Ucup & Double N

14.8K 1.6K 2.8K
                                    

Saat bosan mengerjakan tugas di kamar, biasanya anak Komet akan memanfaatkan banyak titik di dalam indekos tersebut dan tanpa sadar titik-titik tersebut menjadi teritorial mereka. Misalnya Galang yang sejak dulu selalu memilih ruang tamu untuk mengerjalan tugas maupun tidur-tiduran dengan kakinya yang panjang menggantung, menonton film, video-video dari channel youtube, anime atau hanya mendengarkan musik menggunakan headphone-nya yang saking jumbonya pernah disebut Wawan sebagai headphone sakti, suara bakteri ngegosip juga kedengeran kalau kita pakai headphone itu.

Kemudian Ariq Biru yang tidak hanya memanfaatkan balkon sebagai tempatnya melamun menatap langit sore tapi juga membawa meja lipat dan laptopnya untuk mengerjakan tugas dengan damai ditemani angina petang. Damai dengan catatan Opang dan Fariz tidak sedang dalam misi meneropongi burung dari balkon.

Ruang tengah sifatnya lebih umum, penghuni Komet bergantian mengerjakan banyak hal di situ, meski jika Wawan yang mengerjakan tugas, tentu saja judulnya berubah dari 'mengerjakan tugas' jadi karaoke dadakan saking stressnya dan berujung pada ketiduran dengan kepala di karpet dan kaki di sofa. Teras depan juga biasanya spot terbaik Acid untuk melamun atau mengobrol serius dengan Rama, meski yang mengetahui soal ini hanya segelintir orang saja.

Terakhir ruang makan yang menyatu dengan dapur, hanya Iqbal dan Yusuf yang menganggap ruangan ini kondusif untuk mengerjakan tugas, Iqbal dengan alasan makanan dan Yusuf dengan alasan yang sama tapi dengan tambahan: 'Kalau kita diem di dapur, kita gak bakal ketinggalan info terkini, posisinya strategis, jangkauan pandangan luas, sampai ke seantero lantai bawah Komet, dekat dengan kamar mandi, kita akan selalu tau situasi apa yang sedang terjadi di ruang tengah, berita yang ditayangin di TV juga kedengeran.'

Menurut Yusuf, jika Komet adalah sebuah markas, dapur dan ruang makan merupakan titik pusatnya. Malam Minggu ini juga, Ucup yang sudah kuliah tingkat pertama memilih mengerjalan tugasnya di meja makan, ditemani sebotol air dingin dari kulkas, snack yang baru dibelinya di minimarket sepulang kuliah kemarin, digabung dengan snack Iqbal yang hanya bermurah hati pada orang-orang tertentu, termasuk Yusuf.

"Kuliah capek gak, Cup?" tanya Iqbal seraya merogoh kantong chips.

"Ya lo liat aja guee. Malem Minggu gini pacarannya sama laptop, sama lu." Yusuf memicing julid. "Cukup menjelaskan kan?"

"Kan gue nanyanya capek apa nggaaak."

"YA CAPEK."

"GAK USAH NGEGAS DONG??"

"EH IYA AMPUN BAL, JANGAN DIBAWA CHIPSNYA!"

Iqbal tetap duduk meski masih mengerucutkan bibirnya. Suara TV dari ruang tengah bersama tawa beberapa abang Komet terdengar sampai ke dapur.

"Gue pengen cepet-cepet kuliah deh, Cup." Ujar Iqbal, matanya menerawang sambil mulutnya mengunyah pelan-pelan.

Yusuf menghentikan ketikannya sejenak untuk melirik Iqbal, "Mau ngapain emang?"

"Mau cepet-cepet sibuk aja."

"Sekarang lo kurang sibuk? Kerjain tugas gue nih."

"Yeee, bukan itu maksud gue." Iqbal menghembuskan napasnya lalu sekilas menoleh ke arah keributan di ruang tengah. Dari satu gerakan itu saja, Yusuf dengan segera paham.

"Lo takut bakal kesepian banget ya setelah Bang Rama nikah terus gak tinggal di sini lagi?"

Iqbal tidak menjawab, ekspresinya juga tidak berubah tapi Yusuf tahu terkaannya benar. Ditambah fakta bahwa Rama sudah mengemas hampir semua barangnya dari Komet.

"Bentar lagi kok, Baaal." Hibur Yusuf, "Ntar pas udah kuliah lo langsung tebar jari dah tuh."

"Tebar jari?" Iqbal mengerutkan kening. "Apaan tuh maksudnya?"

Komet 101Where stories live. Discover now