Dzaky, "I love your mess"

14.2K 1.6K 3.3K
                                    

'She's complicated. That's what I like best about her.' Begitu kata Calvin kepada therapistnya saat menceritakan tentang Ruby Sparks dalam film berjudul sama. Ruby Sparks, tokoh yang ia ciptakan dan hidup dalam kepalanya. Kalimat itu juga yang diucapkan Dzaki saat ia menceritakan seorang Keysha Ammara.

Keysha seperti konsep yang kompleks dan rumit yang sulit untuk dipecahkan bahkan mungkin oleh dirinya sendiri. Dzaki juga tidak tahu kapan tepatnya ia sengaja melibatkan diri dalam hidup perempuan itu.

Mungkin sejak pertama kali mereka bertemu, Dzaki telah sukarela bergabung dalam runtunan nasib malang Keysha, mengikuti frasa yang sering terlontar dari mulut gadis itu selain petaka dan kata-kata depresif lainnya.

Malam itu Dzaki datang ke gig salah satu band beraliran alternative rock yang memang biasanya ia datangi bersama beberapa teman. Namun ada yang berbeda kali itu. Setelah pertunjukan musik berakhir dan penonton bubar, salah satu teman Dzaky berjinjit mencari seseorang di antara keramaian.

"Nyari siapa sih, Dot?" Tanya Dzaky melihat temannya kebingungan.

"Sebenernya tadi berangkatnya gue sama temen gue, Dzak, tapi nyampe sini dia sengaja misahin diri."

"Hah?" Dzaky mengerutkan kening. "Kenapa misahin diri? Kenapa gak bareng aja?"

Adot mengangkat bahu, "Emang sukanya sendiri tu anak."

Di tengah penonton-penonton lain yang kian berdesakan menuju jalan keluar, Dzaky ikut celingukan mencari. "Lo pulang bareng dia?"

"Iya."

"Kayak gimana orangnya, Dot?"

"Tinggi, pake leather jacket item, rambutnya panjang digerai."

"Bentar, bentar, ini temen lo cowok gondrong apa cewek?"

Adot tertawa, "Cewek, Dzak."

"Cewek lo kali nih?" Dzaky kembali mengedarkan pandangan, mencari perempuan yang dimaksud.

"Bukan cewek gueee, adek kelas waktu SMA anjir. Emang dia suka ngajakin nonton gigs kayak gini."

"Oh."

"Sekarang juga dia masih SMA, Dzak."

"Terus buat apa informasi itu?" Dzaky berdecak, "Gak keliatan cewek dengan ciri-ciri yang lo sebutin tadi, Dot. Lagian kebanyakan yang dateng cowok, harusnya gak susah kalo nyari cewek."

"Ya udahlah, mungkin udah balik duluan, Dzak. Ini gue telpon juga gak diangkat." Adot menyerah.

"Serius? Lo gak khawatir ape, Dot? Udah malem gini, terus dia cewek?"

Doni tersenyum simpul sambil memasukkan hpnya kembali ke saku jeans, "Dia beda sama cewek lain, Dzak. Gue balik duluan ya, udah mau ujan nih."

Dzaky tertegun karena ternyata Adot memang tidak bermaksud meneruskan mencari teman perempuannya itu.

Hujan yang tadinya hanya gerimis mendadak deras, memaksa Dzaky menepikan motornya bahkan sebelum ia melaju jauh. Tidak punya pilihan, ia memarkir motornya di depan sebuah minimarket 24 jam dan masuk ke dalam tempat yang kacanya berembun karena AC dan udara dingin itu, sekadar membeli sekotak rokok dan minuman, untuk kompensasi tempat berteduh.

Dalam antrean kecil di depan kasir, Dzaky menoleh ke luar pintu kaca dan mendapati sesosok perempuan yang berjalan di antara hujan, menuju satu meja berpayung di depan minimarket, tidak jauh dari jarak pandang Dzaky.

Dzaky yang tadinya sedang menyisir-nyisir bagian depan rambutnya yang basah tertegun menatap perempuan itu dari balik kaca. Perempuan itu membiarkan dirinya basah kuyup menerobos hujan. Rambutnya yang panjang, leather jacket hitam, sepatu stiletto boots... dering serta merta berbunyi di benak Dzaky.

Komet 101Where stories live. Discover now