Part 13 : Pupus

880 91 17
                                    

Maaf jika sikapku mengganggumu, karena aku sulit bersikap biasa saja pada orang yang aku sukai.

-Kanina-

***

Di dalam kelas, aku melihat Rizki sedang duduk di samping Wulan, mereka sedang mengobrol dan saling melemparkan candaan satu sama lain.

Dan entah mengapa hati ini sesak melihat mereka dekat, padahal aku bukan siapa-siapanya.

Aku menunduk.

"Kanina!" Wulan memanggilku.

Aku mendongak dan melihat ke arah mereka dengan senyuman yang dipaksakan.

"Tumben jam segini udah sampe kalian?" tanyaku.

Wulan tersenyum malu-malu dan melirik ke arah Rizki.

Aku menatap ke arah Rizki. "Oy, lu tadi kenapa gue telpon tapi sedang dalam panggilan lain?"

"Sorry, Kanina, tapi lo nggak usah telpon gue lagi setiap pagi."

"Hah?" Aku mengernyit.

"Gue yang bangunin Rizki tadi pagi," tukas Wulan saat aku berkutat dengan pikiranku.

"Oh, oiya, Ki. Lo ngomong gitu tadi seakan-akan gue yang pengen banget telpon lo setiap pagi, padahal lo sendiri yang minta. Btw, kalian ...."

"Gue sama Wulan jadian."

"Hah?!" teriakku refleks.

Melihat mereka berdua mengernyit aku tersadar dari tindakan bodohku.

"Oh! A-anu, selamat yaaa!! Ya ampun nggak nyangka banget, hehe."

Wulan tersenyum. "Thanks, Bep."

"Selamat-eh, anu ... semoga langgeng, gu-gue mau ke kamar mandi dulu," ucapku dan langsung berbalik arah.

Brakkk!

Aku berakhir di lantai karena terjegal kaki meja.

"KANINA!" pekik mereka berdua bersamaan. Untung saja kelas masih sepi.

Aku langsung berdiri dan mengibas pelan rokku. "Gue gapapa kok, santai aja."

Aku berbalik arah dan berjalan cepat keluar kelas.

Kenapa rasanya sakit? Untuk bernapas pun rasanya seperti sesak.

***

NEXT NGGAK NIH?
SENGAJA DICAPSLOCK, BIAR PADA KOMEN.

Panda Boy (✓) Where stories live. Discover now