memory shoot

3.9K 329 51
                                    






Drrtt.... Drrttt.....




Kuroko menoleh, ia baru saja keluar dari kamar mandi. Tahu-tahu handpone nya sudah berdering.


"hallo? Kuroko tetsuya disini."


"he~ apa ini nomor telepon kuis? Tidak biasanya kau ramah padaku. Tetsuya." suara itu cukup membuat tetsuya jengkel. Dia lupa melihat siapa yang menelponnya dan langsung mengangkatnya.

"akashi-kun. Ada apa?" tanya kuroko datar.


"tidak ada. Aku hanya ingin mendengar suaramu."


"..." kuroko menatap handponenya malas. "kau sudah mendengarnya jadi akan kututu-"

"kau baru saja selesai mandi ya? Tetsuya?"

Mata kuroko membulat. Darimana dia tahu?

"boleh aku vicall denganmu? Aku ingin melihatnya." sambung akashi dengan sedikit nada menggoda disana.

Kuroko menahan emosinya yang sedang memuncak. "melihat apa? Aku bukan tontonan! Sekarang berhentilah menelponku dan biarkan aku-" suara kuroko terhenti. Ia tidak akan terjebak kata-kata akashi lagi dan mengatakan kegiatannya.

"biarkan kau apa? Memakai baju? Berarti saat ini kau belum pakai baju ya? Hm. Kedengarannya menggoda."


Semburat merah muncul. Kuroko menghela nafas setelah berusaha mengendalikan dirinya. "itu bukan urusanmu akashi-kun. Sekarang aku sedang ada urusan. Jadi sampai jumpa."


Telepon terputus. Namun, tak lama kemudian berdering lagi. Kali ini kuroko mengabaikannya.

Terus mengabaikan teleponnya tapi suara dering teleponnya tak mau berhenti. Membuat kuroko mau tak mau menonaktifkan ponsel kecilnya itu.


"pyuh..sekarang lebih baik." gumamnya pelan.


Tiba-tiba saja..


"tetsuya-kun.. Turunlah sebentar!ada telepon untukmu. Katanya penting." suara lembut dari sang ibu membuat kuroko dengan terburu-buru turun ke bawah dan menerima telepon itu.


"kuroko tetsuya disini. Ada per-"

"ya. Tetsuya. Senang mendengarmu."

Kuroko menautkan alisnya. "akashi-kun! Ku bilang sudah dulu. Lagipula darimana kau dapat nomor telepon rumahku?"


"hm? Dari dulu aku sudah punya kok. Nomormu, ibumu, telepon rumahmu. Semuanya aku punya."

"ah. Baiklah. Apa maumu?"



"aku-"

Klapp!!

Kuroko menutup telepon dengan agak kasar. Akashi ini kalau dibiarkan lama-lama malah minta lebih.

Baru saja kuroko mau melangkahkan kakinya ke kamar, sampai ada suara ketukan di pintunya.

Dengan ramah kuroko membukanya. "eh? Koganei-senpai? Ada apa?"

"yo. Kuroko. Ada telepon untukmu. Katanya penting."

Kuroko menautkan alisnya curiga. Apa itu akashi? Tapi mana mungkin. Koganei-senpai adalah tetangganya. Apa akashi juga punya nomornya.

"siapa itu?"

"entahlah. Tapi katanya penting. Ini." koganei menyerahkan ponselnya pada kuroko. Dengan lembut kuroko menerimanya.


kuroko and trap! (akakuro) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang