62. Psikolog

7K 489 1
                                    

"Savio, aku akan pergi bekerja hari ini" ucapku seraya mengenakan hak 5cm ku dengan tergesa.

"Aku akan meminta Andrew mengantarmu" jawab Savio terlampau datar.

"Tak perlu, aku akan memanggil taksi saja" ucapku setelahnya.

Savio mendengus.

"Terserah" ucapnya yang lagi-lagi membuatku harus menghela nafas.

"Dan aku menempatkan body guard baru untuk mu di kantor. Dua orang sekaligus" lanjutnya dengan nada mengancam membuatku justru terkekeh.

"Baiklah, aku akan pergi. Kau beristirahatlah di kamar. Bye, Savio!" seruku sebelum meninggalkannya sendiri di sofa.

"Dan aku sudah menyiapkan sarapan dan makan siang untuk mu di meja pantry. Kau bisa menghangatkannya di Microwave jika kau lapar" lanjut ku.

Savio hanya menghempaskan tangannya dramatis memintaku untuk segera pergi.

Lagi-lagi aku terkekeh.

Aku melangkah menutup pintu apartemen dan memasuki Lift dengan riang.

Savio menempatkan dua orang bodyguard nya untuk ku?

Tidak kah itu sangat manis?

***

Aku kembali menatap lirih jam di pergelangan tanganku yang sudah menunjukan pukul setengah 8 pagi.

Dan aku terjebak disini, di sebuah taksi dalam keadaan jalanan macet total!

Beberapa kali aku mengumpat pelan saat taksi yang ku tumpangi benar-benar tak bergerak satu inchi pun.

Aku akan datang terlambat ke kantor!

Baru saja aku hendak mengeluarkan ponselku berniat menghubungi Adelio dan meminta sedikit dispensasi, aku malah di kejutkan dengan seseorang yang mengetuk kaca jendela taksi ku dari luar.

Aku mengamati seseorang yang kini mengenakan helm full face di atas motor besar berwarna hitam nya dengan seksama.

Astaga!

Segera aku menurunkan kaca jendelaku.

"Ello?" ucapku.

Ia terkekeh sebelum bergerak untuk membuka helm dari kepalanya.

"Hai, Hazello" ucapnya tanpa beban.

Aku mendengus.

"Kenapa kau ada disini?" lanjut ku.

Kini ia yang memutar mata.

"Ini jalan umum, Nona. Aku tak sengaja melihatmu menaiki taksi. jadi aku mengikuti mu" jelasnya.

Aku berdecak.

"Bagaimana jika kau ikut bersama ku saja? aku tahu sedikit jalan alternatif untuk tiba di kantormu lebih cepat" lanjutnya yang seketika terdengar bagai guyuran air hujan di ladang tandus.

Aku mengangguk dengan semangat dan segera membayar argo taksi ku sebelum memutuskan untuk turun.

Yeah, jalanan pagi ini benar-benar macet total!

Aku mendekati Ello yang kini memberiku sebuah helm baru yang ia ambil dari jok belakang dan membantuku untuk memasangkannya di kepalaku.

Ia begitu manis!

Dengan bantuannya akhirnya aku dapat menaiki motor besarnya dengan beberapa kali usaha.

Dan benar saja, Ello langsung memacu motornya sedemikian rupa hingga akhirnya lolos dari kemacetan dengan begitu mudahnya.

Stockholm Syndrome (COMPLETED)Where stories live. Discover now