majiba shoot

3.2K 287 72
                                    









Perlahan langit mulai gelap karena awan yang menutupi sinar bulan. Kedai makanan yang awalnya indah karena terpapar sinar rembulan pun perlahan meredup. Kuroko masih terdiam di tempatnya. Perlahan mulai memandangi langit yang semakin menghitam.








"ini sudah cukup, akashi-kun. Terima kasih sudah mau menahan diri." ucapnya pelan.






Akashi tersentak dengan kata-kata itu, dia secara tidak sadar melepaskan pegangannya. "oh? Iya, baiklah." dia terlihat bingung. Namun entah kenapa itu lebih mirip akashi yang biasanya.








"apa kau terkejut? maafkan aku." kuroko bangkit dari posisinya dan mengambil posisi duduk di depan akashi. Menundukan kepalanya.






"lupakan itu, kau tidak lupa dengan kata-katamu kan?" ucap akashi dingin. Kuroko mengangguk.







Dia menatap akashi yang menatapnya dingin dan serius. Dia pasti ingin segera tahu jawaban dari semua keanehan yang terjadi malam itu. "tentu, kau ingin aku cerita tentang hal aneh yang kita-"








"bukan itu!"









"eh?" seketika manik itu berkilat, bukan "itu" katanya?









"maksudku... Kau ingat kau pernah menjanjikan sesuatu padaku kan? Tetsuya? Tentang ciuman-"






"EH?!" seketika kuroko memerah. Apa-apaan akashi ini!?! Apa cuma itu yang ada dipikirannya?








"bagaimana?! Aku-aku sudah sangat siap dengan janjimu." tanya nya yakin. Kuroko hanya menatap lelah. Tentu saja, dia ini akashi, mustahil dia tidak mesum. Dia tidak yakin ada orang yang jauh lebih mesum dari akashi.









"itu kau tagih lain waktu saja, Akashi-kun. Aku ingin bicarakan hal yang lebih penting." ucap kuroko serius. Akashi merasakan hal itu dan mulai mendekatkan dirinya untuk mendengarkan.







"tentu, kau berhutang penjelasan juga padaku."







"hhh... Aku tidak menyangka, orang luar pertama yang akan tahu hal ini adalah akashi-kun. Kau masih ingat kan soal berlian tadi?"







Akashi yang awalnya agak serius menjadi lebih santai saat kuroko membuka pembicaraan tentang berlian itu, toh dia tidak peduli dengan berlian itu. Karena yang paling indah baginya adalah tetsuya, terutama tatapannya yang polos itu. Akashi selalu terpikat oleh tatapan itu. "blue rose diamond? Tentu saja. Para mafia itu menemukan brankas nya kan? Dan mereka perlu matamu untuk membukanya. Kau tidak perlu khawatir ada banyak cara untuk membuka brankas selain dengan tatacara aslinya. Jadi kau bisa bebas dan mereka bisa dapatkan berlian itu." jawab akashi santai.












Mendengar jawaban akashi yang santai itu sontak membuat kuroko menunduk. "sebenarnya... Berlian itu tidak ada disana." ungkapnya pelan. Akashi yang mendengar itu mengkerutkan keningnya.










"mereka memang perlu pola retina mataku untuk membukanya. Tapi, jika kotak itu sudah terbuka maka didalamnya hanya ada kekosongan. Tidak ada apapun." sambung kuroko dengan nada kecil. Meskipun begitu akashi mendengarnya.








"tidak ada di sana? jadi dimana berlia-. Tunggu, jangan bilang berliannya..."











Kuroko mendongak, menatap akashi dengan tatapan sedih. "...iya. berlian itu, ada dalam mataku..."










You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 01, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

kuroko and trap! (akakuro) Where stories live. Discover now