Bagian 5 -Gagal Taruhan-

68 5 0
                                    

Kalau dijadikan mainan saja sakit, kenapa harus mempermainkan ?

-Queenessa Brilliant-

_________________________

Bel istirahat sudah berbunyi sejak lima menit yang lalu, dan Necha kini sudah duduk di bangku taman bersama ketiga sahabatnya. Mereka sudah larut dalam obrolan yang topiknya tidak jauh-jauh dari cowok yang mereka temui tempo lalu.

Seperti tidak ada bosannya mereka membicarakan cowok satu itu, apalagi Aya sangat gencar mengulik informasi dari Lina mengenai cowok itu.

Berbanding terbalik dengan Necha, dirinya tidak begitu tertarik dengan topik tersebut karena yang terpenting baginya sekarang adalah mengisi perutnya yang keroncongan.

"Gue mau cabut ke kantin, ada yang mau ikut ?" tanya Necha kepada ketiganya.

"Enggak deh cha, gue masih kenyang." jawab Alen

"Gue juga sama."

Setelah mengangguk kepada keduanya pandangan Necha berakih ke Aya "Kalo lo ikut nggak ay ?"

"Enggak deh cha, gue masih mau nunggu lanjutan ceritanya Lina." Aya menatap sahabatnya dengan cengiran kuda.

"Dasar, yaudahlah gue cabut. Bye.."

Necha kini sudah tiba di pintu masuk kantin milik bu Warto, dia berjalan masuk dan memesan makanan.

"Bu, kaya biasanya ya." ucap Necha kepada bu Warto.

"Oke, bentar ya nduk."

"Iya bu, saya duduk disana ya." ucap Necha sambil menunjuk meja yang kosong.

Bu Warto mengganggu mengerti, setelahnya Necha berjalan menuju meja yang kosong tadi. Tak lama pesanan Necha datang. Satu porsi bakmi pecel ditambah bakwan goreng jagung dan segelas es lemon tea, makanan favoritnya di kantin ini. Menurutnya tidak ada yang bisa menandingi ke lezatan bakmie pecel milik bu Warto.

"Makasih bu." ucap Necha

"Sama-sama nduk." balas bu Warto sambil berlalu.

Baru ingin menyuapkan makananya ke dalam mulutnya, ponsel Necha bergetar. Diletakkan sendoknya kembali dalam piring, diraihnya ponsel yang berada didalam saku seragamnya.

Di lihatnya siapa yang menelfon pada jam jam sekolah seperti ini, dia tekan icon telfon berwarna hijau.

"Hallo.."

"..."

"Necha kan sekolah mi."

"..."

"Ada Letta, kenapa ngga Letta aja ?"

"..."

"Ya tapi.. hallo.. hallo.. mi.." panggilan diputuskan sepihak, membuat Necha menggeram kesal. Kebiasaan sekali mami memutuskan panggilan sebelah pihak.

***

Jam kosong adalah surganya para siswa, waktu yang ditunggu-tunggu oleh semua siswa, dan itu yang tengah dirasakan oleh kelas sebelas IPS dua. Pelajaran bahas indonesia yang diampu oleh bu Ayati dikelas sebelas IPS dua hari ini kosong.

Sehubung dengan bu Ayati ada keperluan alhasil beliau hanya meninggalkan tugas untuk siswanya dan setelahnya beliau pergi melaksanakan tugas negara lainnya.

Seperti kelas di sekolahan pada umumnya jika di jam kosong para siswa berkesempatan menggerombol dengan temannya masing-masing.

Para penyamun kelas sudah bergerombol dibangku pojok belakang kelas, siswi yang suka hobinya bergosip sudah duduk membentuk lingkaran di depan papan tulisan, para kutu buku masih setia duduk dibangkunya masing-masing untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh gurunya. Dan sisanya keluar menuju kantin atau sekedar nongkrong di depan kelas. Necha termasuk golongan yang pergi ke kantin.

LawasWhere stories live. Discover now