Bagian 7 -Teman Facebook-

69 4 0
                                    


Hai semua, maafkan diriku yang menghilang dari peradaban beberapa minggu ini, wkwk. bukan maksudku menghilang. tapi beneran deh, semester tua menyita waktuku untuk menulis . haha

_______________

Bel masuk sekolah sudah berbunyi sejak lima belas menit yang lalu, yang artinya kegiatan belajar di dalam kelas telah berlangsung sejak tadi. Hari ini kebetulan jam pertama kelas sebelas IPS dua adalah olahraga, sebelum memulai permainan olahraga yang akan diinstrupsikan oleh guru pada siswanya, siswa terlebih dahulu melakukan pemanasan.

Kali ini giliran Necha yang memimpin teman-temannya untuk pemanasan. Mengapa ada giliran ? karena dulu ketika awal memasuki kenaikan kelas sebelas dan bertepatan pada jam olahraga, Pak Yanuar—guru olahraga kelas sebelas menugaskan salah satu siswa untuk memimpin pemanasan. Pak Yanuar tidak menunjuk salah satu dari siswanya, melainkan beliau menawarkan kepada siswa yang mau memimpin pemanasan. Ketika tidak ada salah satu siswa yang maju ke depan, maka Pak Yanuar memutuskan untuk setiap pelajaran olahraga pemimpin pemanasan bergulir setiap minggunya yang mana sesuai urutan absen.

Necha memulai pemanasan dengan menggerakan kepala ke kiri dan ke kanan, diikuti teman-teman kelasnya.

Selesai pemanasan Necha menghampiri Pak Yanuar "Pak, pemanasannya sudah selesai."

"Baik, tolong ambilkan bola basket di lemari ruang olahraga." pintanya

Necha mengangguk dan segera bergegas menuju ruang olahraga. Dia menyusuri koridor yang mengarahkan ke ruang olahraga sendiri, Necha melewati beberapa kelas termasuk kelasnya. Ketika dia hampir sampai di ruang olahraga, seseorang memanggilnya lantas membuat Necha mengarahkan kepalanya pada sumber suara.

Seseorang yang memanggilnya tadi mendekat.

"Eh wildan, ada apaan ?" seseorang yang memanggilnya tadi adalah Wildan, pacar dari salah satu sahabatnya.

"Nggak papa, mau kemana lo ?"

"Mau ambil bola basket di ruang olahraga. Lo sendiri ngapain keluyuran nggak jelas ?"

"Nah, kebetulan gue juga mau naruh formulir siswa yang daftar ekskul basket."

Necha ber-oh ria, keduanya masuk ke dalam ruang olahraga. Wildan menaruh berkasnya di meja, sementara Necha sudah membawa tiga bola basket ditangannya.

"Wil, bantuin dong." pinta Necha

Wildan berjalan mendekat dan mengambil dua bola basket di tangan Necha "Iya, by the way lo udah sms temen gue belom ?"

"Ha ? temen lo ?"

"Iya, yang tempo hari gue kasih nomernya ke elo."

Keduanya berjalan menuju lapangan basket.

Necha mengingat-ingat kapan Wildan pernah memberikan dia nomor Hp seseorang. "Oh, gue inget. Yang nomer orang ganteng itu kan."

Wildan terkekeh "Iya, gimana orangnya ?"

"Belum gue sms, gue malah udah lupa."

"Yaelah, pantesan gue tanyain ke orangnya malah bingung."

"Ya emang kenapa sih ?" tanya Necha penasaran. Kenapa juga dia harus menghubungi orang yang tidak dia kenal. Kenapa bukan temannya Wildan saja yang duluan menghubunginya. Dia kan cewek, masak cewek dulu yang ngajakin kenalan. Enggak banget!

"Biar nambah temen kan." sahut Wildan enteng.

"Maksud gue, kenapa harus gue duluan? Kenapa nggak temen lo yang sms gue dulu? Gue cewek wildan."

LawasWhere stories live. Discover now