24. Tumor Otak?

7.3K 284 12
                                    

Acara makan malam menjadi kacau karena mama Rita yang tiba-tiba pingsan. Semua orang yang melihat kejadian itu menjadi sangat cemas, terutama Herry. Pasalnya setau Herry mamanya tidak memiliki penyakit atau gangguan lain. Melihat mama Rita yang pingsan membuat semua orang berinisiatif membawanya kerumah sakit.

Saat ini semua anggota keluarga sedang duduk cemas di depan ruang periksa rumah sakit. Tapi setelah satu jam berlalu tidak ada tanda-tanda dokter yang memeriksa mamanya akan keluar, hal ini membuat Herry dan yang lainnya tambah khawatir.

Melihat Herry yang duduk termenung sendirian membuat Fisah berinisiatif mendekatinya.

"Kak Herry" panggil Fisah pelan.

"Kakak takut Fisah. Entah kenapa kakak merasa bahwa pingsannya mama tadi akan membawa perubahan besar dalam kehidupan kita semua." ucap Herry entah sadar atau tidak.

"Maksud kak Herry apa? "Tanya Fisah tak paham.

"Tidak ada. Kakak hanya berharap bahwa mama akan baik-baik saja." Ucap Herry kemudian berusaha menyembunyikan perasaannya yang aneh.

"Mama pasti baik-baik saja kak, kita berdo'a saja untuk kesehatan mama." Ucap Fisah menenangkan herry.

"Iya semoga." Ucap Herry seadanya. Lalu tiba-tiba pintu ruangan tempat mama Rita diperiksa tadi terbuka dan keluarlah sosok dokter yang ditunggu sedari tadi. Dan hal itu sontak membuat seluruh keluarga mendekatinya dengan berbagai macam pertanyaan.

"Bagaimana kondisi istri saya dok? " Tanya papa Ryan cepat.

"Iya. Bagaimana kondisi mama saya dok? " Tanya Herry lagi.

"iya dokter cepat katakan!" Tambah mama Elsa cepat.

"Sabar Pak Bu, saya akan menjelaskannya tapi tidak disini. Silahkan untuk suami pasien ikut saya keruangan agar_"

"Saya anaknya. Saya boleh ikut dokter? " Potong Herry cepat.

"Iya boleh pak. Silahkan ikut saya ke ruangan" Ucap dokter tadi lalu berjalan dengan diikuti papa Ryan dan Herry dibelakang.

Setelah memasuki ruangan dokter. Papa Ryan dan Herry segera duduk mengikuti dokter yang sudah terlebih dahulu duduk.

"Jadi bagaimana kondisi istri saya dokter? " Tanya papa Ryan sesaat setelah ia duduk.

"Begini pak, kondisi pasien benar-benar sangat mengkhawatirkan. Penyakit yang beliau derita sudah_ "

"Tunggu. Apa maksud dokter dengan penyakit. Mama saya tidak punya penyakit apapun dok." Tegas Herry cepat.

"Apa pasien tidak pernah cerita tentang penyakitnya. padahal pasien selalu datang ke sini untuk melakukan pengobatan." Jawab dokter dengan raut wajah bingung.

"Apa?  Tapi istri saya tidak pernah cerita apapun pada saya." Ucap papa Ryan kemudian.

"Mungkin pasien menyembunyikan penyakitnya agar keluarganya tidak khawatir. Saya sudah sering menemukan kasus seperti ini, di mana anggota keluarga tidak tau sama sekali tentang penyakit yang diderita anggota keluarga mereka. Bahkan ada yang malah baru tau disaat pasien tersebut sudah meninggal dunia. " jelas dokter tadi apa adanya, membuat Herry dan papa Ryan membelalakan matanya.

"Baiklah dokter. Katakan pada kami, penyakit apa yang istri saya derita?" Tanya papa Ryan setelah sadar dari keterkejutannya.

"Tumor Otak pak." Jawab dokter tadi membuat Herry dan papa Ryan kaget.

"Tumor?"Ucap Herry tak menyangka.

"Benar pak Tumor.  Dan dalam kasus istri anda ini beliau menderita tumor otak glioma dan sudah stadium 2." jelas dokter tadi membuat Herry tidak dapat bersuara lagi.

"Lalu apakah ada cara pengobatannya dokter. Misalnya operasi atau_ "

"Bisa pak. Tapi sangat berisiko. Dan juga walaupun operasinya berhasil seringkali kondisi tersebut muncul kembali setelah penderitanya menjalani pengobatan. Selain itu, tumor tersebut juga berpotensi berubah menjadi tumor otak ganas dengan penyebaran dan pertumbuhan yang lebih cepat. Tapi ini tergantung pilihan dari keluarga, ingin melakukan operasi atau tidak." Jelas dokter lagi "Tapi untuk saat ini saya hanya bisa menyarankan untuk dilakukan kemoterapi untuk pasien, meskipun tidak menyembuhkan tapi kemoterapi adalah cara yang cukup efektif untuk mencegah sel Tumor menyebar dengan cepat." Tambah dokter lagi.

Herry dan papa Ryan yang sudah keluar dari ruang dokter berjalan dengan lemah. Mereka benar-benar terkejut setelah mengetahui bahwa mama Rita menderita penyakit yang mematikan. Sesampainya Herry dan papa Ryan di depan ruang perawatan mama Rita, mereka langsung dicerca pertanyaan oleh mama Elsa dan papa Bayu.

"Bagaimana kondisi mbak Rita mas, Her? " Tanya Mama Elsa.

Papa Ryan yang sudah mampu menguasai diripun menceritakan apa yang dikatakan dokter tadi tentang kondisi mama Rita. Mama Elsa dan papa Bayu benar-benar terkejut pasalnya yang mereka tau mama Rita baik-baik saja.

"Herry rasa sebaiknya kita tidak perlu menunjukkan kesedihan dihadapan mama" Ucap Herry membuat semua orang bertanya kenapa?

"Mama menyembunyikannya karena tidak mau kita semua khawatir" Ucap Herry lagi."Jadi berpura-puralah bahwa kita tidak tau apapun." Tambah Herry lagi yang diangguki oleh semua orang.

Saat ini Herry sedang menyuapkan makanan untuk mama Rita. Mama Rita telah sadar sejak tadi dan sekarang hanya tinggal Herry yang menjaganya karena keluarga Fisah telah pulang dan papa Ryan tengah kembali kerumah mengambil beberapa barang untuk mama Rita.

"Ma." panggil Herry setelah ia selesai menyuapkan makanan kepada mamanya.

"Iya sayang?" Jawab mama Rita lemah.

"Apa ada sesuatu yang mama inginkan? "

"Mama nggak mau makan apa-apa lagi." jawab mama Elsa sambil menggeleng.

"Bukan makanan, tapi sesuatu hal yang selalu mama impikan tetapi belum kesampaian?" Tanya Herry lagi.

"Emm_ melihat anak mama menikah dengan emm._ Fisah mungkin?" Jawab mama Rita ragu.

"Ma." Ucap Herry tak suka.

"Kamukan tanya ya mama jawab. Tapi mama nggak akan maksa kamu kok. Mamakan sayang sama anak mama. Mama cuma berharap kalau mama bisa menyaksikan anak mama menikah sebelum mama tiada nanti."

"Mama ngomong apa sih?"Tanya Herry marah.

"Ya kan umur kita nggak ada yang tahu Her. Siapa tau besok mama mening_ "

"Cukup ma! Herry nggak mau dengar mama bicara seperti itu." Ucap Herry dengan nada suara yang keras.

"Kamu kenapa sih sayang? Mama kan cuma__"

"Herry sayang sama." ucap Herry lalu dengan cepat memeluk mama Rita.

Saat ini Herry sedang memikirkan perkataan mamanya di rumah sakit tadi. Ya setelah papanya datang Herry diminta untuk pulang dan papa Ryan yang akan menjaga mama Rita di rumah sakit.

'Emm_ melihat anak mama menikah dengan emm_ Fisah mungkin?'

Perkataan mamanya tadi benar-benar membuat Herry frustasi. Mamanya memang tidak memaksa tapi masih bisakah Herry mengabaikan keinginan mamanya disaat mamanya sedang sakit parah. Mamanya begitu menyayanginya lalu apa salahnya ia membalas kasih sayang itu dengan menikahi Nafisah.

"Baiklah mah, jika itu keinginan mama maka Herry akan menikah dengan Nafisah" Ucap Herry dengan penuh keyakinan.

-Bersambung-

GARA-GARA MAMA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang