15. Pertolongan

10.3K 770 122
                                    

Ralia’s pov

Prang!

“A~~~”

Aku berteriak saking terkejutnya melihat kaca depan mobilku pecah. “Ha ha ha.” suara tawa 4 laki-laki itu membuatku semakin ketakutan. “Sudah ku bilang, gunakan saja ini dan kita bisa mendapatkannya dengan mudah.” Seseorang yang memecahkan kaca mobilku bagian depan tertawa lebih keras.

“Benar, sekarang semua ini milik kita! Mobil terbaru ini membuat kita kaya raya!” kata seseorang lagi mendekat dan hendak naik kap mobil untuk masuk ke mobilku. “Tunggu. Kau cantik sekali.” Ia menatapku, perkatannya membuat yang lainnya mendekat.

“Kau benar, bukankah hari ini kita mendapat keuntungan besar.” Si kurus menatapku dengan tatapan yang tak bisa ku jelaskan.

“Ayo masuk ke dalam dan bersenang-senang.” kata laki-laki yang mengetuk kaca mobilku tadi. Aku membuka kunci mobil dan hendak keluar dari mobil. Namun terhenti saat ada sesuatu yang menarik bahuku.

“Kenapa kau terburu-buru? Kita bersenang-senang dulu, sayang.” Dengan kurang ajarnya dia menyentuh daguku.

“Jangan sentuh aku!” teriakku, sebisa mungkin melawan. Aku menangis ketakutan dan tidak tahu harus berbuat apa selain berdoa.

Mas Indra, tolong Ralia.

“Tutup pintunya dan buka jilbabmu!”

“Tidak mau! Lepaskan aku!” teriakku sekuat tenaga dan menyilangkan tangan di dadaku.

Ia tertawa dan semakin mendekat padaku. “Ayolah, sayang. Jangan menolakku.”

“Kalian, berjagalah di luar dan bergantian setelah aku selesai.” kata laki-laki itu lalu menarikku menuju bagian tengah.

“Tolooong! Tolooong!” teriakku masih menyilangkan tangan di dadaku. Entah ada yang mendengarkanku atau tidak, tapi yang pasti Allah mendengarku.

“Ssssttt. Jangan berteriak.” Ia mendorong tubuhku hingga membuatku terlentang dan naik ke atasku. Tubuhku terkunci dan aku tidak bisa melakukan apapun. Laki-laki ini mencengkeram kedua tanganku yang masing menyilang di dadaku.

Laki-laki itu mendekatkan wajahnya, “Jangan lakukan apapun yang membuatku marah. Lebih baik turuti saja aku dan aku akan melepaskanmu.” bisiknya di telingaku membuatku gemetar ketakutan. Ku dorong tubuhnya agar menjauh dariku, tapi dengan mudah ia menghempaskan tanganku yang mencengkeram kaosnya hingga ku rasa ada yang terlepas dari pakaiannya itu.

Ya Allah tolong Ralia. Ya Allah, Ralia mohon selamatkan Ralia.

Ya Allah tolong Ralia.

Hanya kata itu yang bisa ku ucapkan dalam hati. Laki-laki itu semakin mendekatkan wajahnya ke wajahku, aku memalingkan wajahku dan mneyembunyikannya di sandaran kursi mobil. “Kau masih melawan? baiklah, lihat apa yang akan ku laku-”

“Bajingan!”

“Argh!” suara laki-laki itu berteriak dan tidak ku rasakan tubuhnya menindihku membuatku membuka mata untuk melihat apa yang terjadi. Aku terkejut melihat siapa yang sedang memukuli kawanan perampok ini.

Azril?

Bug

Bug

Bug

Begitulah suara yang ku dengar saat Azril memukuli 4 laki-laki yang mengerubunginya. Entah mengapa aku merasa Azril banyak memukul laki-laki yang tadi hampir memperkosaku. “Rasakan ini!” teriaknya memukul laki-laki itu hingga membuatnya jatuh tersungkur dengan memuntahkan darah segar dari mulutnya.

Second Love : Separuh NyawaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang