Aras dan Fira masih belum mau bicara, bahkan ketika mereka duduk bersebelah di kantin seperti sekarang.
Olivia, Avita dan Ria saling bersitatap satu sama lain, bingung harus bagaimana lagi dengan kedua teman mereka yang memang sedang tidak akur ini. Ketiganya mau berbicara terlebih dahulu juga bingung mau bicarain apa, takutnya juga mereka nggak ditanggepin, alias dicuekin, alias dikacangin.
"Hustt... Hustt... gimana nih caranya biar mereka baikan, kalian mikir dong." Olivia berbisik-bisik, kepada Avita dan Ria, kebetulan posisi duduk mereka berdekatan.
"Nggak tau nih, gue juga bingung harus gimana, ngelihat mereka kayak gini gue jadi kasihan, tapi geli juga sih ngedenger mereka berantem kayak gini karna cowok, udah gitu cowoknya nggak banget lagi, mending ganteng, ini mah sama biji karet, masih mending biji karet kali." sahut Avita dengan bisikan, lalu terkekeh dengan pelan.
"Husst, lo apaan sih Vit, jangan gitu ngomongnya, gitu-gitu Agam juga pinter kali Vit, lo mah." Ria tak terima.
"Ya, sorri."
"Kalian apa sih kok jadi bahas Agam, sekarang back to topic, mikir dong, kita harus bikin apa supaya mereka balik lagi kayak dulu." Olivia kembali mengulangi pembicaraanya terdahulu.
"Gimana kalo ngelawak." usul Avita.
"Apa sih Ta, masa iya ngelawak, lo tau sendiri kita kalo ngelawak kreyes-kreyes alias garing, bukannya orang pada ketawa, mereka bakal ngelemparin kita pake tomat kayak difilm spongebob." ucap Ria.
"Apaan sih Ri, nggak jelas banget omongan lo."
"Lo tuh yang nggak jelas. Enak aja pake nyalahin gue segala." sahut Ria tak terima dikatai begitu.
"Ini kenapa jadi kalian yang berantem sih. Udah ah, gue males, ngomongin tentang ininya nanti aja deh, gue mau ke kelas, bay." Olivia bangkit dari duduknya lalu berjalan keluar dalam kantin ini, tak peduli dengan ocehan Ria dan Avita yang masih asik berdebat.
"Gara-gara lo sih, kan Olivia ngambek kan jadinya."
"Apaan sih Ta, nyalahin gue mulu kayaknya, kayak dirinya nggak punya dosa aja." lagi-lagi Ria tak terima dengan perkataan yang di ucapkan Avita kepadanya.
Olivia hanya mengelengkan kepalanya mendengar ocehan mereka. Olivia menoleh kebelakang dengan masih terus melangkah ke depan. Olivia melihat Aras keluar dari kantin ini lewat pintu belakang, mungkin saja Aras ingin pergi ke toilet, Olivia angkat bahu, tak mau peduli dengan tingkah Aras, biarkan saja Aras kan sudah besar bukan anak kecil lagi, jadi tidak ada yang perlu ia khawatirkan.
Olivia terus saja melangkah tanpa memperhatikan arah berjalannya,sampai akhirnya, sesuatu yang keras menghantam tubuhnya dengan keras, Olivia meringis kesakitan sambil memegangi jidatnya yang terkena hantaman terlebih dahulu.
"Auws, sakit banget, sejak kapan sih nih tembok ada di sini, heran gue." umpatnya sambil menunjuk-nunjuk tembok yang tadi menghantamnya begitu teganya, ralat, bukan tembok yang menghantamnya tapi dirinya yang menghantam tembok itu sendiri, lagian mana ada benda mati bisa nabrak orang.
Saat ia ingin berbalik badan dan berjalan ke samping kanan, tanpa sengaja ia menabrak seorang adik kelas yang sedang membawa es, sehingga, es itu tumpah semua mengenai baju seragamnya hingga basah kuyup.
Anjir, hari ini gue sial banget, ini sih namanya udah jatuh tertimpa tangga, udah jatuh ketimpa durian yang berduri pula.
Karena adik kelas itu tak kunjung berbicara, akhirnya Olivia mengalah untuk berbicara terlebih dahulu.
"Eh, sorri yah tadi nggak sengaja sumpah, gimana kalo esnya gue ganti pake uang? Nih." Olivia menyodorkan uang lembaran senilai lima ribuan kepada adik kelasnya itu, namun bukannya menerima uang darinya, cowok jangkung itu malah melengos dan pergi meninggalkannya. Olivia terlonggo.
"Songgong banget, baru jadi adik kelas udah gitu, langsung pergi aja padahal dia juga punya salah sama gue tapi nggak minta maaf. Awas aja kalo ketemu lagi, dasar adik kelas songgong." umpatnya, lalu berjalan cepat menuju toilet untuk membersihkan seragamnya.

YOU ARE READING
Give Me Gara
Short Story"Sampai sekarang gue masih sama kayak dulu, yang diam-diam suka merhatiin elo, yang diam-diam menyukai lo dan yang diam-diam mengagumi lo. Capek sih, kayak gini mulu, tapi mau gimana lagi, gue bisanya cuma kayak gini doang, nulis dimemo hape gue aja...