Holiday

867 38 0
                                    

Bro.. mana teteh Kusuma..?" tanya Giri di telepon ketika ia menelepon Rendy untuk berbicara pada Kusuma.

Terdengar suara cerewet seorang wanita memceramahi anaknya tentang pentingnya gosok gigi sebelum tidur.

"Hehe.. ada tuh.. lagi kultum.. " balas Rendy di ujung telepon. "Mungilllll....?!" seru Rendy memanggil istrinya membuat Giri menjauhkan telinganya dari handphone.

Suara Kusuma yang menjawab 'iya' juga tak kalah melengking membuat Giri terkekeh, Septi jadi penasaran kenapa suaminya terkekeh. Giri hanya mengedipkan matanya sembari mencium dahi istrinya.

"Alooo.. honey bunny sweety..?" seru Kusuma di telepon. Rendy terkekeh mendengar istrinya seperti itu.

"Hmm.. teteh..?" suara Giri agak bingung.

"Kenapa pak pol..? Kok nadanya bingung.. oohh.. iya.. tiket kalian ya yang ke New Zealand itu..?" cerocos Kusuma pada Giri.

Giri menyeringai lebar, karena ia memang kelupaan mencetak tiket perjalanannya.

"Hmm.. iya teteh.. lupa di cetak.. " balas Giri malu.

"Aduh.. Gir.. zaman sudah canggih say.. tunjukin saja tiket itu dalam bentuk screenshot kalau lupa cetak. Tapi, sebaiknya di cetak ya Gir... untuk antisipasi. Maklum kadang pemeriksaan di negara orang ketat. Mana tahu kan handphone kamu mati ketika di tanya tiket pulang mah tidak ada.. " ujar Kusuma dengan ramah.

"Oo iya ya teteh.. sebaiknya di cetak.. hmm.. seperti bukti biar jelas.." gumam Giri.

"Nah.. pak polisi pintar euuyy.. mana Septi, jangan bilang dia kamu simpan di. balik selimut dalam keadaan tidak memakai baju.. " tukas Kusuma dengan suara tawa. Rendy mencubit pinggang istrinya membuat Kusuma terkikik geli lalu membalasnya dengan mencubiti perut keras sang suami tanpa ada efeknya. Rendy mengangkat alisnya lalu membawa tubuh istrinya untuk di pangku.

Septi merah padam karena tebakan Kusuma itu benar, ia memang berada di dalam selimut tanpa sehelai benang pun. Suaminya tadi setelah makan malam membuat mereka harus menyantap hidangan penutup.

"Halooo.. apa kalian masih di sana..? Atau sedang bergumul di dalam selimut.. saya kok di cuekin sih.. Mas Ren.. dua orang ini sepertinya sedang asyik..?" bisik Kusuma pada suaminya yang tinggi serta keren itu. Mereka sih masih tetap mesra walaupun sudah mempunyai anak 4, malah kemesraan ini tidak pernah berlalu seperti sebuah lagu.

"Ehh.. maaf teteh.. saya.. hmm.. iya.. " jawab Septi dengan terbata.

"Ahh.. tidak apa-apa Cep.. saya mah hanya mau menjahili kamu saja.. toh itu hak kamu kan mau pakai baju atau tidak. Toh, kalian sudah sepasang suami istri.. Btw, titip nama ya kalau sampai di New Zealand.. hehe.. seperti itu tuh, 'For Jeng Kusuma and her husband'. Nah, fotonya di tempat kece ya.. " ucap Kusuma dengan penuh semangat.

Kusuma dan Septi sibuk bergosip tentang banyak hal, suami mereka menunggu dengan sabar di dekat keduanya.

Giri mengusap-usap tubuh istrinya dari belakang. Istrinya sih berbaring di depannya tanpa memakai apa-apa di balik selimut. Tebakan Kusuma memang benar, mereka berada di dalam selimut tanpa memakai apa-apa.

Septi mendesah ketika jari suaminya sudah berada di dalam tubuhnya. Ia jadi tidak konsentrasi berbicara kepada Kusuma. Dengan mengertakkan giginya, Septi berusaha menjauhkan jari suaminya itu. Jari suaminya keluar dari tubuhnya tapi hanya untuk di gantian oleh masboy yang sudah seperti biasa, siaga dan panas menerobos tubuhnya dengan mulus.

Septi menjerit kecil karena terkejut membuat Kusuma tertawa.

"Cep.. ada tikus ya..?" tanya Kusuma dengan suara tawa. Rendy sih ikut menyeringai mendengarkan istrinya mengusili Septi.

PERJALANAN CINTA {Geng Rempong : 8}Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ