20. Coba Dulu!

7K 286 9
                                    

"Lemarinya taruh di sebelah sana yaa pak!"

"Mejanya taruh sudut kanan ya!"

"Emm_ lukisannya sedikit miring ke kanan. Geser sedikit lagi ya!"

"Emm_ Nita patung-patungnya susun yang rapi di depan yaa! Terus kacanya jangan lupa dibersihin juga!"

"Maaf mbak Fisah! di depan ada yang cari mbak." Ucap salah satu pegawai Fisah menghentikan pergerakan Fisah yang sedang mengarahkan pegawainya dalam menata barang-barang.

"Siapa? "Tanya Fisah yang masih fokus ke arah para pegawainya yang sibuk menata barang.

"Katanya teman mbak. Namanya Mia."

"Mia? Ya sudah saya keluar dulu. Kamu bantuin yang lain rapiin barang ya" Ucap Fisah lalu beranjak untuk menemui Mia di depan.

Fisah langsung menemui Mia yang sedang duduk di kursi depan.

"Mia!" Panggil Fisah membuat Mia menoleh.

"Ehh_ emm_ kamu sibuk nggak? " Tanya Mia tak enak. Sebenarnya ia sendiri sudah tau jawabannya. Ya sibuk.

"Ya_begitulah. Hari ini lagi rapiin barang-barang aja. Kenapa Mia? Tempatnya jadi disewain kan? "Tanya Fisah takut. Takut kalau mertua Mia tiba-tiba batalin kontrak sewanya kan susah juga nantinya.

"Enggak. Cuma mau ngomong sesuatu aja. Tapi sepertinya kamu lagi sibuk. Jadi sebaiknya aku ke sini lagi nanti waktu kamu udah nggak sibuk." ucap Mia lalu bersiap pergi tapi dihentikan oleh Fisah.

"Nggak papa Mia. Ini juga sudah jamnya makan siang. Aku minta pegawaiku istirahat dulu ya baru kita cari makan sambil ngobrol." Ucap Fisah lalu segera masuk menemui pegawainya.

Setelah tiba di sebuah caffe, Mia dan Fisah segera memesan makanan.

"oh ya. Tadi katanya mau ngomong sesuatu. Sesuatu apa?" Tanya Fisah membuat Mia mengingat kembali tujuannya.

"Emm_ gini Fisah, kemarin aku sama kak Arif bicara tentang temannya kak Arif yang ingin cari istri. Dia pengacara juga loh, ganteng, penghasilan besar. Emm.. terus kak Arif minta aku untuk bicarain ini sama kamu. Siapa tau aja cocok sama kamu." Ucap Mia mengutarakan maksudnya.

"Maksudnya?" Tanya Fisah tak paham.

"Aku sama kak Arif mau jodohin kalian berdua." Ucap Mia lemah. Ia merasa telah memasuki urusan pribadi temannya itu.

"Tapi kamu taukan Mia, aku nggak kepikirakan untuk nikah. Aku masih mau fokus sama usaha aku." Ucap Fisah lembut. Ia tak mau menyinggung perasaan Mia yang telah berniat baik padanya.

"Aku paham Fisah. Tapi nggak ada salahnya dicoba kan. Dia orangnya baik kok." Ucap Mia lagi membuat Fisah tak tega juga menolaknya.

"Ya udah aku coba ya Mia. Tapi kalau tidak cocok_"

"Kalau tidak cocok ya nggak papa. Namanya juga usaha." potong Mia cepat.

"Namanya siapa? Siapa tau aku pernah kenal, mungkin_" Ucap Fisah tak yakin. Saat ini tiba-tiba pikirannya melayang pada laki-laki yang sudah seminggu lebih ini tak ia temui.

"Namanya_ "

"Permisi mbak, ini pesanannya." Ucap pelayan yang mengantarkan makanan pesanan mereka lalu menatanya di atas meja. "Silahkan dinikmati!" Ucap pelayan itu lagi lalu beranjak meninggalkan meja Fisah dan Mia.

"Kita makan aja dulu Mia." ucap Fisah yang diangguki oleh Mia.

Setelah menyelesaikan makannya Fisah berniat untuk kembali ke butiknya.

"Aku duluan yaa Mia!" ucap Fisah tapi dihentikan oleh Mia.

"Tunggu! Kapan kira-kira kamu bisa ketemu sama teman kak Arif?" Tanya Mia hati-hati.

"Waktu pembukaan butik aku aja gimana? Soalnya beberapa hari ke depan aku bakal sibuk banget." Ucap Fisah kemudian.

"Okeh_ Kabarin aku nanti kapan acara pembukaannya ya!" Ucap Mia semangat.

"Okeh. Aku duluan." ucap Fisah lalu bergegas keluar dari caffe meninggalkan Mia yang senyam senyum sendiri.

-Bersambung-

GARA-GARA MAMA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang