20' Terluka

1.1K 66 1
                                    

Mata kuliah telah selesai di kampus Bahana. Berniat pulang, tapi langkahnya terhenti ketika Reka sudah setengah jalan menaiki bus. Matanya membelalak ke sebuah kampus besar tempat dulu sang kakak pernah mengajar sebagai dosen. Rasa penasarannya pun membesar ketika ia ingin sekali melihat bagaimana kehidupan di dalam kampus itu hingga membuat Alista pun dipecat tanpa alasan.

Universitas wibawa, salah satu universitas swasta yang bergaya mewah. Mahasiswa yang berada di sana juga rata-rata orang tajir. UNWIB, salah satu universitas ketiga termewah setelah Universitas Erlangga tempat Arda menuntut ilmu sekarang.

Memang benar, mahasiswa dan mahasiswi di sana tampil begitu modis dengan barang berkilau yang menempel di pakaiannya. Mereka memamerkan harta di kampus dan menunjukannya pada teman-teman mereka.

"Pantes aja, ngajar di sini emang dapet gaji yang besar. Tapi emang baiknya kakak gue harus keluar dari sini." Reka membatin setelah ia berhasil masuk dan melihat lingkungan kampus tersebut.

"Maaf saya mau nanya. Apa di sini ada yang tau dosen muda namanya Alista?" tanya Reka pada salah satu mahasiswi yang lewat.

Mahasiswi itu kemudian menceritakan bagaimana kisah Alista dan kampus Wibawa. Hal itu membuat Reka semakin penasaran mengulik bagaimana cerita sang kakak hingga ia bisa dipecat secara tiba-tiba.

"Kelasnya itu biasanya di sana. Dia mengajar sangat baik. Saya juga suka sama dia. Dia muda, cantik, cerdas, tapi gara-gara si Juna, dia katanya dipecat."

"Sorry? Juna? Dia siapa?"

"Dia itu mahasiswa yang paling dihindarin karena emang ngeselinnya minta ampun. Dia gak pernah bisa menghargai dosen muda di sini. Dia suka banget godain dosen muda perempuan bahkan saat pelajaran berlangsung. Peraturan kampus ini sangat ketat, juga para petinggi di sini lebih membela mahasiswa karena mereka yang mengalirkan uang buat mereka, gak adil kan?" Mahasiswi itu berbisik sungguh hati-hati pada Reka.

"Terus kenapa kakak mau kuliah di sini?"

"Kampus ini bergengsi. Bisa bawa kita keluar negeri buat belajar di sana. Saya tertarik sama itu."

Reka tertegun sejenak ketika ia mendapat informasi bahwa Alista tidak dipecat begitu saja dari pekerjaannya. Sedari tadi ia mendengar, bahwa penyebab Alista dipecat adalah karena seorang mahasiswa penggoda. Hal itu membuat hati Reka sungguh berapi-api mendengarnya.

"Juna, awas lo," batinnya yang sudah mulai meluapkan emosi.

Jam mata kuliah telah selesai sore itu. Bukannya pulang, Reka malah berdiri berjam-jam di depan kampus Wibawa layaknya menunggu seseorang. Ia terus tertunduk dan menyenderkan tubuhnya pada tembok di dekat gerbang kampus. Setelah melihat banyak mahasiswi dan mahasiswa keluar, Reka bergerak mulai bertanya.

"Maaf, kenal cowok yang namanya Juna gak?"

"Itu dia orangnya," jawab salah satu mahasiswa yang ditanya oleh Reka.

"Oke, makasih ya."

Mata Reka tak luput untuk melihat siapa Juna di depan sana. Ia melihat laki-laki itu menuju tempat parkir kampus. Belum sempat laki-laki bernama Juna itu membuka pintu mobilnya, Reka pun dengan sergap memanggil.

"Juna!"

Juna seketika menoleh ke arah Reka dan memasang wajah begitu bingung.

"Lo apain Alista?" tanya Reka sambil berjalan penuh emosi menghampiri Juna.

Juna semakin bingung. Matanya menatap heran Reka di depannya. Ia bahkan menyeringai aneh ketika nama Alista disebut.

"Apa maksud lo, siapa lo?"

ALISTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang