Bagian 13 -Tanpa Kabar-

52 3 0
                                    


Kamu pacar atau mamanya hachi anak sebatang kara sih? hilang sampe minta dicari gitu.

- Queenessa Brilliant -

________________


Hari ini adalah tanggal merah, harusnya ditanggal merah seperti ini Necha akan bersorak senang dan menghabiskan harinya dengan keluar bersama sahabatnya atau paling tidak dia akan pergi ke salon.

Namun, yang ia lakukan sejak tadi pagi tidak jauh-jauh dari memandangi ponsel yang kini ia letakkan di atas nakas dekat tempat tidurnya. Setiap lima menit sekali ia melirik benda mati itu, barang kali ada notifikasi masuk dari—yang katanya tiga hari yang lalu mengakui dirinya kekasih Necha—hanya untuk sekedar menyapa atau berbalas pesan seperti pasangan remaja pada umumnya.

Dihari dimana ia menerima—ralat dipaksa menjadi pacar seorang Dio—hingga sudah tiga hari ini lelaki itu tidak kunjung menghubunginya. Harusnya dia tidak perlu merasa dipusingkan dengan hal ini. Namun nyatanya Necha merasa gelisah sejak tiga hari yang lalu.

"Apanya yang pacaran kalo kaya gini, dari awal udah gue duga dia cuma iseng." gerutunya sendiri setelah meletakkan ponselnya lagi untuk kesekian kalinya.

Kini Necha tengah mondar-mandir di dalam kamarnya, ia bimbang antara menghubungi lelaki itu lebih dulu atau membiarkan saja.

Dering lagu Lazy Song dari Bruno Mars mengagetkannya. Necha mendesah kecewa, ia pikir kekasihnya. Kekasih my as! Makan tuh kekasih Cha.

Dering panggilan masih terdengar jelas di telinga Necha, dengan malas ia mengangkat panggilan itu.

"Yaa hallo."

"Hallo cha."

"Iya ada apa Lin?"

"Gue lagi jalan arah kerumah lo ni sama Aya, lo dirumah kan ?"

Necha menepuk jidat baru mengingat sesuatu "Oh, iya gue dirumah. Kesini aja."

"Oke lima belas menit lagi gue sampe."

"Bawain gue makanan plis!" pintanya sebelum Lina memutuskan telfon.

"Siap. Udah gue bawain batagor sama jus strowberry kesukaan lo."

"Thanks Lin. Hati-hati dijalan."

Necha baru ingat kalau dia sudah memiliki janji dengan kedua sahabatnya untuk membahas acara donor darah yang rutin dilaksanakan setiap 6 bulan sekali di sekolahannya.

Siapa sangka Necha yang dulunya memilih bergabung menjadi anggota PMR hanya karena alasan ingin menghindari kepanasan saat berdiri dibarisan upacara kini malah aktif di PMR. Banyak ilmu yang dia dapat dari serangkaian kegiatan PMR yang dia ikuti selama ini. Dari cara menangani orang pingsan saat upacara, mengobati orang yang kecelakaan, hingga tata cara mengikuti kegiatan donor darah ini. Setidaknya ia merasa dibutuhkan pada saat-saat menjadi anggota PMR.

Dia masih sangat ingat ketika dulu awal menjadi anggota PMR. Berbeda dengan Lina yang sudah tertarik lebih dulu dan dengan suka rela bergabung menjadi anggota PMR atau Aya yang dulu merupakan siswa pindahan dari Semarang itu memilih menjadi anggota PMR karena di sekolahnya yang lama dia adalah salah satu anggota PMR juga. Necha masuk dengan cara yang tak terduga.

Saat itu Necha baru naik ke kelas satu. Seperti yang sudah-sudah Necha selalu terlambat masuk sekolah. Tetapi, ketika itu dia tidak sendiri. Ada salah seorang kakak kelas 3 yang diam-diam Necha sukai juga bernasib sama sepertinya.

LawasWhere stories live. Discover now