Khitbah

20 2 1
                                    

Khitbah

****_+_****

Dua bulan kemudian

Hidup butuh perjuangan. Bukan orang hidup namanya, jika dia tidak berjuang. Berjuang mencari rezeki. Berjuang mencari ilmu. Berjuang mencari kebahagian. Berjuang untuk mencapai kesuksesan. Di balik sebuah kesuksesan tersirat suatu perjuangan yang membutuhkan pengorbanan. Berani mengorbankan waktu, tenaga bahkan materi untuk mencapai kesuksesaan. Ketika kesuksesan berada dalam genggaman maka apa yang akan dirasakan....?. kebahagian. Ya kebahagian.

Waktu telah bergulir mengiringi arus peradaban manusia. Terus berputar tak henti-henti. Selalu menciptakan beribu-ribu kenangan indah bahkan pahit yang akan tersimpan dalam memori. Tak perlu menyesali suatu masa lalu yang penuh dengan kepahitan layaknya jamu. Karena di balik itu semua, tersirat hikmah yang luar biasa yang dapat dijadikan sebuah pelajaran yang bermakna untuk bekal masa depan yang lebih baik. Tak ada yang meminta untuk dilahirkan dari keluarga yang miskin, tidak bisa meronta kepada yang kuasa, begitu pun mereka yang dilahirkan dari keluarga yang kaya. Semuanya telah di atur oleh yang maha kuasa.

Tetapi, bagaimana dengan sebuah istilah hidup adalah pilihan. Ya......... kita dapat memilih hidup kita. Hidup kaya apa miskin. Bahagia apa menderita. Senang apa sedih. Suka apa duka. Sukses apa terpuruk dalam kegagalan. Tuhan memang telah menakdirkan semua yang berhubungan dengan kehidupan manusia, mulai dari jodoh, rezeki, amal, bahkan kehidupan mereka nanti di akhirat. Semuanya telah tercatat di lauh mahfudz. Tapi....... Tuhan memberikan manusia akal, bukan hanya nafsu saja. Tuhan memberikan mereka akal agar mereka dapat berpikir, kehidupan mana yang akan mereka tempuh. Tentunya dengan cara usaha dan do'a.

Syauqy telah memilih untuk boyong dari Pondok Pesantren Darul Qur'an. Selama satu tahun dia telah mengabdikan serta mengamalkan ilmunya di Pondok Pesantren Darul Lughoh. Di situlah, dia juga menuai benih-benih cinta dan merasakan keindahan jatuh cinta. Disi lain, dia juga mrasakan betapa beratnya meninggalkannya. Sebenarnya, hatinya ingin selalu bersama dengan sang pujaan hati, namun dia tak dapat menolak permintaan orang tuanya untuk pulang. Sudah waktunya dia mengabdikan diri pada bangsa dan negaranya. Siapa yang rela berjauhan dengan seseorang yang telah menanam benih cinta. Tak kan ada yang rela. Hari-hari Syauqy selalu dihiasi dengan rasa kerinduan kepada sosok yang disana. Kerinduan yang mengalirkan air mata. Kerinduan yang menyesakkan dada.

Terik matahari yang selalu setia menerangi bumi yang hampir punah dimakan usia. Tak pernah terdengar keluhan darinya atas kelelahan untuk selalu bersinar. Selalu berputar mengelilingi bumi tanpa rasa bosan sekalipun. Angin melambaikan ranting-ranting pohon yang dihiasi dedaunan hijau. Menjatuhkan beberapa helai daun ke bumi. Terhempas tak berarti. Tak pernah terdengar rasa marah darinya pada angin yang telah memisahkannya dari sebatang ranting.

Suasana di jalan raya tak ubahnya seperti pabrik-pabrik yang selalu mengeluarkan bunyi bising. Mencemari udara dengan limbah yang berserakan. Laju kendaraan berlalu-lalang di sepanjang jalan raya. Mengantarkan mereka ke tempat tujuan. Bunyi klakson kerap terdengar. Polusi tak lagi bersahabat. Memang selamanya tidak akan bersahabat.

Lampu-lampu lalu lintas selalu siap sedia melaksanakan tugas. Menertibkan jalan raya agar tercipta keselamatan bagi mereka. Lampu lalu lintas menunjukkan warna merah mau tidak mau mereka harus menghentikan laju kemdarannya. Terlihat orang-orang yang melintas menembus kepadatan kendaraan yang menghentikan lajunya. Suara anak-anak mengeluh meminta belas kasih dari mereka. Mengharapkan sepeser uang untuk membeli sesuap nasi.

Berdiri dibawah terik matahari dengan botol air dalam genggamannya. Sesekali terlihat seseorang yang bersedia membukakan kaca mobilnya seraya memasukkan sepeser uang. Terlihat senyum kebahagian tergambar di raut wajah kumalnya. Ada juga yang marah-marah bahkan membentak mereka. Mencaci maki mereka. Merekapun terpaksa pergi tanpa mendapatkan apa-apa, selain cacian dan makian. Itulah kehidupan yang dirasakan anak jalanan.

MAHLIGAI CINTA SYAUQYWhere stories live. Discover now