1. Kecelakaan

18.8K 505 5
                                    


N

afisah

Satu Nama yang sukses membuat  seorang pengacara handal seperti Herry Febriady merasa kesal. Bagaimana tidak? setelah kembali dari Bandung kemarin, ia diseret oleh mamanya ke sebuah hotel. Ia yang tidak tau apa-apa hanya menurut saja pada mamanya. Tapi bukannya dapat untung malah buntung. Ia yang tidak tau apa-apa langsung di tarik keatas panggung lalu dengan nada gembira mamanya itu berkata.

"Hari ini adalah hari pertunangan anak saya Herry dan putri teman saya Nafisah".

Tentu saja ia yang terkejut tidak melakukan apa-apa pada saat teman masa kecilnya itu melingkarkan sebuah cincin di jari manisnya. Lalu dengan sedikit cubitan di pinggangnya sukses membuat Herry mau tidak mau memasangkan cincin di jari manis Nafisah. Membuat semua orang bertepuk tangan dengan meriah.

"Arrrggg.. Apa yang harus aku lakukan?" Teriak seorang pria tampan dengan mengangkat tinggi jari manisnya di mana disitu terletak cincin yang disematkan oleh Nafisah kemarin.

Brakk...

Suara pintu yang dibuka dengan keras sukses menghentikan gerakan tangan Herry yang ingin melepas cincin dari jari manisnya.

"Kenapa teriak-teriak begitu?  Kamu pikir ini hutan hahh? " Teriak seseorang yang baru saja membuka pintu kamar dengan keras.

"Ma, pokoknya Herry nggak mau nikah sama Nafisah. Herry nggak suka sama cwe centil, manja terus cengeng kaya dia. Kalau mama mau mantu biar nanti Herry cariin tapi bukan Nafisah. Pokoknya Herry nggak mau sama Nafisah" Teriak Herry pada mamanya yang sedang berdiri di depan pintu kamar sambil melipat tangannya di dada.

"Terserah kamu mau ngomong apa,  mama maunya Fisah yang jadi mantu mama bukan yang lain. Lagian kamu sudah tunangan dengan Fisah. Jadi mau atau tidak, setuju atau tidak kamu akan tetap nikah sama Fisah, dua minggu lagi. Titik" Ucap mama Rita dengan lancar lalu berjalan meninggalkan kamar putra satu-satunya itu.

"Ma.. Kita belum selesai bicara. Dengerin Herry ngomong dulu." Teriak Herry lalu dengan cepat berlari menyusul mamanya yang ingin kembali ke kamar.

"Mau ngomong apa lagi? Kamu sudah tunangan Herry dan nggak mungkin mama batalin pernikahan kalian" Ucap mama Rita lalu membuka pintu kamarnya untuk masuk tapi terhenti saat mendengar ucapan Herry.

"kalau mama nggak mau batalin pernikahannya. Biar Herry yang pergi ke rumah Nafisah dan mengakhiri pertunangan ini. "Ucap Herry dengan wajah datar lalu berjalan meninggalkan mamanya.

"Herry_Herry kamu mau kemana?  Jangan pergi!"Teriak mama Rita yang hanya dianggap angin lalu oleh Herry.

"Sayang, mama mohon! Kita bicara baik-baik di dalam yaa,  jangan pergi dan mutusin pertunangannya. Kasian Fisah, dia kan suka banget sama kamu" Bujuk mama Rita yang saat ini sedang berusaha membuka pintu mobil, di mana Herry sudah siap untuk pergi.

"Maaf ma, tapi ini sudah menjadi keputusan Herry. Herry nggak suka sama Nafisah. Dan Herry yakin dia akan bertemu dengan laki-laki yang
Lebih baik dari Herry" Setelah mengatakan kalimat itu, Herry bergegas menyalakan mobilnya dan dengan cepat meninggalkan mama Rita yang merasa sangat sedih.

***

Di dalam mobil Herry masih dengan setia memikirkan pertunangan dadakannya dengan Nafisah. Bukan Herry tidak menyukai Nafisah, Herry menyukainya tapi bukan sebagai seorang laki-laki terhadap seorang perempuan. Nafisah adalah teman masa kecilnya, dan dia ingin melihat teman masa kecilnya itu bahagia tapi bukan berarti ia harus mengorbankan kebahagiannya untuk Nafisah.

Dia dan Nafisah dulu sangat dekat, di mana ada Nafisah di sana pasti ada dirinya. Jujur ia akui saat kecil dulu ia sangat menyukai Nafisah. Nafisah sangat imut dengan pipi bakpaunya. Apalagi saat ia merayu Nafisah, gadis kecil itu pasti akan tersenyum sambil memukul dadanya dengan kedua tangan imutnya.

Herry tertawa kecil saat mengingat masa kecilnya. Nafisah adalah gadis yang cantik, sangat cantik malah tapi entah kenapa Herry sama sekali tidak merasa tertarik. Saat ini tujuannya adalah pergi ke rumah Nafisah lalu memutuskan pertunangannya secara baik-baik. Herry yakin orang tua Nafisah pasti bisa mengerti tentang perasaannya.

Dengan tidak sabaran Herry menginjak lebih dalam lagi pedal gas mobilnya membuat mobilnya melaju dengan cepat. Dan yang tidak Herry sadari ada sebuah truk yang berlawanan arah dengannya juga melaju dengan kencang dan..

Ckiiiittt___

BRUKKK..

-Bersambung-

GARA-GARA MAMA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang