Janji Jime pt.2

11.1K 1.7K 2.1K
                                    

"Jim, Jim jangan pingsan dulu Jim." Satrio keluar dari barisan tarik celana untuk menghampiri Jime yang menggelosor di lantai. "Serius lo ditinggal kawin?"

"Kenapa diperjelas. Tambah lemes ntar dia." Kecam Awang.

Fariz mendadak ternganga, memahami sesuatu. "Sama yang abang ceritain waktu itu, Bang? Yang kata abang suka sama orang lain???"

Awang berdecak, "Satu panah lagi mendarat di dada Jime saudara-saudara sekalian."

Tanpa bergeser dari tempatnya semula, Jime memegangi kepalanya sendiri dengan dua tangan seperti seseorang yang baru saja kehilangan harta benda karena dicolong. Mulutnya pelan-pelan berkata, "Kok...cepet banget..."

"Jim, gue turut simpati—TAPI NI KALO GAK DITERUSIN BISA-BISA GUE YANG DITINGGAL KAWIN ABIS INI WOY!!!!"

"Eh iya iya maap maap Wan. Sampe lupa kalo lagi ada misi." Acid yang bengong langsung tersadar karena Wawan berteriak persis di mukanya. "GUYS BENTAR GUYS, INI URUSIN CELANA WAWAN DULU."

Jadilah patah hatinya Jime ditunda dulu pembahasannya. Mereka kembali saling menarik demi keselamatan Wawan.

"Yakk udah keliatan ubun-ubunnya Bu. Terus... Terus.."

"Goblok. Dikata orang ngelahirin." Wawan nyaris menendang Acid.

"Udah belom Bang Acid????" Protes Biru di belakang.

"Dikit lagi ini udah mau sampe bawah nih merosotnya. Tarik barengan lagi! 1... 2....3!!!"

"CID! CID! CID! BOXER GUE KEBAWA MEROSOT CID!!!" Wawan melotot panik, tambah melotot panik ketika Satrio diam-diam mengabadikan momen itu lewat kamera hpnya sambil cekikikan. "WOY ANJING! APUS GAK???"

Tepat saat itu, Acid dan yang lain yang sudah sampai mengernyit dan berkeringat menarik celana ketat itu berhasil melepaskannya melewati mata kaki Wawan dalam satu sentakan. Sentakan yang menyebabkan mereka semua terpelanting ke belakang, kecuali Satrio yang sedang mengarahkan kamera dan Jime yang masih termenung menatap layar hp.

"ADUUUUUH PANTAAAAT." Keluh Davi yang langsung jatuh terduduk. Semua meringis sambil mengusap-usap pantat mereka sementara Wawan langsung melompat bangun, terburu-buru menarik boxernya yang juga hampir ikut terseret.

"Bangsat apus gak." Wawan menutup kamera hp Satrio murka.

"Eits jangan. Mau gue kasih Niki." Satrio cengengesan seraya berkelit dari Wawan.

"HEH JAHANAM LU YA BENER-BENER."

"Wan ni celananya mo dikemanain?" Tanya Rama yang telentang di lantai dengan napas terengah kecapekan.

"BUANG AJA BUANG." Teriak Wawan emosi.

"Bukannya punya bokap lo?" Acid yang ikutan telentang sambil ngos-ngosan di samping Rama mengangkat celana terkutuk yang posisinya terbalik setelah ditarik itu.

"Bodo amat jadiin keset aja." Wawan bersungut-sungut. "Sial banget gue kena jebakan. Kata bokap gue itu celana dia waktu muda, keren pada masanya. Ya udah gue coba pake biar keren LAH KEREN AWALNYA DOANG, ABIS ITU BUSUK."

Tawa anak Komet yang tiduran dan selonjoran langsung berderai.

"Mungkin Mister Arzaq gak cerita kalo dia juga susah payah ngebukanya."

"Atau mungkin dulu juga pernah mengerahkan seluruh anak kosan Mamih buat narik celana Mister Arzaq kayak sekarang." Galang nyengir. "Ntar tanya papap ah. Kalo iya, berarti ini beneran regenerasi."

"Bacot, Lang. Gak usah nanya-nanya." Wawan lalu menendang celana yang masih diangkat Acid itu sampai terlempar ke dapur.

"Heh ntar kena piring." Rama memperingatkan.

Komet 101Where stories live. Discover now