Terungkap

49 3 1
                                    

Terungkap

****_+_****

"Aisyah, kayaknya hujan akan turun." Ujar Khotijah seraya memandang langit yang sudah berubah menjadi warna kelabu. Aisyah mencoba menerka perkataannya. Mereka menghabiskan waktu untuk saling bertukar cerita. Khotijah sudah tau latar belakang pernikahan Aisyah dengan Syauqy, sang pujaaan hatinya. Tak perlu dipungkiri lagi, bahwa dia harus menyadari bahwa Aisyahlah yang lebih berhak mendampingi Syauqy.

"Benarkah......?" Tanya Aisyah. perlahan rintik hujan mulai turun satu persatu.

"Ayo Aisyah, saya bantu......." Khotijah bergegas membopong tubuh Aisyah menaiki kursi ronda. Tanpa pikir panjang dia mendorong kursi meninggalkan taman yang tak beratap.

"Kamarmu sebelah mana........?" Tanya Khotijah ketika mereka telah berada di bawah atap rumah sakit. Matanya memandang ke sekeliling.

"Blok Anggrek No. 003..." Jelas Aisyah. akhirnya langkah mereka berhenti tepat di kamar Aisyah.

"Ternyata tidak begitu jauh." Papar Khotijah disusul dengan senyuman manis Aisyah.

Khotijah langsung membuka pintu kamar dan membawa Aisyah ke dalam. Suasananya masih sama. Namun, di dalam tidak ada siapa-siapa. Orang tua Aisyah seharusnya ada di dalam. Entah kemana perginya mereka sekarang. Khotijah membantu Aisyah berbaring di tempat tidurnya.

"Terima kasih Mbak Khotijah." Ucap Aisyah ketika tubuhnya telah bersandar di tempat tidur.

"Ya sama-sama." Jawabnya dengan seulas senyum di bibirnya.

Syauqy berlari menembus keramaian pengunjung rumah sakit. Rintik-rintik hujan semakin deras. Tak ada yang terlintas dalam pikirannya, selain bayangan Aisyah yang duduk kebingungan di taman. Dia telah membuat kesalahan hari ini. Dia kahwatir Aisyah akan marah atas kesalahannya. Rasa penyesalan mulai menggerogoti jiwanya. Langkahnya tidak beraturan. Pandangannya lurus ke depan. Hingga pada akhirnya BRAAKK........ seseorang telah dia tabrak. Membuat tubuhnya ambruk. Syauqy meringis kesakitan. Dilihatnya seseorang laki-laki di depannya. Terlihat berbagai macam buah berserakan di lantai.

"Maaf mas, maaf, saya tidak sengaja..." Ucap Syauqy penuh rasa sesal. Tangannya memungut buah di lantai membatu laki-laki yang di tabraknya.

"Ya...... tidak apa-apa." Jawab laki-laki itu dalam kesibukannya mengumpulkan buah. Syauqy turut membantunya.

"Ini mas buahnya....." Ujar Syauqy seraya menyodorkan buah yang telah dia kumpulkan. Laki-laki itu mengambilnya masih dalam kesibukannya. Syauqy memerhatikan laki-laki di depannya. Terlintas bayangan seseorang di masa lalu.

"Loch........ Anas......?" Tanya Syauqy kaget. Laki-laki di depannyapun mendongakkan kepalanya. Mereka saling memandang. Terlihat laki-laki di depannya mengerutkan dahi. Otaknya berpikir keras.

"Syauqy........" Sadarnya. Merekapun saling berpelukan melepas kerinduan.

"Maaf Nas, saya lagi buru-buru." Ungkap Syauqy seraya melepaskan pelukannya. Dirinya cepat melangkah pergi. Anas hanya memandangnya penuh takjub akan perubahan yang terjadi pada sahabat kecilnya. Diapun kembali mengumpulkan buah dan memasukkannya ke dalam plastik.

Syauqy menghentikan langkahnya. Nafasnya naikturun tidak beraturan. Dilihatnya kursi yang tadi di tempati oleh Aisyah. namun, Aisyah sudah tidak berada di kursi yang telah dibasahi hujan. Matanya memandang ke sekeliling. Mencari-cari sosok Aisyah. mengira bahwa Aisyah akan mencari tempat berteduh. Lama dia berdiri dengan pandangan menyelidik, sosok Aisyah tak jua dia temukan. Syauqy memutuskan untuk beranjak dari tempatnya. Kakinya kembali melangkah mencari Aisyah. hatinya diliputi oleh rasa khawatir dan penyesalan.

MAHLIGAI CINTA SYAUQYWhere stories live. Discover now