Bagian 6 : Terkuak

395 50 6
                                    

Mulailah dengan melupakan. Mungkin saat ini kamu masih belum bisa melupakan dia dan segala kenangan manisnya. Tapi percayalah, akan ada saatnya kamu berada di titik lelah dan memilih melupakan.

—Kanina

***

"Balik bareng skuy!" Febri tiba-tiba nongol di depan wajah Kanina. Padahal guru belum beranjak dari kelas setelah mengucapkan salam. Kelakuan absurd di kelas itu memang sudah menjadi makanan sehari-hari para pengajar yang masuk di kelas.

Febri sama Kanina sekarang deket? batin Wulan bertanya-tanya.

Dari ekor mata Febri, dilihatnya Rizki yang sibuk memerhatikan dirinya, dan Indah yang menunduk menahan tawa. Tanpa memerdulikan Rizki, Febri kembali berkata pada Kanina yang diam saja, "Ayo, Kanina!" Pipi Kanina merah padam luput dari perhatian Febri.

"Lan, minggir dong," ucap Febri sekaligus menyadarkan Wulan dari lamunan.

"Lo sama Kanina deket?"

"Iya, Lan. Otw dapetin hatinya Kanina akutu."

"Belum jadian berarti?" tanya Wulan kembali.

"Kok kepo sih? Udah, urusin Si Rizki sana."

Senyum Wulan mengembang. "Cepet-cepet jadian ya! Gue dukung kalian!"

Rizki bangkit dari duduknya dan menarik Wulan untuk bangkit. "Ikut gue," desis Rizki tajam dan berlalu keluar kelas.

Wulan, Kanina, Indah, dan Febri sedikit tersentak mendengar ucapan Rizki yang begitu dingin. Pikiran mereka di penuhi dengan tanda tanya.

"Guys, gue ke Bebep dulu ya!" pamit Wulan kemudian berlari menyusul Rizki.

"Lo apaan si, Feb. Malu tau," desis Kanina seperti cicitan.

"Apasi, kenapa lo jadi cewek pemalu gini sih?"

"Lo terlalu terang-terangan secara langsung, kan gue kaget," ucap Kanina membuat Febri dan Indah tertawa.

Ternyata, begini Kanina yang sedang dalam masa PDKT?

***

"Maksud lo apa tadi?" tanya Rizki sesaat setelah sampai di koridor lantai dua yang sudah berangsur sepi.

Wulan mengernyit. "Maksud kamu?"

Rizki mencekal tangan Wulan sedikit erat. "Kenapa lo malah dukung mereka berdua?"

"Emangnya kenapa? Salah? Toh juga lo masih jadi pacar gue."

Rizki mengembuskan napas lelah, tidak mau kehilangan kendali menghadapi perempuan di hadapannya.

"Biar gue lurusin. Gue emang pacar lo, tapi sampai sekarang gue gak bisa bales perasaan lo, Wulan."

***

Komen dong, pengen tahu.
Apa masih ada yang nungguin cerita Panda Boy ini?

Panda Boy (✓) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang