23. You Turn Me On

13.7K 729 11
                                    


Mood ku benar-benar berantakan sejak tadi.

Bahkan aku harus membatalkan seluruh meeting ku pagi ini dan lebih memilih mendudukkan diriku di mini bar dalam ruanganku dengan satu botol anggur yang sudah hampir separuh ku minum sendirian.

Dia kembali.

Argh!

Kembali ku tuang cairan merah pekat itu kedalam gelas dan menyesapnya nikmat.

"Takan ku biarkan ia kembali merebut milik ku" gumamku lebih tepatnya untuk diriku sendiri.

Aku melirik jam rolex di pergelangan tanganku yang menunjukan pukul 12 siang.

Aku segera meraih kunci mobil dan melangkah memasuki lift menuju basement.

Perutku lapar dan entah kenapa hanya ia yang pertama terlintas di kepalaku.

***

Ku masukan kombinasi password apartemenku hingga menimbulkan bunyi dentingan di pintu tanda password ku valid.

Melangkah masuk namun tak menemukan siapapun di ruang televisi.

Kemana Deandra? Biasanya di jam-jam seperti ini ia akan duduk santai memeluk toples cookies seraya menonton animasi favorit nya.

Oh Savio, sejak kapan kau perduli dengan adik kesayanganmu itu?

Mungkin saja saat ini ia tengah asik menggesek kartu kredit unlimited miliknya yang baru saja ia ambil dari sitaan Dad- batinku berdecak sebal.

Memutar wajahku kesegala arah dan tak menemukan juga tanda-tanda keberadaan Hazel.

Bahkan seolah tak ada tanda kehidupan disini sebelum aku datang.

Seketika begitu banyak kemungkinan buruk yang terlintas di kepalaku saat mencoba menebak kemana gadis Medusa itu pergi.

Apa ia pergi bersama pria itu lagi?

Oh tidak, Savio. kenapa kau selalu saja-

Tunggu. Wangi apa ini?

Seketika dahiku berlipat saat indra penciumanku tak sengaja menghirup aroma bebungaan yang asing.

Mawar?

"Hazel? Kau disini?" ucapku dengan suara agak keras seraya berjalan menuju dapur tempat dimana Hazel selalu menghabiskan waktunya untuk memasak.

Kosong, tak ada siapapun di sana.

Namun sebuah tudung saji di atas meja pantry menyita perhatianku.

Aku menghampiri dan membuka penutupnya hingga sesuatu yang kulihat semakin membuat cacing-cacing kelaparan di perut ku kian agresif.

Disana sudah tersaji satu piring salmon goreng lengkap dengan tumis sayuran hijau yang di masak dengan sosis dan potongan daging ayam. Dan semua ini terlihat sangat menggiurkan.

Aku tersenyum saat menyentuh pinggiran mangkuknya yang masih terasa hangat.

Seseorang baru saja memasaknya dan aku yakin itu bukanlah Deandra. karna gadis manja itu sama sekali tak pandai memasak.

"Hazel?" ucapku lagi seraya kembali menutup menu makan siangku. 

Kembali aku melangkahkan kakiku menuju kamarnya, mengetuknya dan tetap tak mendapati jawaban.

Aku memutar knop pintunya dan melangkah masuk. namun lagi-lagi hanya keheningan, tak ku temukan dirinya di manapun.

Aku hendak berbalik dan mencarinya di tempat lain sebelum wangi mawar kian terasa menyeruak kedalam indra penciumanku.

Stockholm Syndrome (COMPLETED)Where stories live. Discover now