bicaramu terdengar ragu, Jara."

"Untuk itu, aku bilang suka tak pernah bercanda, Sa. Kita harus benar-benar memaknainya."

"Berapa lama?"

"Saat, kata suka yang terucap tak lagi terdengar ragu. Definisi sukamu seperti apa?"

"Sederhana, tapi tak mau ku katakan."

"Mengapa?"

"Ingin mengenal suka-ku lebih dulu."

"Memangnya sekarang belum?"

"Sepertinya,"

"Sampai kapan?"

"Sampai, ku suarakan dengan lantang. Nanti."

"Aku tunggu, disaat yang tepat."

"Bukan. Di waktu yang searah."

"Artinya?"

"Saat definisi suka kita telah sama,"

"Oh, baiklah."

"Jadi hari ini, kita apa?"

"Mungkin, dua manusia yang sedang memaknai rasa?"

"Aku setuju."


***

20/08/18

By: Senjanala

Diarasa -Dialog Jara & Assa-Where stories live. Discover now