Mahligai Cinta

32 2 1
                                    

Mahligai Cinta

****_+_****

Waktu tak terasa terus berputar begitu cepat. Menyisakan kenangan-kenangan baru dalam ingatan. Membekas hingga dalam kalbu yang mendalam. Memberi kebahagiaan ataupun penyesalan dikala mengenangnya. Menyesakkan dada. Kenangan di masa lalu tak sepenuhnya berakhir dengan kebahagian. Ada kalanya penyesalan yang tak berujung selalu menghantui. Menggelayut terus-menerus hingga akhir hayat bagi mereka yang tidak tepat memaknai arti dari sebuah kenangan masa lalu.

Masa lalu yang kelam telah membuat mereka jatuh dalam keterpurukan. Tak ada gairah lagi untuk mencapai kesuksesan di masa depan. Segala asa di jiwa telah terkuras habis oleh kelamnya masa lalu. Namun, disisi lain bagi mereka yang memaknai masa lalu dengan tepat akan berpikir positif di balik kegagalan yang dialaminya. Meyakinkan hati dan jiwa bahwa di balik itu semua akan ada hikmah yang luar biasa. Terus berusaha mencapai sebuah kesuksesan yang akan diraih di masa depan.

Peristiwa yang menimpa Syauqy sekitar satu bulan yang lalu menyisakan sebutir penyesalan dalam hatinya. Dia selalu berpikir seandainya. Seandainya. Dan seandainya. Berkhayal bahwa hal itu tidak akan pernah terjadi. Namun, sekeras apapun dirinya meronta-ronta menyesali semuanya tentu tidak dapat mengembalikannya seperti semula. Dia harus merasakan rasa bersalah yang begitu dalam kepada gadis yang bernama Aisyah Syafanat Taufiki.

Gadis itu rela mengorbankan nyawanya demi dirinya. Kini dirinya harus rela mengorbankan segala harapan, kasih, dan cinta untuk membalas budi. Entah apa yang tersimpan dalam pikirannya, hingga serta merta dia menerima tawaran kedua orang tua Aisyah untuk dapat menikahi anak semata wayangnya yang tengah melalui masa-masa koma.

"Ya akhy Ach. Syauqy Aqil Maulana... ankahtuka wazawwajtuka binty Aisyah Syafanat Taufiki bimahri aalatis sholati haalan"

"Qobiltu nikahahe wa tazwijahe bimahri madzkur."

Akad nikah yang telah mengikat Syauqy dengan Aisyah masih terngiang dalam ingatan Syauqy. Tak akan pernah pudar hingga waktunya tiba. Syauqy ikut berjuang untuk kesembuhan istrinya. Akad nikah yang berlangsung di rumah sakit tanpa pesta, tanpa undangan, hanya beberapa kerabat dekat terkesan begitu sakral meskipun dibalut dengan kesederhanaan.

Syauqy tidak menyangka, mahligai cinta yang didambakan oleh hatinya harus berlabuh pada seorang gadis yang rela berkorban demi dirinya. Dan kini harus berjuang demi mendapat kehidupannya kembali. Apakah pernikahan yang dibalut dengan rasa bersalah dan ada unsur balas budi dibaliknya akankah dapat memberikan secercah kebahagiaan bagi mereka, terutama bagi Syauqy? Mahligai cinta yang terukir bersama sang pujaan hati telah pupus bersamaan dengan akad nikah.

Hari-harinya telah dia habiskan untuk menemani sang istri di rumah sakit. Membantunya untuk selalu kuat dalam memperjuangkan hidupnya. Setiap waktu tak pernah dia lupa untuk melantunkan bacaan-bacaan ayat suci Al-Qur'an ke telingan sang istri. Setiap pertengahan malam, dirinya bersujud memohon kepada sang Ilahi yang Maha Menghidupkan dan Mematikan. Do'a panjang yang terpanjat dilabuhkan untuk kesembuhan sang istri. Terbesit rasa bangga dan kekaguman dalam benak kedua orang tua Aisyah atas usahanya.

Mereka merasa yakin dan tidak khawatir lagi karena menyerahkan putri semata wayangnya kepada Syauqy. Pemuda yang baru mereka kenal. Mereka yakin bahwa Syauqy adalah pemuda yang tepat untuk disandingkan dengan Aisyah. Dan tentunya dapat memberikan kebahagian kepada Aisyah disaat dia telah membuka matanya yang masih terpejam.

Satu bulan telah berlalu, namun Aisyah masih tidak menampakkan tanda-tanda akan kesadarannya dari koma. Kedua orang tuanya merasa putus asa akan hal itu. Namun, Syauqy hadir dengan segudang kesabaran dan ketabahan hatinya. Dia selalu memberikan semanngat dan dorongan kepada mertuanya untuk tidak putus asa akan takdir Allah.

MAHLIGAI CINTA SYAUQYWhere stories live. Discover now