Part 17 : Pengakuan

884 96 4
                                    

Dengan bodohnya aku pernah berpikir bahwa kita memiliki perasaan yang sama.

***

Aku melepaskan pelukan Indah dan menatap matanya.

"Jujur aja sama gue, lo suka sama Rizki, kan?" Indah mengulangi pertanyaannya.

Aku menutup mataku dan mengangguk.

"Gue nggak tahu kenapa, tapi semakin gue mengelak, semakin gue sadar kalau gue cinta sama dia. Pikiran gue nolak suka sama dia karena dia teman, tapi kenapa dalam hati beda?"

"Ternyata bener dugaan gue, tapi ... apa Wulan bener-bener nggak peka, nggak tahu atau gimana sih?"

"Tentang?"

"Lo suka sama Rizki."

Aku menghela napas dalam dan mengembuskannya kasar. "Entahlah, antara gue yang terlalu pinter nutupin perasaan gue yang sebenarnya, atau dia yang emang nggak peka."

Indah menggeleng kepalanya. "Gue yang kenal baru sebentar sama lo aja udah ada yang namanya nebak salah satu dari kalian itu ada yang punya perasaan."

"Gue lega," ucapku.

"Karena?"

"Karena gue udah bisa jujur sama perasaan gue sendiri, dan gue udah cerita sama lo."

Indah tersenyum. "BTW, lo ada hubungan apa sama Febri?"

Aku melotot mengingat kejadian Febri mengungkapkan perasaannya padaku.

"Kenapa ekspresi lo gitu, Kanina?"

"Febri tadi bilang kalau suka sama gue," ucapku dan Indah menganga kaget.

"OMO! DAEBAK!!! BENERAN?"

"Sttttt! Jangan berisik. Ini UKS tau!"

Indah berkacak pinggang. "Yang bilang ini kuburan siapa?"

"Nggak ada sih," jawabku yang diakhiri kekehan.

"Kalau gitu lo harus move on dari Rizki! Ada orang yang suka sama lo, mending sama dia aja."

"Nggak segampang itu. Tapi, Ndah ... gue nyesel."

"Hah? Kenapa?"

"Karena dengan bodohnya, gue pernah berpikir kalau dia memiliki perasaan yang sama ke gue. Eh ternyata dia sukanya sama sahabat gue."

Indah terkekeh geli. "Sekarang lagi musim kayaknya. Deketnya sama siapa, jadiannya sama siapa."

***

Panda Boy beberapa chapter lagi akan segera tamat guys! ❤
Thanks untuk dukungannya selama ini.

Next chapter : Kasih Tak Sampai.

Panda Boy (✓) حيث تعيش القصص. اكتشف الآن