Serendipity Kedua - Memantik Ingatan

6.4K 311 139
                                    

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

***

"Astaga!" Gebrakan meja di seberang kubikel mengagetkan dan membuatku mendongak, menatap Giska yang tak lama berselang sudah berdiri di depan mejaku.

"Pulang yuk! Elo nggak kasian sama ini kantor, nanti bangkrut bayar lemburan kita berdua?"

Aku tertawa, masih dengan asyiknya kembali menekuri pekerjaan. "Elo duluan aja deh, baru juga jam segini. Masih sore kali, Gis."

Giska kemudian memegang lengan kiriku dan membawanya ke depan wajahku. "Ini jam tangan elo, dipake. Buat ngecek jam, bukan dianggurin, ngerti, Bu?"

"Hah? Udah jam delapan?" aku mengerjap beberapa kali menatap jam tangan yang melingkar di pergelanganku ini. "Gue kira masih jam enam, bentar deh bentar, lima belas menit lagi oke. Gue harus nyelesaiin ini buat meeting hari Senin soalnya."

"Bawa ke rumah ajalah."

Aku menggeleng. "Ogah, weekend itu bukan waktunya buat kerja. Males amat gue udah eight to five dari Senin sampe Jumat buat kerja, itu belum termasuk lembur. Masa iya, waktunya santai harus dipake buat duduk di depan laptop juga."

"Yeee, yaudah cepetan." Giska memukul lenganku pelan.

"Eh, emang cowok lo nggak ngajak jalan, ya? Kok tumben elo sampe lupa sama jam di hari Jumat gini." Tanyanya lagi sesaat setelah mengambil kursi dan duduk di sampingku.

"Lagi manggung doi. Gue nggak mau ganggu kalo dia lagi sibuk sama kerjaannya." Aku mencetak beberapa laporan yang kubutuhkan sambil menatap curiga Giska. "Elo juga, kenapa tumben amat mau lembur sampe malem gini coba?"

"Kerjaan gue belum kelar."

Setengah terbelalak aku menatapnya sambil mengisi kekosongan kantor dengan tawa yang tak terkontrol. "Bohong banget kalo cuma karena kerjaan! Kayak gue enggak tau elo aja. Mau beli apaan lagi lo?"

"Ish elo mah! Kayak elo nggak aja sih. Biasanya elo juga gitu, betah lembur karena mau liburan."

"Ya iyalah, gue kerja tuh buat liburan. Kerjaan utama gue ya liburan, duduk di depan komputer kayak gini dan ngurus segala printilan laporan-laporan ini tuh cuma kegiatan pengisi waktu luang aja." Jawabku sambil merapikan kertas dan beberapa map di hadapan.

Keping Ingatan (Elegi Renjana)Onde histórias criam vida. Descubra agora